2 Lubang Hitam Terkuat Mau Tabrakan, Bahayakah untuk Warga Bumi?
loading...

Tampak ilustrasi dari tabrakan dua lubang hitam di luar angkasa. Foto/Carol & Mike Werner/Visual Unlimited, INC./Science Photo Library
A
A
A
JAKARTA - Para astronom telah mendeteksi tabrakan lubang hitam yang paling kuat, paling jauh, dan paling membingungkan dengan menggunakan gelombang gravitasi. Dari dua raksasa yang menyatu ini, setidaknya satu -volumenya 85 kali lipat Matahari- memiliki massa yang dianggap terlalu besar untuk terlibat dalam peristiwa semacam itu. (Baca juga: Realme Ikhlaskan Harga Ponsel Didiskon Habis-habisan saat Mega Sale )
Para peneliti memperkirakan, dari penggabungan lubang hitam tersebut menghasilkan lubang hitam dengan hampir 150 massa Matahari. Ini menempatkannya pada kisaran di mana tidak ada lubang hitam yang pernah terlihat secara meyakinkan seperti ini sebelumnya.
“Segala sesuatu tentang penemuan ini sangat membingungkan,” kata Simon Portegies Zwart, ahli astrofisika komputasi di Universitas Leiden, Belanda, seperti dilansir Live Science.
Secara khusus, papar dia, itu menegaskan keberadaan lubang hitam 'massa menengah': objek yang jauh lebih masif daripada bintang biasa, tetapi tidak sebesar lubang hitam supermasif yang menghuni pusat galaksi.
Ilya Mandel, ahli astrofisika teoritis di Monash University, Melbourne, Australia, menyebut temuan itu "sangat tidak terduga". Peristiwa tersebut terdeteksi pada 21 Mei 2019 oleh detektor ganda Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO) di Amerika Serikat dan oleh observatorium Virgo yang lebih kecil di dekat Pisa, Italia. Ini dinamai GW190521 setelah tanggal pendeteksiannya.
Para peneliti memperkirakan, dari penggabungan lubang hitam tersebut menghasilkan lubang hitam dengan hampir 150 massa Matahari. Ini menempatkannya pada kisaran di mana tidak ada lubang hitam yang pernah terlihat secara meyakinkan seperti ini sebelumnya.
“Segala sesuatu tentang penemuan ini sangat membingungkan,” kata Simon Portegies Zwart, ahli astrofisika komputasi di Universitas Leiden, Belanda, seperti dilansir Live Science.
Secara khusus, papar dia, itu menegaskan keberadaan lubang hitam 'massa menengah': objek yang jauh lebih masif daripada bintang biasa, tetapi tidak sebesar lubang hitam supermasif yang menghuni pusat galaksi.
Ilya Mandel, ahli astrofisika teoritis di Monash University, Melbourne, Australia, menyebut temuan itu "sangat tidak terduga". Peristiwa tersebut terdeteksi pada 21 Mei 2019 oleh detektor ganda Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO) di Amerika Serikat dan oleh observatorium Virgo yang lebih kecil di dekat Pisa, Italia. Ini dinamai GW190521 setelah tanggal pendeteksiannya.
Lihat Juga :