Pencipta WiFi, Norman Abramson Meninggal Dunia di Usia 88 Tahun
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Perkembangan teknologi saat ini harus sangat bersyukur atas hasil temuan Norman Abramson. Sebab, ia adalah orang yang menciptakan teknologi jaringan WiFi. Sayangnya, Abramson dilaporkan baru saja meninggal dunia.
Berdasarkan informasi dari New York Times Abramson meninggal dunia pada 1 Desember 2020 lalu di usia 88 tahun. Sakit kanker kulit yang bermetasis (penyebaran sel kanker) ke paru-paru membuatnya tak bisa bertahan. (Baca juga : Paus Francis Ingin Kota Suci Vatikan Bebas dari Emisi di 2050 )
Pria bernama lengkap Norman Manuel Abramson yang lahir di Boston, Massachussetts, 1 April 1932 ini, meninggalkan seorang istri, putra, dan tiga orang cucu.
Melansir dari The Verge, Minggu (13/12/2020), Abramson merupakan lulusan Universitas Harvard pada 1953. Ia kemudian melanjutkan pendidikan masternya di jurusan fisika di Universitas California pada 1955.
Kemudian pada 1958, Abramson mendapat gelar Ph.D untuk jurusan teknik eletrik di Universitas Stanford. Tesisnya saat itu fokus pada teori komunikaai yang di dalamnya mencakup bidang ilmu matematika, teori informasi, dan semiotika.
Ia merupakan pengajar teknik elektronika dan ilmu komputer di Universitas Hawaii. Di sana, ia juga mengerjakan proyek pengembangan teknologi radio, untuk membantu sekolah atau kampus mengirimkan dan menerima data dari lokasi yang cukup terpencil di Hawaii ke tempat lain di benua Amerika. (Baca juga : BMW Motorrad Lakukan Recall. Bukan Motor, Tapi Jaket Kulit )
Proyek ini didanai oleh Advanced Research Projects Agency (ARPA). Prinsip pengembangannya sama seperti ARPAnet, sebagai cikal bakal internet modern.
Kemudian, proyek teknologi jaringan radio ini dikembangkan menjadi proyek ALOHAnet yang dikerjakannya bersama rekannya, Franklin Kuo. Nah, proyek inilah yang menjadi cikal bakal dari jaringan internet nirkabel yang hari ini poluler dengan sebutan WiFi.
Berdasarkan informasi dari New York Times Abramson meninggal dunia pada 1 Desember 2020 lalu di usia 88 tahun. Sakit kanker kulit yang bermetasis (penyebaran sel kanker) ke paru-paru membuatnya tak bisa bertahan. (Baca juga : Paus Francis Ingin Kota Suci Vatikan Bebas dari Emisi di 2050 )
Pria bernama lengkap Norman Manuel Abramson yang lahir di Boston, Massachussetts, 1 April 1932 ini, meninggalkan seorang istri, putra, dan tiga orang cucu.
Melansir dari The Verge, Minggu (13/12/2020), Abramson merupakan lulusan Universitas Harvard pada 1953. Ia kemudian melanjutkan pendidikan masternya di jurusan fisika di Universitas California pada 1955.
Kemudian pada 1958, Abramson mendapat gelar Ph.D untuk jurusan teknik eletrik di Universitas Stanford. Tesisnya saat itu fokus pada teori komunikaai yang di dalamnya mencakup bidang ilmu matematika, teori informasi, dan semiotika.
Ia merupakan pengajar teknik elektronika dan ilmu komputer di Universitas Hawaii. Di sana, ia juga mengerjakan proyek pengembangan teknologi radio, untuk membantu sekolah atau kampus mengirimkan dan menerima data dari lokasi yang cukup terpencil di Hawaii ke tempat lain di benua Amerika. (Baca juga : BMW Motorrad Lakukan Recall. Bukan Motor, Tapi Jaket Kulit )
Proyek ini didanai oleh Advanced Research Projects Agency (ARPA). Prinsip pengembangannya sama seperti ARPAnet, sebagai cikal bakal internet modern.
Kemudian, proyek teknologi jaringan radio ini dikembangkan menjadi proyek ALOHAnet yang dikerjakannya bersama rekannya, Franklin Kuo. Nah, proyek inilah yang menjadi cikal bakal dari jaringan internet nirkabel yang hari ini poluler dengan sebutan WiFi.
(wsb)