Penjelasan BMKG Mengenai Hujan Es

Kamis, 24 September 2020 - 17:01 WIB
loading...
Penjelasan BMKG Mengenai...
ilustrasi bumi. FOTO/ IST
A A A
JAKARTA - Hujan es menjadi fenomena yang cukup sering dibicarakan, apalagi beberapa hari belakangan fenomena tersebut terjadi di Kota Cimahi, Jawa Barat. (Baca juga: Pandemi Belum Capai Puncak, Ini Saran Analis untuk Para Investor )

Namun, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena hujan es merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi.

Dikutip dari laman resmi BMKG, Kamis (24/9/2020) kejadian hujan lebat es disertai kilat petir dan angin kencang lebih banyak terjadi pada masa transisi atau pancaroba musim, baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya. . )

Adapun indikasi terjadinya hujan lebat atau es biasanya disertai kilat petir dan angin kencang berdurasi singkat.

Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.

Udara yang terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat, ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%).

Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus, di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu - abu menjulang tinggi seperti bunga kol.

Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu - abu bahkan hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus).

Pepohonan disekitar tempat berdiri akan ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat. Terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat berdiri.

Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras yang tiba - tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.

Jika 1 hingga 3 hari berturut - turut tidak ada hujan pada musim transisi pancaroba atau penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Terumbu Karang Purba...
Terumbu Karang Purba Berusia 800 Tahun Ditemukan di Laut Merah
Piramida Bawah Air Diklaim...
Piramida Bawah Air Diklaim Lebih Tua dari yang Ada di Mesir
Kambing Misterius Ini...
Kambing Misterius Ini Mampu Hidup di Area Vulkanik selama 2 Abad Lebih
Ilmuwan Temukan Olo...
Ilmuwan Temukan Olo Warna Baru yang Belum Dilihat oleh Manusia
Lempeng Tektonik Berubah...
Lempeng Tektonik Berubah Drastis, Riset Klaim India Mulai Terbagi Jadi Dua
Jepang Kenalkan Rudal...
Jepang Kenalkan Rudal dengan Kecepatan Lebih dari 9.000 Km per-Jam
Hasil Riset Ungkap Tumbuhan...
Hasil Riset Ungkap Tumbuhan Bisa Menjerit saat Tersakiti
China Siap Lanjutkan...
China Siap Lanjutkan Misi Luar Angkasa Minggu ini
Diselimuti Jutaan Telur...
Diselimuti Jutaan Telur Raksasa, Gunung Berapi Bawah Laut Purba Ditemukan
Rekomendasi
Hampir 30 Tahun Berlalu,...
Hampir 30 Tahun Berlalu, Pengawal Ini Bongkar Kengerian Malam Kematian Putri Diana
Siapa Yunice Abbas?...
Siapa Yunice Abbas? Kakek Perampok yang Menodong Senjata dan Merampok Kim Kardashian tapi Tak Tahu Siapa Korbannya
Wapres AS JD Vance:...
Wapres AS JD Vance: Ukraina Tak Akan Menang Perang Melawan Rusia!
Berita Terkini
Ngeri! AI Jahat Skynet...
Ngeri! AI Jahat Skynet di Film Terminator yang Menguasai Manusia bisa Jadi Kenyataan 10 Tahun Lagi!
17 menit yang lalu
Goodbye Charger! Ilmuwan...
Goodbye Charger! Ilmuwan Ciptakan Baterai Hidup dari Jamur, Tinggal Siram Langsung ON!
37 menit yang lalu
Daftar Kode Redeem FF...
Daftar Kode Redeem FF Free Fire Selasa 29 April 2025!
57 menit yang lalu
X Dilaporkan Blokir...
X Dilaporkan Blokir Akun-akun Pengkritik Elon Musk
9 jam yang lalu
Terumbu Karang Purba...
Terumbu Karang Purba Berusia 800 Tahun Ditemukan di Laut Merah
14 jam yang lalu
Piramida Bawah Air Diklaim...
Piramida Bawah Air Diklaim Lebih Tua dari yang Ada di Mesir
22 jam yang lalu
Infografis
Zat Pewarna Cone Es...
Zat Pewarna Cone Es Krim Berisiko Kanker Hati dan Kandung Kemih
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved