Zoom Kembali Bermasalah, 500.000 Data Pengguna Dijual Murah di Dark Web
loading...
A
A
A
JAKARTA - Zoom bisa dikatakan sebagai salah satu platform video conference terbaik karena memberikan sejumlah fitur yang dibutuhkan untuk menggelar acara, semisal resepsi pernikahan di masa pandemik virus Corona. Namun mereka belum juga belajar bagaimana mengamankan data-data para penggunanya.
Setelah diguncang penjualan data penggunanya, kini Zoom kembali mengalami hal yang sama. Mereka gagal mengamankan akun yang melakukan login ke platform-nya.
Ya, Zoom menjadi subjek beberapa keluhan. Pendiri dan CEO Zoom, Eric Yuan, pun berkelit dengan menjelaskan, bahwa platform-nya dirancang untuk perusahaan besar yang memiliki departemen teknologi informasi (TI). Jadi secara tidak langsung, dia mengatakan, aplikasi ini memang tak menyasar pengguna perseorangan.
Bulan Maret lalu, aplikasi Zoom iOS kedapatan mengirimkan informasi pengguna ke Facebook tanpa diketahui pemilik data. Zoom merespons dengan mengatakan SDK Facebook sedang mengumpulkan data terkait pembuatan model perangkat dan sistem operasi yang digunakan untuk masuk ke aplikasi. (Baca juga: Galaxy Z Flip 2 Akan Bawa Peningkatan, Salah Satunya di Bagian Kamera )
Pembaruan dilakukan guna menghapus SDK. Gugatan diajukan pada bulan yang sama yang menuduh Zoom meneruskan informasi pengguna ke pihak ketiga, termasuk Facebook.
Bulan lalu, fitur penambangan data di Zoom, menggunakan alat yang dirancang untuk mencocokkan nama pengguna Zoom dan alamat email dengan profil pengguna LinkedIn mereka. Fakta ini ditemukan oleh New York Times.
Orang lain dalam video conference yang sama menggunakan LinkedIn Sales Navigator dapat melihat profil LinkedIn peserta lain tanpa izin. Caranya mudah, dengan mengetuk ikon di sebelah nama mereka. Zoom dan LinkedIn mengakhiri fitur ini. (Baca juga: Daftar Aplikasi Informasi Jadwal Sholat, Tampilkan Waktu Maghrib )
Laman Phone Arena melaporkan, dalam upaya mendapatkan kembali kepercayaan pengguna, Yuan baru-baru ini mengumumkan rencana menggelar program keamanan 90 hari. Salah satu inisiatif baru yang memungkinkan pengguna untuk memutuskan di wilayah mana data mereka akan dijalankan. Sebelumnya, semua data dijalankan melalui China.
Apakah masalah yang membelit Zoom berakhir? Ternyata masalah yang sama kembali menghajar mereka.
Menurut Sunday Times, Inggris, lebih dari 500.000 login Zoom telah ditawarkan untuk dijual di dark web. Harga untuk setiap login adalah 1,25 sen dolar AS atau Rp95 juta untuk seluruh daftar akun yang dijual. Perusahaan intelijen Cybersecurity Cyble membeli login dari orang yang kemungkinan dari Rusia melalui aplikasi Telegraph.
Setelah diguncang penjualan data penggunanya, kini Zoom kembali mengalami hal yang sama. Mereka gagal mengamankan akun yang melakukan login ke platform-nya.
Ya, Zoom menjadi subjek beberapa keluhan. Pendiri dan CEO Zoom, Eric Yuan, pun berkelit dengan menjelaskan, bahwa platform-nya dirancang untuk perusahaan besar yang memiliki departemen teknologi informasi (TI). Jadi secara tidak langsung, dia mengatakan, aplikasi ini memang tak menyasar pengguna perseorangan.
Bulan Maret lalu, aplikasi Zoom iOS kedapatan mengirimkan informasi pengguna ke Facebook tanpa diketahui pemilik data. Zoom merespons dengan mengatakan SDK Facebook sedang mengumpulkan data terkait pembuatan model perangkat dan sistem operasi yang digunakan untuk masuk ke aplikasi. (Baca juga: Galaxy Z Flip 2 Akan Bawa Peningkatan, Salah Satunya di Bagian Kamera )
Pembaruan dilakukan guna menghapus SDK. Gugatan diajukan pada bulan yang sama yang menuduh Zoom meneruskan informasi pengguna ke pihak ketiga, termasuk Facebook.
Bulan lalu, fitur penambangan data di Zoom, menggunakan alat yang dirancang untuk mencocokkan nama pengguna Zoom dan alamat email dengan profil pengguna LinkedIn mereka. Fakta ini ditemukan oleh New York Times.
Orang lain dalam video conference yang sama menggunakan LinkedIn Sales Navigator dapat melihat profil LinkedIn peserta lain tanpa izin. Caranya mudah, dengan mengetuk ikon di sebelah nama mereka. Zoom dan LinkedIn mengakhiri fitur ini. (Baca juga: Daftar Aplikasi Informasi Jadwal Sholat, Tampilkan Waktu Maghrib )
Laman Phone Arena melaporkan, dalam upaya mendapatkan kembali kepercayaan pengguna, Yuan baru-baru ini mengumumkan rencana menggelar program keamanan 90 hari. Salah satu inisiatif baru yang memungkinkan pengguna untuk memutuskan di wilayah mana data mereka akan dijalankan. Sebelumnya, semua data dijalankan melalui China.
Apakah masalah yang membelit Zoom berakhir? Ternyata masalah yang sama kembali menghajar mereka.
Menurut Sunday Times, Inggris, lebih dari 500.000 login Zoom telah ditawarkan untuk dijual di dark web. Harga untuk setiap login adalah 1,25 sen dolar AS atau Rp95 juta untuk seluruh daftar akun yang dijual. Perusahaan intelijen Cybersecurity Cyble membeli login dari orang yang kemungkinan dari Rusia melalui aplikasi Telegraph.