Beragam Respons Soal Kehadiran Manus AI Baru Buatan China
loading...
A
A
A
Karena pemrosesan AI ini berbasis cloud, beberapa pengguna mengkhawatirkan keamanan data mereka.
Kemungkinan akan perusahaan-perusahaan China memimpin dalam bidang AI telah menjadi topik hangat sejak DeepSeek, perusahaan berbasis di China, muncul pada Januari lalu.
Model AI DeepSeek menantang model yang dikembangkan oleh OpenAI, Google, dan pesaing lainnya dari AS, namun beroperasi dengan biaya yang jauh lebih rendah.
Tren terbaru dalam AI adalah agen digital yang dikhususkan untuk mengerjakan tugas atau bidang tertentu.
Anthropic dan OpenAI telah menambahkan kemampuan tersebut ke dalam platform AI mereka sejak akhir tahun lalu.
Butterfly Effect mengklaim bahwa Manus mampu melakukan tugas seperti membeli properti di New York atau mengedit siniar.
Namun, jurnalis TechCrunch, Kyle Wiggers, melaporkan bahwa Manus gagal ketika diminta untuk memesan sandwich atau menemukan tiket pesawat ke Jepang saat uji coba.
Kemajuan pesat AI di China, meskipun terdapat pembatasan ekspor cip komputer canggih oleh AS, menjadi perhatian di Silicon Valley.
Selain itu, pelepasan agen AI di internet tanpa regulasi yang ketat menimbulkan kekhawatiran akan potensi kesalahan atau penyalahgunaan, seperti kekacauan pasar saham akibat agen digital yang membuat kesalahan faktual.
CEO Corpora.ai, Mel Morris, tidak menganggap Manus sebagai "lompatan revolusioner" dibandingkan model AI yang sudah ada, tetapi ia melihat kemampuannya mengakses server komputer jarak jauh sebagai potensi risiko terhadap kerahasiaan data.
Kemungkinan akan perusahaan-perusahaan China memimpin dalam bidang AI telah menjadi topik hangat sejak DeepSeek, perusahaan berbasis di China, muncul pada Januari lalu.
Model AI DeepSeek menantang model yang dikembangkan oleh OpenAI, Google, dan pesaing lainnya dari AS, namun beroperasi dengan biaya yang jauh lebih rendah.
Tren terbaru dalam AI adalah agen digital yang dikhususkan untuk mengerjakan tugas atau bidang tertentu.
Anthropic dan OpenAI telah menambahkan kemampuan tersebut ke dalam platform AI mereka sejak akhir tahun lalu.
Butterfly Effect mengklaim bahwa Manus mampu melakukan tugas seperti membeli properti di New York atau mengedit siniar.
Namun, jurnalis TechCrunch, Kyle Wiggers, melaporkan bahwa Manus gagal ketika diminta untuk memesan sandwich atau menemukan tiket pesawat ke Jepang saat uji coba.
Kemajuan pesat AI di China, meskipun terdapat pembatasan ekspor cip komputer canggih oleh AS, menjadi perhatian di Silicon Valley.
Selain itu, pelepasan agen AI di internet tanpa regulasi yang ketat menimbulkan kekhawatiran akan potensi kesalahan atau penyalahgunaan, seperti kekacauan pasar saham akibat agen digital yang membuat kesalahan faktual.
CEO Corpora.ai, Mel Morris, tidak menganggap Manus sebagai "lompatan revolusioner" dibandingkan model AI yang sudah ada, tetapi ia melihat kemampuannya mengakses server komputer jarak jauh sebagai potensi risiko terhadap kerahasiaan data.
Lihat Juga :