Takut Kutukan, Suku Asli Papua Tolak Pengembalian Tengkorak dari Belanda

Selasa, 14 Januari 2025 - 23:22 WIB
loading...
Takut Kutukan, Suku...
Suku Asli Papua Tolak Pengembalian Tengkorak dari Belanda. FOTO/ MIRROR
A A A
PORT MORESBY - Sebuah suku asli di Papua Nugini menolak menerima serangkaian tengkorak yang diduga dikutuk oleh seorang pejuang pemburu kepala setelah sebuah museum Belanda menawarkan untuk mengembalikan tengkorak itu kepada mereka.



Tengkorak ritual dibuat oleh suku Iatmul yang tinggal di sepanjang tepi Sungai Sepik. Ini digunakan dalam upacara mereka.

Setiap tengkorak diambil dari kuburan leluhur suku tersebut, ditutupi dengan tanah liat dan digunakan dalam upacara spiritual termasuk berkabung, berburu dan meminta bantuan agama.

Koleksi ini dikumpulkan oleh misionaris Katolik Roma Jerman pada awal abad ke-20. Dia menganggap tengkorak para pemburu kepala sebagai simbol keprimitifan penduduk asli dan pembenaran untuk 'membudayakan' mereka melalui intervensi kolonial.

Tengkorak-tengkorak itu kemudian menjadi barang koleksi yang sangat dicari di kalangan orang-orang Eropa yang kaya, dan banyak yang akhirnya menjadi koleksi museum.

Salah satu museum tersebut, Missiemuseum di Steyt, Belanda, baru-baru ini berdiskusi dengan masyarakat Papua Nugini untuk mengembalikan benda tersebut kepada orang Iatmul sebagai upaya menebus masa lalu kolonial mereka.

Kurator museum, Paul Voogt, melakukan perjalanan ke Papua Nugini untuk membahas pengembalian tengkorak tersebut, tetapi masyarakat setempat menolak tawarannya.

“Saya bertanya kepada mereka apakah mereka ingin mendapatkannya kembali. Mereka menjawab tidak,''

“Ketika saya tanya kenapa, mereka bilang sudah terjadi sejak lama. Tengkorak itu dikatakan telah 'kehilangan kekuatannya' dan tidak lagi berguna bagi penduduk setempat. “Sekarang, itu hanya sebuah objek,” kata Voogt seperti dilansir dari Metro.

Voogt menambahkan bahwa penduduk juga menganggap tengkorak itu berbahaya.

"Mereka mengatakan itu kemungkinan tengkorak musuh." “Kalau sampai dibawa ke desa, bisa membawa malapetaka bagi desa, kutukan,” katanya.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Arkeolog Temukan Wajah...
Arkeolog Temukan Wajah Asli Pribumi Eropa di dalam Gua
Dokter Temukan Jantung...
Dokter Temukan Jantung Kedua dalam Tubuh Manusia
Sehari di Uranus Diklaim...
Sehari di Uranus Diklaim Melebihi Waktu 24 Jam di Bumi
Sel kulit Manusia Diklaim...
Sel kulit Manusia Diklaim Diam-diam Berteriak untuk Berkomunikasi
Oksigen di Galaksi Terjauh...
Oksigen di Galaksi Terjauh Ungkap Rahasia Awal Mula Kehidupan di Bumi
Yahoo Jual TechCrunch,...
Yahoo Jual TechCrunch, Ini Alasannya
Cuaca Kering Picu Kebakaran...
Cuaca Kering Picu Kebakaran Hutan Besar di Korea Selatan
9 Negara dengan Polusi...
9 Negara dengan Polusi Udara Terburuk di Dunia
YouTube Premium Kini...
YouTube Premium Kini Beri Pilihan Kualitas Audio
Rekomendasi
27 Brigjen Dipindah...
27 Brigjen Dipindah oleh Kapolri pada April 2025, Berikut Ini Nama-namanya
Jerman Siap Kirim Rudal...
Jerman Siap Kirim Rudal Canggih Taurus ke Ukraina untuk Melawan Rusia
Lukashenko Sebut Sekutu...
Lukashenko Sebut Sekutu NATO Sekarang Diam setelah Belarusia Dilindungi Senjata Nuklir Rusia
Berita Terkini
Donald Trump Pastikan...
Donald Trump Pastikan HP dan Barang Elektronik Tak Akan Bebas dari Tarif Baru
1 jam yang lalu
Teknologi 3D Ungkap...
Teknologi 3D Ungkap Detik-detik Tenggelamnya Kapal Tiranic
2 jam yang lalu
Brand Lokal untuk Pengguna...
Brand Lokal untuk Pengguna iPhone, Apply Hadirkan Aksesori Bergaransi 3 Tahun
4 jam yang lalu
Selain eSIM, Ini Cara...
Selain eSIM, Ini Cara Gampang Tapi Ampuh Usir Penipu Online! Pakar Siber: Blokir IMEI!
21 jam yang lalu
Efektifkan Solusi eSIM...
Efektifkan Solusi eSIM Komdigi Atasi Penipuan Online? Pakar Siber Beberkan Faktanya!
21 jam yang lalu
Barang Elektronik Tak...
Barang Elektronik Tak Akan Bebas dari Tarif Impor Trump, Ini Alasannya
1 hari yang lalu
Infografis
Smartphone dan Komputer...
Smartphone dan Komputer akan Bebas dari Tarif Trump
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved