Diminta Copot 5G Huawei, Operator Brasil Abaikan Undangan Wamenlu AS
loading...
A
A
A
SAO PAULO - Administrasi Trump terus menggelar kampanye bahwa jaringan 5G Huawei tak aman lantaran punya "pintu belakang" yang terhubung dengan Pemerintah Komunis China . Sudah ada 30 negara yang bergabung dengan AS, tapi ada juga yang menolak. Contohnya Brasil .
Empat perusahaan telekomunikasi teratas Brasil telah memutuskan untuk tidak bertemu dengan pejabat senior AS yang berkunjung ke Negara Samba tersebut. Kedatangan mereka untuk merekomendasikan agar teknologi Huawei menghilang dari pasar peralatan 5G Brasil. Reuters menyebutkan, hal ini diungkap oleh sebuah sumber industri pada akhir pekan kemarin. (Baca juga: Mirip iPhone 12, Huawei nova 8 SE Dibekali Kamera Quad 64 MP dan Jaringan 5G )
Operator tersebut menolak undangan Kedutaan AS untuk bertemu pada hari Senin di Sao Paulo. Tidak main-main, undangan dilayangkan oleh Keith Krach, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) AS untuk pertumbuhan ekonomi, energi dan lingkungan.
“Undangan ini tidak sesuai dengan pilihan pasar bebas yang biasa kami lakukan. Kami harus dapat dengan bebas membuat keputusan keuangan terbaik kami,” kata sumber tersebut yang meminta agar namanya tidak disebutkan.
Undangan dari Duta Besar AS untuk Brasil, Todd Chapman, yang ditolak pemain telekomunikasi setempat, pertama kali dilaporkan oleh surat kabar Folha de S Paulo. Disebutkan perusahaan lebih memilih untuk tidak hadir.
Telefonica Brasil SA, Grupo Oi SA, TIM Participações SA, dikendalikan oleh Telecom Italia SpA dan Claro, yang dimiliki oleh America Movil Meksiko. Masing-masing mengendalikan antara 19% dan 29% pasar nirkabel Brasil.
Mereka sudah menggunakan peralatan Huawei untuk persiapan pelelangan konsesi spektrum tahun depan di Brasil. Karena itu tidak mendukung larangan Huawei yang diminta oleh Pemerintah AS.
Kedutaan Besar AS tidak segera membalas permintaan komentar. Keempat operator tersebut juga menolak berkomentar.
Pemerintahan Trump telah meningkatkan tekanan diplomatik secara internasional untuk memblokir penggunaan peralatan Huawei. Mereka menuduh teknologi Huawei dapat digunakan China untuk memata-matai negara lain. Raksasa manufaktur China itu pun berulang kali membantah menjadi risiko keamanan nasional bagi pemakai jasanya.
"Huawei adalah tulang punggung pengawasan global China," tulis Krach dalam artikel op/ed yang diterbitkan pada Agustus 2020 di surat kabar O Globo Brasil. (Baca juga: LPSK Dorong Polisi Selidiki TPPO terhadap 155 WNI Awak Kapal China )
Krach, mengatakan, AS dan mitranya mempercepat upaya untuk melindungi keamanan ekonomi global dengan membatasi keterlibatan Huawei dalam jaringan 5G. “Sekarang ada lebih dari 30 negara yang berpartisipasi dalam Jaringan Bersih,” tulisnya.
Empat perusahaan telekomunikasi teratas Brasil telah memutuskan untuk tidak bertemu dengan pejabat senior AS yang berkunjung ke Negara Samba tersebut. Kedatangan mereka untuk merekomendasikan agar teknologi Huawei menghilang dari pasar peralatan 5G Brasil. Reuters menyebutkan, hal ini diungkap oleh sebuah sumber industri pada akhir pekan kemarin. (Baca juga: Mirip iPhone 12, Huawei nova 8 SE Dibekali Kamera Quad 64 MP dan Jaringan 5G )
Operator tersebut menolak undangan Kedutaan AS untuk bertemu pada hari Senin di Sao Paulo. Tidak main-main, undangan dilayangkan oleh Keith Krach, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) AS untuk pertumbuhan ekonomi, energi dan lingkungan.
“Undangan ini tidak sesuai dengan pilihan pasar bebas yang biasa kami lakukan. Kami harus dapat dengan bebas membuat keputusan keuangan terbaik kami,” kata sumber tersebut yang meminta agar namanya tidak disebutkan.
Undangan dari Duta Besar AS untuk Brasil, Todd Chapman, yang ditolak pemain telekomunikasi setempat, pertama kali dilaporkan oleh surat kabar Folha de S Paulo. Disebutkan perusahaan lebih memilih untuk tidak hadir.
Telefonica Brasil SA, Grupo Oi SA, TIM Participações SA, dikendalikan oleh Telecom Italia SpA dan Claro, yang dimiliki oleh America Movil Meksiko. Masing-masing mengendalikan antara 19% dan 29% pasar nirkabel Brasil.
Mereka sudah menggunakan peralatan Huawei untuk persiapan pelelangan konsesi spektrum tahun depan di Brasil. Karena itu tidak mendukung larangan Huawei yang diminta oleh Pemerintah AS.
Kedutaan Besar AS tidak segera membalas permintaan komentar. Keempat operator tersebut juga menolak berkomentar.
Pemerintahan Trump telah meningkatkan tekanan diplomatik secara internasional untuk memblokir penggunaan peralatan Huawei. Mereka menuduh teknologi Huawei dapat digunakan China untuk memata-matai negara lain. Raksasa manufaktur China itu pun berulang kali membantah menjadi risiko keamanan nasional bagi pemakai jasanya.
"Huawei adalah tulang punggung pengawasan global China," tulis Krach dalam artikel op/ed yang diterbitkan pada Agustus 2020 di surat kabar O Globo Brasil. (Baca juga: LPSK Dorong Polisi Selidiki TPPO terhadap 155 WNI Awak Kapal China )
Krach, mengatakan, AS dan mitranya mempercepat upaya untuk melindungi keamanan ekonomi global dengan membatasi keterlibatan Huawei dalam jaringan 5G. “Sekarang ada lebih dari 30 negara yang berpartisipasi dalam Jaringan Bersih,” tulisnya.
(iqb)