Kira-Kira Begini Nantinya Cara Konsumen Belanja Lewat Aplikasi WhatsApp
loading...
A
A
A
JAKARTA - Fitur belanja pada WhatsApp bisa jadi akan berdampak cukup besar pada UKM di Indonesia. Besar kemungkinan pemilik bisnis seperti gerai makanan hingga industri rumahan, akan semakin mudah bertransaksi. BACA JUGA :10 Alasan Poco X3 NFC Layak Disebut The Real Mid Range Killer
Anggap saja Anda sedang ingin membeli sebuah cake. Dari Google Maps, ada toko Sandra Bakery yang terdekat dari rumah. Lalu Anda mendapatkan nomor kontaknya, dan bertanya lewat WhatsApp.
Anda lantas bertanya “ada produk apa saja yang tersedia di toko?”
Tapi, ternyata pemilik toko mengarahkan Anda ke katalog toko Sandra Bakery. Di etalase itu ada Black Forest, Red Velvet, hingga Lapis Surabaya.
Anda tertarik dengan Black Forrest seharga Rp175.000, lalu mengklik menu “Tambah ke Keranjang”.
Setelah itu, sama seperti umumnya proses transaksi di marketplace, Anda klik lagi menu “Lanjutkan Pembayaran”.
WhatsApp sendiri belum memberitahu pembayaran apa saja yang nantinya akan tersedia. Tapi, kemungkinan besar kedepannya akan sama seperti e-commerce lainnya. Mulai dari kartu kredit, OVO, Gopay, dan lainnya.
Setelah itu, Anda akan memilih “Metode Pengiriman”. Apakah akan mengambil sendiri, atau dikirim lewat kurir/logistik.
Bagi UKM, tentu saja fitur belanja langsung lewat WhatsApp ini akan membuka pelanggan dan kesempatan baru.
Ambil contoh toko hobi aksesoris Drone. Ia akan lebih mudah bertransaksi dan mengirim produk ke pembeli mereka bahkan yang ada di luar kota.
BACA JUGA:4 Kamera, 64 MP, Rp3 jutaan, Ini Fitur Kamera Terbaik Poco X3 NFC
Tapi, apa bedanya jika toko tersebut juga memiliki lapak berjualan aksesoris drone di marketplace seperti Bukalapak dan Tokopedia? Proses berjualan dan proses transaksinya, kurang lebih sama.
Bedanya, ada pada simplisitas dan kedekatan cara berkomunikasi.
Dengan platform chatting WhatsApp, pembeli akan merasa lebih dekat dan langsung berkomunikasi/chatting dengan pemilik toko/penjualnya.
Mereka bisa langsung bertanya, meminta saran terhadap barang yang akan dibeli, dan pada akhirnya langsung melakukan pembelian/transaksi lewat aplikasi WhatsApp. Semua dilakukan dengan mudah.
Di marketplace, pembeli memang tetap berkomunikasi lewat chatting. Tapi, cara berkomunikasinya tidak akan sedekat lewat chatting WhatsApp. Sekadar untuk berkirim foto, membagi link, atau memasang Meme, tidak mudah dilakukan di aplikasi marketplace.
Survei The Harris Poll yang melibatkan 1.019 responden berusia 18 tahun ke atas pada 4-10 September 2020 di Indonesia menunjukkan bahwa 88% orang di Indonesia setuju bahwa mereka “ingin dapat berkomunikasi dengan bisnis dengan cara yang sama seperti berkomunikasi dengan teman/keluarga melalui pesan (misal melalui aplikasi perpesanan atau SMS),”.
Anggap saja Anda sedang ingin membeli sebuah cake. Dari Google Maps, ada toko Sandra Bakery yang terdekat dari rumah. Lalu Anda mendapatkan nomor kontaknya, dan bertanya lewat WhatsApp.
Anda lantas bertanya “ada produk apa saja yang tersedia di toko?”
Tapi, ternyata pemilik toko mengarahkan Anda ke katalog toko Sandra Bakery. Di etalase itu ada Black Forest, Red Velvet, hingga Lapis Surabaya.
Anda tertarik dengan Black Forrest seharga Rp175.000, lalu mengklik menu “Tambah ke Keranjang”.
Setelah itu, sama seperti umumnya proses transaksi di marketplace, Anda klik lagi menu “Lanjutkan Pembayaran”.
WhatsApp sendiri belum memberitahu pembayaran apa saja yang nantinya akan tersedia. Tapi, kemungkinan besar kedepannya akan sama seperti e-commerce lainnya. Mulai dari kartu kredit, OVO, Gopay, dan lainnya.
Setelah itu, Anda akan memilih “Metode Pengiriman”. Apakah akan mengambil sendiri, atau dikirim lewat kurir/logistik.
Bagi UKM, tentu saja fitur belanja langsung lewat WhatsApp ini akan membuka pelanggan dan kesempatan baru.
Ambil contoh toko hobi aksesoris Drone. Ia akan lebih mudah bertransaksi dan mengirim produk ke pembeli mereka bahkan yang ada di luar kota.
BACA JUGA:4 Kamera, 64 MP, Rp3 jutaan, Ini Fitur Kamera Terbaik Poco X3 NFC
Tapi, apa bedanya jika toko tersebut juga memiliki lapak berjualan aksesoris drone di marketplace seperti Bukalapak dan Tokopedia? Proses berjualan dan proses transaksinya, kurang lebih sama.
Bedanya, ada pada simplisitas dan kedekatan cara berkomunikasi.
Dengan platform chatting WhatsApp, pembeli akan merasa lebih dekat dan langsung berkomunikasi/chatting dengan pemilik toko/penjualnya.
Mereka bisa langsung bertanya, meminta saran terhadap barang yang akan dibeli, dan pada akhirnya langsung melakukan pembelian/transaksi lewat aplikasi WhatsApp. Semua dilakukan dengan mudah.
Di marketplace, pembeli memang tetap berkomunikasi lewat chatting. Tapi, cara berkomunikasinya tidak akan sedekat lewat chatting WhatsApp. Sekadar untuk berkirim foto, membagi link, atau memasang Meme, tidak mudah dilakukan di aplikasi marketplace.
Survei The Harris Poll yang melibatkan 1.019 responden berusia 18 tahun ke atas pada 4-10 September 2020 di Indonesia menunjukkan bahwa 88% orang di Indonesia setuju bahwa mereka “ingin dapat berkomunikasi dengan bisnis dengan cara yang sama seperti berkomunikasi dengan teman/keluarga melalui pesan (misal melalui aplikasi perpesanan atau SMS),”.
(dan)