Tepis Ngoplos RON 90 ke 92, Inilah Kandungan Zat Deys yang Dijadikan Pembelaan Pertamina

Jum'at, 28 Februari 2025 - 13:28 WIB
loading...
Tepis Ngoplos RON 90...
Inilah Kandungan Zat Deys di BBM. FOTO/ DIESEL DYE
A A A
JAKARTA - Kasus dugaan pengoplosan Pertalite menjadi Pertamax yang menjerat Pertamina dibantah Plh Direktur Utama PT Pertamina Putra Niaga, Mars Ega Legowo Putra saat membahas soal polemik pengelolaan Bahan Bakar Minyak (BBM).



Ega mengemukakan bahwa dalam bensin Pertamax ditambahkan zat aditif berupa penambahan warna. "Proses inilah yang memberikan keunggulan dan pembedaan dari produk yang lain," katanya di Gedung DPR Senayan kemarin, Kamis (27/2/2025).

Tak hanya itu, ia mengatakan bahwa terdapat proses injeksi blending atau percampuran. Baginya proses itu sudah umum dalam produksi yang merupakan bahan cair.

"Ketika kami menambahkan proses blending ini tujuannya untuk meningkatkan value dari produk tersebut. Jadi, based fuel, RON 92 ditambahkan aditif agar benefitnya, penambagan benefit untuk performa produk-produk ini.

Lalu apa zat apa yang dipakai dalam BBM, Pewarnaan bahan bakar membantu mengidentifikasi jenis bahan bakar tersebut.

Seperti dilansir Shasolo, misalnya, warna yang berbeda digunakan untuk membedakan antara bensin dan diesel. Ini menjadi krusial untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan bahan bakar, terutama di lingkungan industri atau transportasi.

Pewarna sering disebut juga dyes. Ada berbagai macam dyes yang digunakan untuk keperluan-keperluan spesifik. Daftarnya seperti di bawah ini:

1. Acid Dyes

Pewarna ini larut dalam air dan bersifat anionik dan biasa digunakan untuk produk berbahan serat seperti sutra, wol, nilon, dan serat akrilik.

2. Basic Dyes

Serupa dengan acid dyes, pewarna ini larut dalam air dan bersifat kationik dan bersifat asam. Pewarna ini biasa digunakan pada serat akrilik namun juga beberapa digunakan pada sutra dan wol. Pewarna ini juga digunakan untuk mewarnai kertas.

3. Direct atau Substantive Dyes

Bila basic dyes dan acid dyes ditambahkan dalam keadaan ber-ion, maka pewarna ini ditambahkan dalam keadaan netral atau sedikit basa.

Penambahan garam lain juga sering dilakukan bila menggunakan pewarna ini. Garam yang dimaksud misalnya sodium klorida, sodium sulfat, atau sodium karbonat. Pewarna ini sering digunakan pada bahan kapas, kertas, kulit, wol, sutra, dan nilon. Pewarna ini juga digunakan sebagai indikator pH (keasaman).

4. Mordant Dyes

Pewarna tajam ini yang paling penting adalah synthetic mordant dyes atau chrome dyes yang sering digunakan untuk bahan wol. Porsi pewarna ini adalah 30% untuk pewarnaan wol dan sangat berguna bila ingin mendapatkan warna hitam atau biru tua. Perlu dicatat bahwa pewarna ini banyak mengandung logam berat dan bisa sangat berbahaya bagi kesehatan.

5. Vat Dyes

Pewarna ini tidak larut dalam air termasuk tidak dapat diserap langsung oleh serat bahan yang akan diwarnai.

6. Reactive Dyes

Banyak digunakan untuk pewarnaan serat selulosa dan katun.

7. Disperse Dyes

Dikembangkan untuk mewarnai selulosa asetat dan pewarna ini larut dalam air. Digunakan sebagai pewarna utama untuk polyester, nilon, selulosa triasetat, dan serat akrilik.

Pewarna pelarut (Solvent dyes) merupakan jenis pewarna yang paling umum digunakan untuk mewarnai bahan bakar hidrokarbon. Pewarna ini dapat larut dalam pelarut organik.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pewarna ini sangat cocok untuk proses pewarnaan pelarut organik, bahan bakar hidrokarbon, lilin, pelumas, plastik, dan semua bahan berbasis hidrokarbon non-polar.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6450 seconds (0.1#10.24)