Industri Gim Kewalahan Produksi Selama Pandemi

Sabtu, 19 September 2020 - 06:25 WIB
loading...
A A A
Perusahaan pengembang video game yang lain juga menghadapi masalah serupa. Naughty Dog sempat menunda tanggal rilis The Last of US: Part II beberapa kali sejak awal tahun sebelum akhirnya dirilis 19 Juni lalu. Penyebabnya, pabrik, distributor, dan toko video game sedang menghadapi masalah di dunia. (Baca juga: Masih Banyak Siswa Belum Memiliki Gawai dan Kesulitan Sinyal)

Square Enix juga sempat menunda update terbaru untuk online game Final Fantasy XIV. Begitu pun dengan Microsoft yang menunda Role Playing Game (RPG) Wasteland dari Mei menjadi Agustus karena mengalami masalah logistik. Amazon juga menunda multiplayer game New World dengan alasan serupa.

Sementara itu, perusahaan besar seperti Ubisoft mampu menangani isu ini secara lebih efektif. Dengan karyawan mencapai 17.000 orang di 55 studio yang tersebar di dunia, pengembang gim Far Cry dan Assassin’s Creed itu dapat memindahkan satu proyek dari tim A ke tim B dengan cepat, meski lintas negara.

“Kami dapat memindahkan beberapa tugas dari satu tim ke tim yang lain, misal dari India ke China, ketika tim kami di India harus bekerja dari rumah,” kata Yves Guillemot, CEO Ubisoft. “Kami juga sebelumnya sudah belajar dari pengalaman dan praktik tim kami di China yang menghadapi isu ini lebih dulu.” Bagaimanapun, tidak semuanya seberuntung Ubisoft atau Naughty Dog. (Lihat videonya: Istana Para Raja di Wilayah Sulsel Berusia Ratusan Tahun)

Jukka Laakso, CEO Rival Games, mengaku terpaksa menutup perusahaannya pada 10 April lalu. Sebelumnya, pengembang video game asal Finlandia itu sudah mengalami krisis keuangan. Namun, semuanya berakhir saat pandemi Covid-19 datang. (Muh Shamil)
(ysw)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3222 seconds (0.1#10.140)