Serangan Pager Israel ke Hizbullah, Bukti Perangkat Komunikasi Kurang Aman

Kamis, 19 September 2024 - 19:05 WIB
loading...
Serangan Pager Israel...
Para militan Hizbullah menjadi korban serangan pager yang meledak oleh Israel. Foto/AFP
A A A
JAKARTA - Tiba-tiba perangkat pager di seluruh Lebanon meledak dalam serangan mematikan beberapa waktu lalu. Muncul asumsi perangkat komunikasi kurang aman.

Sekira 12 orang tewas dan ribuan lainnya terluka dalam insiden tersebut. Baik Hizbullah maupun pemerintah Lebanon menyalahkan Israel atas serangan ini, sementara Israel menolak untuk berkomentar.

Serangan tersebut terjadi ketika ribuan pager komunikasi yang digunakan oleh anggota Hizbullah berdering dan kemudian meledak. Tampaknya perangkat tersebut telah dipasangi bahan peledak yang dapat diaktifkan dari jarak jauh, melukai orang-orang di sekitarnya.

Sifat serangan ini memicu kekhawatiran bahwa ini mungkin mewakili babak baru dalam peperangan. Banyak yang bertanya-tanya apakah hal ini berarti bahwa perangkat sehari-hari benar-benar aman.

Tidak ada indikasi serangan ini menandakan bahaya bagi smartphone atau teknologi lainnya yang biasa dibawa orang setiap hari. Serangan ini mungkin pertanda dari apa yang akan datang—setelah digunakan oleh Israel, negara lain mungkin mempertimbangkan untuk menirunya.



Kendati demikian, tidak ada alasan untuk percaya bahwa teknologi konsumen yang biasa dibawa banyak orang sehari-hari dapat digunakan dengan cara yang sama.

Masih belum jelas bagaimana serangan terhadap pager bisa terjadi. Sumber keamanan menyebut sejumlah kecil bahan peledak ditempatkan di dalam pager, kemudian diledakkan dari jarak jauh menggunakan koneksi pager itu sendiri.

Tanpa mengetahui secara pasti bagaimana para penyerang memodifikasi pager, sulit untuk memastikan perangkat bisa membahayakan. "Orang biasa tidak perlu khawatir tentang risiko seperti bahan peledak plastik dari serangan rantai pasokan yang ditujukan pada kelompok tertentu. Meskipun peristiwa semacam itu mengganggu, tidak ada ancaman yang diketahui bagi orang-orang biasa," kata Daniel Card, anggota BCS, The Chartered Institute for IT, dilansir dari Independent.

"Telepon seluler dan perangkat elektronik umumnya sangat aman, dan kemungkinan terpengaruh oleh bahan peledak sangat jarang, hanya berlaku pada sebagian kecil populasi global yang mungkin menjadi perhatian negara atau kelompok teroris," ujar Card.



Card memastikan pager dalam serangan tersebut merupakan model lama yang relatif besar, dengan banyak ruang di dalamnya dan mudah dibongkar.

Smartphone masa kini dirancang dan direkayasa dengan sangat presisi untuk meminimalkan ruang. Perangkat teknologi lain seperti earbud bahkan lebih kecil dan akan menunjukkan tanda-tanda modifikasi dengan lebih jelas.

Hal ini memerlukan penyerang untuk masuk ke dalam rantai pasokan dan menanamkan perangkat secara sembarangan atau menemukan cara agar produk tertentu sampai kepada pengguna tertentu. Rantai pasokan modern sangat luas dan terlindungi dengan baik sehingga hampir mustahil untuk melakukan salah satu dari kedua hal itu.

Namun, bukan berarti perangkat pengguna sepenuhnya aman. Badan keamanan dan organisasi swasta terus mencoba meretas perangkat – meskipun lebih sering dilakukan melalui perangkat lunak yang mereka jalankan, bukan secara fisik pada perangkat kerasnya.

Hal ini mendorong perusahaan yang membuat smartphone terus bekerja untuk mengamankan segala kemungkinan celah. Misalnya, Apple dalam beberapa tahun terakhir meluncurkan Lockdown Mode, pengaturan khusus yang sangat terbatas untuk iPhone yang membuatnya lebih aman, ditujukan untuk pengacara, aktivis, dan orang lain yang mungkin berisiko mengalami peretasan yang ditargetkan oleh pemerintah asing.
(msf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3504 seconds (0.1#10.140)