Sampai Hari Ini Kominfo Temukan 1.237 Hoax Terkait COVID-19

Senin, 23 November 2020 - 18:03 WIB
loading...
Sampai Hari Ini Kominfo Temukan 1.237 Hoax Terkait COVID-19
Berdasarkan laporan isu hoax Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika Kominfo, hoax terbaru yang berhasil diidentifikasi oleh mesin AIS, mengenai Pandemi Corona sudah Berakhir (Release dari Aliansi Dokter Dunia). Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) hingga hari ini, Senin (23/11/2020), telah mengidentifikasi 1.237 hoax terkait COVID-19 .

"Kalau terkait covid cukup banyak, sampai pagi ini ada 1.237 hoax terkait COVID-19," ungkap Juru Bicara Kominfo, Dedy Permadi kepada SINDOnews melalui pesan singkatnya. (Baca juga: Resep WhatsApp Tangkal Hoax: Amati Isinya, Baca Sampai Habis, Cek Sumbernya )

Berdasarkan laporan isu hoax Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika Kominfo, hoax terbaru yang berhasil diidentifikasi oleh mesin AIS, mengenai Pandemi Corona sudah Berakhir (Release dari Aliansi Dokter Dunia).

Kabar hoax ini diidentifikasi pada Minggu 22 November 2020. Postingan yang diunggah di Facebook itu terkait vaksin COVID-19 yang tak berguna. Pandemik Corona sudah berakhir dinyatakan oleh aliansi dokter dunia.

Klaim bahwa vaksin COVID-19 tak berguna dan pandemik virus Corona sudah berakhir adalah salah. Faktanya hingga Minggu (22/11/2020), masih terjadi penyebaran COVID-19 di seluruh dunia.

Melansir data World O Meters, hingga saat ini ada 58.488.517 kasus dan menewaskan 1.386.334 orang dari 220 negara. Khusus di Indonesia, melansir data dari covid-19.go.id, ada 493.308 kasus positif dan menewaskan 15.774 orang.

Prof Hindra Irawan Satiri, SpA(K), MTropPaed, Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) menyampaikan mitos yang mengatakan vaksin mengandung zat berbahaya adalah tidak benar. Karena tentu saja kandungan vaksin sudah diuji sejak pra klinik.

Ada pula hoax mengenai RSUP Dr Sardjito yang kolaps karena paramedis terpapar COVID-19. Beredar sebuah pesan berantai di WhatsApp yang berisi informasi bahwa Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito Yogyakarta tengah kolaps karena banyaknya paramedis terpapar virus Corona.

Dalam pesan itu disebutkan pula sejumlah ruang perawatan di rumah sakit utama rujukan COVID-19 Yogyakarta terpaksa harus tutup. Sebab tenaga medis yang bertugas tertular bahkan membentuk klaster-klaster baru.

Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, Banu Hermawan, menegaskan, berita yang tersebar terkait klaster di RSUP Dr Sardjito tersebut tidak benar.

Banu menjelaskan, layanan RSUP Dr Sardjito tetap berjalan seperti biasanya. Dia mengimbau kepada masyarakat yang menggunakan fasilitas RSUP Dr Sardjito tetap mematuhi segala protokol kesehatan yang ditetapkan. (Baca juga: Millen Cyrus Konsumsi Sabu 3-4 Kali di Hotel dan Bali )
(iqb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2507 seconds (0.1#10.140)