Apple Umumkan Aturan Baru App Store yang Ngeselin Pengembang Game
loading...
A
A
A
CUPERTINO - Toko aplikasi di dunia maya dikuasai oleh hanya dua pemain, masing-masing Apple App Store dan Google Play Store . Dan yang paling banyak meraup untung adalah App Store. (Baca juga: Donald Trump Sukses Bikin Pendapatan TikTok Melorot )
Pada akhir 2009, IDC memperkirakan peluncuran tablet Apple diyakini akan membantu jumlah aplikasi di etalase iOS mencapai 300.000 setahun kemudian.
Sekarang, dengan sekitar 2,2 miliar aplikasi di App Store, toko aplikasi ini menuai masalah hukum. Ya, pajak Apple memberi keleluasan perusahaan Cu[ertino untuk mengambil potongan 30% dari pembelian dalam aplikasi. Karena itu, mereka tidak mengizinkan pengguna iOS untuk menginstal aplikasi dari toko aplikasi pihak ketiga.
Bahkan Apple memaksa pengguna untuk membayar lebih untuk aplikasi tertentu. Ini adalah subjek gugatan class action terhadap Apple dan diinvestigasi oleh badan regulasi di AS dan Eropa. Tahun lalu, Mahkamah Agung AS, dengan suara 5-4, memutuskan penggugat dapat berusaha untuk membuktikan bahwa Apple bertindak sebagai monopoli dengan menaikkan harga aplikasi App Store.
Tetapi Apple mengklaim perannya sejauh menyangkut App Store, adalah sebagai perantara dan tidak boleh disebutkan dalam gugatan ini. Tidak setuju dengan Apple, Mahkamah Agung menyatakan pengguna iPhone dan iPad membeli aplikasi mereka langsung dari Apple. Ini memungkinkan pemilik perangkat iOS dan iPadOS untuk menuntut Apple secara langsung.
Dengan iOS 14 di ambang rilis, CNBC melaporkan, Apple telah merevisi pedoman App Store untuk versi iOS mendatang. Panduan ini digunakan oleh karyawan Apple untuk menyetujui atau menolak aplikasi dan/atau pembaruan aplikasi di App Store.
Ini adalah masalah yang sangat tepat waktu mengingat Apple baru-baru ini menghapus game populer Fortnite dari App Store dan menutup akun pengembang milik Epic Games akhir bulan lalu. Epic telah melanggar peraturan Apple yang mencegah pengembang mencoba mengatasi pungutan Apple sebesar 30% dengan menawarkan sistem pembayaran langsung mereka sendiri.
Beberapa pengguna Fortnite yang telah mengunduh game dari App Store diberi opsi oleh Epic untuk berlangganan dengan melakukan pembayaran langsung ke Epic. Pengembang menawarkan diskon 20% kepada mereka yang menerima penawaran Epic. Sedangkan Apple mengenakan biaya USD9,99 untuk berlangganan game melalui platform pembayaran dalam aplikasi.
Apple sekarang akan mengizinkan layanan streaming game tertentu, seperti Google Stadia dan Microsoft xCloud di etalase aplikasi iOS dengan beberapa peringatan. Game harus diunduh langsung dari App Store dan bukan dari "aplikasi all-in-one".
Pengembang akan diizinkan untuk menawarkan "aplikasi katalog" yang ditautkan ke game lain dalam layanan, tetapi setiap game harus menjadi aplikasi individu. Artinya, jika layanan streaming memiliki 100 game, masing-masing game memerlukan listing-an App Store dan akun developer dengan Apple.
Game tersebut harus menawarkan beberapa jenis fungsionalitas dasar saat dipasang dan menerima sistem pembelian dalam aplikasi Apple yang memberi raksasa teknologi itu potongan 30% dari pembelian semacam itu.
Seorang juru bicara Microsoft menilai, ini tetap merupakan pengalaman yang buruk bagi pelanggan. Gamer ingin terjun langsung ke dalam game dari katalog yang dikurasi dalam satu aplikasi seperti yang mereka lakukan dengan film atau lagu, dan tidak dipaksa untuk mengunduh lebih dari 100 aplikasi untuk dimainkan secara individu game dari cloud.
Apple ingin layanan streaming menjadi seperti sekumpulan game dan mengatakan bahwa mereka harus memeriksa setiap game satu per satu. Perusahaan ini menawarkan bundel game iOS-nya sendiri yang dapat digunakan untuk berlangganan. Tentu saja kumpulan permainan yang dimaksud adalah Apple Arkade.
Satu perubahan lain yang dibuat oleh Apple memengaruhi pelajaran individu satu-satu yang ditawarkan melalui App Store. Pelajaran virtual semacam itu sekarang dapat ditawarkan tanpa Apple mengambil potongan 30%. Namun, Apple masih akan mengambil 30% untuk kelas yang diajarkan kepada banyak siswa oleh satu guru. (Baca juga: Polemik PSBB Total, Taufik: Janganlah Bersikap Tak Adil karena Anies yang Bicara )
Pada akhir 2009, IDC memperkirakan peluncuran tablet Apple diyakini akan membantu jumlah aplikasi di etalase iOS mencapai 300.000 setahun kemudian.
Sekarang, dengan sekitar 2,2 miliar aplikasi di App Store, toko aplikasi ini menuai masalah hukum. Ya, pajak Apple memberi keleluasan perusahaan Cu[ertino untuk mengambil potongan 30% dari pembelian dalam aplikasi. Karena itu, mereka tidak mengizinkan pengguna iOS untuk menginstal aplikasi dari toko aplikasi pihak ketiga.
Bahkan Apple memaksa pengguna untuk membayar lebih untuk aplikasi tertentu. Ini adalah subjek gugatan class action terhadap Apple dan diinvestigasi oleh badan regulasi di AS dan Eropa. Tahun lalu, Mahkamah Agung AS, dengan suara 5-4, memutuskan penggugat dapat berusaha untuk membuktikan bahwa Apple bertindak sebagai monopoli dengan menaikkan harga aplikasi App Store.
Tetapi Apple mengklaim perannya sejauh menyangkut App Store, adalah sebagai perantara dan tidak boleh disebutkan dalam gugatan ini. Tidak setuju dengan Apple, Mahkamah Agung menyatakan pengguna iPhone dan iPad membeli aplikasi mereka langsung dari Apple. Ini memungkinkan pemilik perangkat iOS dan iPadOS untuk menuntut Apple secara langsung.
Dengan iOS 14 di ambang rilis, CNBC melaporkan, Apple telah merevisi pedoman App Store untuk versi iOS mendatang. Panduan ini digunakan oleh karyawan Apple untuk menyetujui atau menolak aplikasi dan/atau pembaruan aplikasi di App Store.
Ini adalah masalah yang sangat tepat waktu mengingat Apple baru-baru ini menghapus game populer Fortnite dari App Store dan menutup akun pengembang milik Epic Games akhir bulan lalu. Epic telah melanggar peraturan Apple yang mencegah pengembang mencoba mengatasi pungutan Apple sebesar 30% dengan menawarkan sistem pembayaran langsung mereka sendiri.
Beberapa pengguna Fortnite yang telah mengunduh game dari App Store diberi opsi oleh Epic untuk berlangganan dengan melakukan pembayaran langsung ke Epic. Pengembang menawarkan diskon 20% kepada mereka yang menerima penawaran Epic. Sedangkan Apple mengenakan biaya USD9,99 untuk berlangganan game melalui platform pembayaran dalam aplikasi.
Apple sekarang akan mengizinkan layanan streaming game tertentu, seperti Google Stadia dan Microsoft xCloud di etalase aplikasi iOS dengan beberapa peringatan. Game harus diunduh langsung dari App Store dan bukan dari "aplikasi all-in-one".
Pengembang akan diizinkan untuk menawarkan "aplikasi katalog" yang ditautkan ke game lain dalam layanan, tetapi setiap game harus menjadi aplikasi individu. Artinya, jika layanan streaming memiliki 100 game, masing-masing game memerlukan listing-an App Store dan akun developer dengan Apple.
Game tersebut harus menawarkan beberapa jenis fungsionalitas dasar saat dipasang dan menerima sistem pembelian dalam aplikasi Apple yang memberi raksasa teknologi itu potongan 30% dari pembelian semacam itu.
Seorang juru bicara Microsoft menilai, ini tetap merupakan pengalaman yang buruk bagi pelanggan. Gamer ingin terjun langsung ke dalam game dari katalog yang dikurasi dalam satu aplikasi seperti yang mereka lakukan dengan film atau lagu, dan tidak dipaksa untuk mengunduh lebih dari 100 aplikasi untuk dimainkan secara individu game dari cloud.
Apple ingin layanan streaming menjadi seperti sekumpulan game dan mengatakan bahwa mereka harus memeriksa setiap game satu per satu. Perusahaan ini menawarkan bundel game iOS-nya sendiri yang dapat digunakan untuk berlangganan. Tentu saja kumpulan permainan yang dimaksud adalah Apple Arkade.
Satu perubahan lain yang dibuat oleh Apple memengaruhi pelajaran individu satu-satu yang ditawarkan melalui App Store. Pelajaran virtual semacam itu sekarang dapat ditawarkan tanpa Apple mengambil potongan 30%. Namun, Apple masih akan mengambil 30% untuk kelas yang diajarkan kepada banyak siswa oleh satu guru. (Baca juga: Polemik PSBB Total, Taufik: Janganlah Bersikap Tak Adil karena Anies yang Bicara )
(iqb)