Kenapa Tak Ada Perusahaan seperti Huawei di AS? Ini Penjelasan Bos Qualcomm

Selasa, 08 September 2020 - 04:44 WIB
loading...
Kenapa Tak Ada Perusahaan...
Huawei menjadi salah satu raksasa teknologi dunia yang diperhitungkan industri seluler. Foto/Ist
A A A
REDMOND - Ketika merayakan ulang tahun ke-35 berdirinya raksasa chip Amerika, Qualcomm, pendiri perusahaan Irwin Jacobs menerima wawancara eksklusif dan berbicara tentang apa yang disebut 'pembersihan jaringan nirkabel'. (Baca juga: Syukurlah, Vaksin Virus Corona Rusia Hasilkan Respons Imun di Uji Coba Awal )

Dia juga menjelaskan mengapa Amerika Serikat tidak memiliki perusahaan seperti Huawei yang memimpin pengembangan infrastruktur nirkabel generasi berikutnya. Awalnya, Qualcomm memproduksi headset selulernya sendiri dan menjualnya di Asia. Saat itu, Qualcomm go public pada 1991. Hanya perusahaan akhirnya menjual bagian bisnis ini dan menjadi perusahaan yang sangat rahasia.

Keputusan ini pada akhirnya berdampak besar pada persaingan pasar chip saat ini, terutama persaingan antara Qualcomm dan Huawei. Amerika Serikat sekarang melakukan segalanya untuk mengekang penggunaan produk Huawei.

Jika ada Huawei versi Amerika yang didedikasikan untuk mengembangkan infrastruktur nirkabel generasi berikutnya dan menjual produk langsung kepada orang-orang, semua ini akan menjadi sederhana. Jadi, mengapa Qualcomm tidak bekerja keras untuk menjadi Huawei?

Ditanya demikian, Jacobs menjawab, "Kami memang mempertimbangkan ini, tapi kami berharap CDMA akan dipromosikan secara global."

Dia mengatakan, Qualcomm masih terlibat dalam perjuangan, berusaha membuat CDMA diterima di mana-mana. Namun, menjadi pesaing operator akan menghambat pencapaian tujuan ini. Pada tahun 1993, ketika CDMA menjadi standar nirkabel, strategi Qualcomm membuahkan hasil.

Mengapa tak ada perusahaan Amerika yang ingin 'meniru' strategi Huawei? Menurut dia, perusahaan Amerika lainnya seperti Motorola akan terus bertahan di industri ini. Tetapi satu per satu, mereka akan bangkrut atau akan dijual ke perusahaan asing.

Dengan menjual chipset terintegrasi yang dapat mendorong smartphone ke perusahaan, Qualcomm sebenarnya memudahkan pesaing baru China untuk masuk ke pasar. Karena mereka memiliki alat untuk mengembangkan produk dengan cepat. "Sayangnya, tidak ada seorang pun di Amerika Serikat yang benar-benar melakukan ini," sesalnya.

Faktor lain yang menyulitkan adalah Pemerintah China dan Eropa telah membantu perusahaan telekomunikasi mereka melalui kebijakan bantuan industri. Ini bertolak belakang dengan kebijakan AS. "Pemerintah kami tidak memberikan R&D atau dukungan lain yang diterima Huawei dan ZTE dari pemerintahnya (China)," kritiknya.

Jacobs juga membantah tuduhan biaya lisensi Qualcomm yang berlebihan. Dia mengatakan, meski Qualcomm telah menyediakan lebih banyak teknologi, biaya lisensi tetap stabil.

Qualcomm tidak hanya memonetisasi paten yang ada tetapi juga mengandalkan penelitian dan pengembangan berkelanjutan, seperti komitmen perusahaan terhadap standar 5G baru dalam dekade terakhir.

"Kecuali jika Anda terus berlari dengan putus asa, orang lain akan melampaui Anda. Kami memiliki terlalu banyak perusahaan yang belum berinvestasi dalam R&D, dan mengalami kesulitan operasional," tuturnya. (Baca juga: Gandeng Google, 3 Ribu Mahasiswa akan Dilatih Jadi Talent Digital )
(iqb)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Resmi Hadir di Indonesia,...
Resmi Hadir di Indonesia, HUAWEI Mate X6 Miliki Body Ramping, Tangguh, dan Makin Multitasking
HUAWEI Mate X6: Maksimalkan...
HUAWEI Mate X6: Maksimalkan Produktivitas dan Nikmati Kemudahan Instal Google Apps dengan Cepat
Hadir di Indonesia,...
Hadir di Indonesia, HUAWEI Mate X6 Tawarkan Premium Service Hingga Rp4.344 Juta!
Bye-bye Z Fold6? Huawei...
Bye-bye Z Fold6? Huawei Mate X6 Siap Guncang Pasar Smartphone Lipat di Indonesia
HUAWEI Mate X6: Ramping...
HUAWEI Mate X6: Ramping dan Kokoh dengan Kamera Terbaik di Industri Atasi Masalah pada Ponsel Lipat
Total Football Galaxy...
Total Football Galaxy S25 Series, Travel Buddy Lengkap Menjawab Semua Kondisi
Riset: Mode Gelap pada...
Riset: Mode Gelap pada Smartphone hanya Bikin Baterai Tambah Boros
Pre-Order Sekarang!...
Pre-Order Sekarang! HUAWEI MatePad Pro 13.2 Tablet Flagship dengan Pengalaman Lebih dari Laptop Resmi Hadir
Cara Membuka Pola HP...
Cara Membuka Pola HP yang Lupa dengan Panggilan Darurat
Rekomendasi
Dirjenpas Sebut Lapas...
Dirjenpas Sebut Lapas Kutacane Aceh Akan Direlokasi
Cekik Sopir, Wanita...
Cekik Sopir, Wanita Hamil 6 Bulan Bareng Suami Begal Mobil Taksi Online di Tol Jombang
Perkuat Pasokan Energi...
Perkuat Pasokan Energi Primer Pembangkit, PLN EPI Pastikan Keandalan Listrik Selama Ramadan
Berita Terkini
Ini Jadwal Gerhana Bulan...
Ini Jadwal Gerhana Bulan Total di Ramadan 2025, Bisa Lihat di Indonesia?
1 jam yang lalu
Fungsi dan Cara Kerja...
Fungsi dan Cara Kerja Selaput Mata Buaya, Rahasia Unik Sang Predator
2 jam yang lalu
Syarat dan Cara Tukar...
Syarat dan Cara Tukar Uang Secara Online, Praktis Via Situs Resmi BI
3 jam yang lalu
Indonesia dan Masa Depan...
Indonesia dan Masa Depan AI: SDM, Infrastruktur, dan Regulasi Jadi Kunci
5 jam yang lalu
5 Hewan Endemik China...
5 Hewan Endemik China yang Mengejutkan, Salah Satunya Panda Raksasa
6 jam yang lalu
Resmi Hadir di Indonesia,...
Resmi Hadir di Indonesia, HUAWEI Mate X6 Miliki Body Ramping, Tangguh, dan Makin Multitasking
9 jam yang lalu
Infografis
Tak Ada Makan Sahur-Buka...
Tak Ada Makan Sahur-Buka Puasa, Petugas Medis di Gaza Kelaparan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved