Lebihi Harapan yang Buat Bank Mandiri Kepincut Data Analytics ala Cloudera
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejalan makin besarnya data di dunia, banyak perusahaan teknologi menawarkan solusinya kepada perusahaan yang memproduksi data. Tapi sedikit yang memberikan layanan melebihi harapan pemilik data.
Cloudera pun mencoba memberikan hal tersebut. Hasilnya, perusahaan solusi data cloud untuk enterprise tersebut sukses dipilih Bank Mandiri dalam memperkuat data analytics perusahaan melalui platform Cloudera. Jadilah platform Cloudera membantu BUMN itu mengelola lebih dari 100 juta rekaman data setiap harinya.
Senior Vice President, Enterprise Data Management Group Bank Mandiri, Billie Setiawan. Foto/ist
Menurut Senior Vice President, Enterprise Data Management Group Bank Mandiri, Billie Setiawan, platform Cloudera dapat memperkuat ketahanan (resiliency) dan agility Bank Mandiri dalam menjaga perkembangan bisnis serta membantu mengelola dampak pandemi COVID-19.
“Langkah ini merupakan bagian dari transformasi digital yang dilakukan Bank Mandiri. Melalui platform ini, kami dapat mengembangkan insight berbasis data untuk beradaptasi secara cepat terhadap perubahan situasi," ucap Vincent.
Pada saat yang sama, pihaknya dapat memantau nasabah dan puluhan ribu pegawai agar tidak terpapar oleh COVID-19. Pandemik ini telah menciptakan tekanan yang signifikan terhadap perekonomian dan bisnis perbankan. "Meskipun demikian, pandemik telah menghadirkan sebuah Kenormalan Baru (New Normal) dan perubahan perilaku nasabah,” kata Billie.
Sementara itu, Country Manager Cloudera Indonesia, Fanly Tanto, menjelaskan, data atau insight merupakan komponen utama bagi perusahaan agar memiliki agility yang baik dalam mengatasi berbagai tantangan, terutama dampak dari Pandemik COVID-19.
“Bank Mandiri telah membuktikan bahwa pendekatan berbasis data memainkan peranan yang sangat krusial dalam mengatasi dampak COVID-19 terhadap bisnis perbankan dan para nasabah," ujarnya.
Country Manager Cloudera Indonesia, Fanly Tanto. Foto/Ist
Dijelaskan Fanly, Platform Cloudera juga telah membantu Bank Mandiri mengarungi kompleksitas proses data, melakukan tata kelola data, dan melakukan analisis multifungsi di tengah perubahan situasi ini. Namun semua itu tanpa mengorbankan keamanan, tata-kelola, dan kepatuhan pada aturan yang berlaku.
Sebagai langkah ansitipasi, Bank Mandiri bersama Cloudera telah membangun platform Big Data sebagai Enterprise Information & Decision Platform. Dalam platform ini, Bank Mandiri membuat tiga fokus utama. Fokus pertama yaitu memantau likuiditas dan transaksi harian di 2.556 kantor cabang dan 2.236 jaringan mikro secara real-time.
Pemantauan ini bertujuan untuk mempertahankan layanan terbaik bagi nasabah dan menjaga agar transaksi tertata dengan baik. Semakin cepat dan mudah data dikumpulkan—seperti data penting tentang volume, value, dan frekuensi transaksi—hasilnya akan semakin efektif untuk pengambilan keputusan.
Data perubahan zona paparan COVID-19 juga dapat diketahui secara mudah dengan menggunakan platform big data ini. Dengan demikian, keputusan tentang operasional cabang, penyampaian informasi kepada para nasabah, serta laporan ke para pemangku kepentingan, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bisa semakin cepat.
Fokus kedua, lanjut dia, melakukan pemantauan status kesehatan 76.477 karyawan yang bekerja di 12 kantor regional, 90 kantor wilayah, dan 2.556 kantor cabang setiap hari. “Hanya dalam hitungan jam, dasbor pada platform ini dapat menentukan karyawan berisiko terpapar COVID-19 atau tidak dengan pengelolaan data terkait lokasi kerja (kantor atau rumah), jenis transportasi yang digunakan, maupun pola pergerakan mereka setiap hari. Dengan informasi ini, Bank Mandiri dapat mengambil keputusan berbasis data mengenai pengaturan tim dan meminimalisir risiko ribuan karyawannya terpapar COVID-19,” kata Billie.
Kemudian yang ketiga, mempercepat proses restrukturisasi pinjaman. Pada fokus ini, Bank Mandiri dapat mempertahankan service level agreement dengan para nasabah. Kemudian membangun analisis yang dapat mempercepat proses restrukturisasi pinjaman.
Ini yang Bank Mandiri Kepincut Cloudera
Bank Mandiri sudah bekerja sama dengan Cloudera sejak tahun 2014. Kemudian kolaborasi itu semakin ditingkatkan satu tahun kemudian.
"Cloudera memberikan layanan melebihi tarif yang dikenakan, terutama layanan pasca-pembelian solusinya. Mereka turun tangan langsung ketika ada masalah, Cloudera juga tak segan memberikan tips bagaimana memaksimalkan solusi yang ada untuk lebih dimaksimalkan lagi," puji Billie.
Ditanya harga, dia menegaskan, tarif yang dikenakan sangat kompetitif di pasaran. "Kami tentunya sebelum mengeksekusi menggunakan solusi apa, akan melakukan riset dan kemudian memutuskan mau pakai solusi apa. Setelah ditimbang, kami pilih Cloudera," imbuhnya.
Sementara itu, Fanny mengatakan, Cloudera memberikan layanan maksimal kepada kliennya. "Tim dan mitra kami siap membantu pelanggan untuk mengelola big data-nya. Ketika ada masalah semua siap turun ke lapangan, tapi ada juga yang dituntaskan secara remote. Yang jelas klien akan dilatih untuk dapat menggunakan solusi dengan benar dan memaksimalkannya," pungkasnya.
Cloudera pun mencoba memberikan hal tersebut. Hasilnya, perusahaan solusi data cloud untuk enterprise tersebut sukses dipilih Bank Mandiri dalam memperkuat data analytics perusahaan melalui platform Cloudera. Jadilah platform Cloudera membantu BUMN itu mengelola lebih dari 100 juta rekaman data setiap harinya.
Senior Vice President, Enterprise Data Management Group Bank Mandiri, Billie Setiawan. Foto/ist
Menurut Senior Vice President, Enterprise Data Management Group Bank Mandiri, Billie Setiawan, platform Cloudera dapat memperkuat ketahanan (resiliency) dan agility Bank Mandiri dalam menjaga perkembangan bisnis serta membantu mengelola dampak pandemi COVID-19.
“Langkah ini merupakan bagian dari transformasi digital yang dilakukan Bank Mandiri. Melalui platform ini, kami dapat mengembangkan insight berbasis data untuk beradaptasi secara cepat terhadap perubahan situasi," ucap Vincent.
Pada saat yang sama, pihaknya dapat memantau nasabah dan puluhan ribu pegawai agar tidak terpapar oleh COVID-19. Pandemik ini telah menciptakan tekanan yang signifikan terhadap perekonomian dan bisnis perbankan. "Meskipun demikian, pandemik telah menghadirkan sebuah Kenormalan Baru (New Normal) dan perubahan perilaku nasabah,” kata Billie.
Sementara itu, Country Manager Cloudera Indonesia, Fanly Tanto, menjelaskan, data atau insight merupakan komponen utama bagi perusahaan agar memiliki agility yang baik dalam mengatasi berbagai tantangan, terutama dampak dari Pandemik COVID-19.
“Bank Mandiri telah membuktikan bahwa pendekatan berbasis data memainkan peranan yang sangat krusial dalam mengatasi dampak COVID-19 terhadap bisnis perbankan dan para nasabah," ujarnya.
Country Manager Cloudera Indonesia, Fanly Tanto. Foto/Ist
Dijelaskan Fanly, Platform Cloudera juga telah membantu Bank Mandiri mengarungi kompleksitas proses data, melakukan tata kelola data, dan melakukan analisis multifungsi di tengah perubahan situasi ini. Namun semua itu tanpa mengorbankan keamanan, tata-kelola, dan kepatuhan pada aturan yang berlaku.
Sebagai langkah ansitipasi, Bank Mandiri bersama Cloudera telah membangun platform Big Data sebagai Enterprise Information & Decision Platform. Dalam platform ini, Bank Mandiri membuat tiga fokus utama. Fokus pertama yaitu memantau likuiditas dan transaksi harian di 2.556 kantor cabang dan 2.236 jaringan mikro secara real-time.
Pemantauan ini bertujuan untuk mempertahankan layanan terbaik bagi nasabah dan menjaga agar transaksi tertata dengan baik. Semakin cepat dan mudah data dikumpulkan—seperti data penting tentang volume, value, dan frekuensi transaksi—hasilnya akan semakin efektif untuk pengambilan keputusan.
Data perubahan zona paparan COVID-19 juga dapat diketahui secara mudah dengan menggunakan platform big data ini. Dengan demikian, keputusan tentang operasional cabang, penyampaian informasi kepada para nasabah, serta laporan ke para pemangku kepentingan, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bisa semakin cepat.
Fokus kedua, lanjut dia, melakukan pemantauan status kesehatan 76.477 karyawan yang bekerja di 12 kantor regional, 90 kantor wilayah, dan 2.556 kantor cabang setiap hari. “Hanya dalam hitungan jam, dasbor pada platform ini dapat menentukan karyawan berisiko terpapar COVID-19 atau tidak dengan pengelolaan data terkait lokasi kerja (kantor atau rumah), jenis transportasi yang digunakan, maupun pola pergerakan mereka setiap hari. Dengan informasi ini, Bank Mandiri dapat mengambil keputusan berbasis data mengenai pengaturan tim dan meminimalisir risiko ribuan karyawannya terpapar COVID-19,” kata Billie.
Kemudian yang ketiga, mempercepat proses restrukturisasi pinjaman. Pada fokus ini, Bank Mandiri dapat mempertahankan service level agreement dengan para nasabah. Kemudian membangun analisis yang dapat mempercepat proses restrukturisasi pinjaman.
Ini yang Bank Mandiri Kepincut Cloudera
Bank Mandiri sudah bekerja sama dengan Cloudera sejak tahun 2014. Kemudian kolaborasi itu semakin ditingkatkan satu tahun kemudian.
"Cloudera memberikan layanan melebihi tarif yang dikenakan, terutama layanan pasca-pembelian solusinya. Mereka turun tangan langsung ketika ada masalah, Cloudera juga tak segan memberikan tips bagaimana memaksimalkan solusi yang ada untuk lebih dimaksimalkan lagi," puji Billie.
Ditanya harga, dia menegaskan, tarif yang dikenakan sangat kompetitif di pasaran. "Kami tentunya sebelum mengeksekusi menggunakan solusi apa, akan melakukan riset dan kemudian memutuskan mau pakai solusi apa. Setelah ditimbang, kami pilih Cloudera," imbuhnya.
Sementara itu, Fanny mengatakan, Cloudera memberikan layanan maksimal kepada kliennya. "Tim dan mitra kami siap membantu pelanggan untuk mengelola big data-nya. Ketika ada masalah semua siap turun ke lapangan, tapi ada juga yang dituntaskan secara remote. Yang jelas klien akan dilatih untuk dapat menggunakan solusi dengan benar dan memaksimalkannya," pungkasnya.
(iqb)