Kehebatan Jet Tempur J-15 China, Hiu Terbang Berteknologi Rusia

Jum'at, 06 September 2024 - 22:00 WIB
loading...
Kehebatan Jet Tempur...
Shenyang J-15 menjadi jet tempur multiperan berbasis kapal induk. Foto/International Interest
A A A
JAKARTA - China berambisi menjadi penguasa kawasan Indo-Pasifik melalui jet tempur J-15, Shenyang Flying Shark. Alutsista ini sebagai jet tempur multifungsi berbasis kapal induk yang beroperasi dengan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China, dikembangkan sebagai versi reverse-engineered dari Su-33 Rusia.

Setelah gagal untuk memperoleh Su-33 dari Rusia, China menggunakan prototipe dari Ukraina untuk membangun J-15. Pertama kali diterbangkan pada 2009 dan diuji pada kapal induk pada 2012, J-15 awalnya ditenagai oleh mesin Rusia tetapi kemudian dilengkapi dengan WS-10B buatan China.

Laman International Interest melansir, Jumat (6/9/2024), meskipun klaim China tentang superioritas J-15 terhadap jet tempur AS seperti F/A-18 Super Hornet masih diperdebatkan, pesawat tersebut mewakili kemampuan militer China yang semakin berkembang dan ambisinya di kawasan Indo-Pasifik.

Dikenal sebagai hiu terbang, Shenyang J-15 menjadi jet tempur multiperan berbasis kapal induk yang saat ini beroperasi dengan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China. China membuat J-15 secara masif hingga sebanyak 60 unit. Hal ini menjadi indikasi tentang komitmen China untuk memperluas kemampuan angkatan lautnya seiring dengan penegasan kekuatan di seluruh Indo-Pasifik.



China butuh waktu bertahun-tahun untuk berusaha mendapatkan jet tempur berbasis kapal induk dari Rusia, Sukhoi Su-33. Tawaran tersebut gagal, seperti yang diceritakan oleh Rusia, ketika Rusia mengetahui bahwa China telah menjiplak cetak biru jet tempur Rusia lainnya, Sukhoi Su-27SK.

Turunan Su-27SK dikenal sebagai J-11B dan memancing kemarahan Rusia. Mereka mengklaim bahwa China telah melanggar perjanjian hak kekayaan intelektual antara kedua negara. Namun, China menceritakan kisah yang berbeda.

Menurut China, upaya pengadaan Su-33 gagal ketika Rusia menuntut pesanan minimum 50 Su-33, dengan pembayaran yang cukup untuk menutupi biaya tinggi membuka kembali jalur produksi Su-33 yang sudah tidak aktif.

China pun beralih dari upaya mereka untuk membeli Su-33. Sebagai gantinya, mereka mengandalkan reverse-engineering alias merekayasa ulang Su-33. Caranya dengan mengandalkan prototipe Su-33 dari Ukraina. Lahirlah jet tempur J-15, yang prototipenya dirilis pada 2009, dan melakukan lepas landas ski-jump pertamanya pada 2010.



Ski-jump tersebut tidak berada di kapal induk, namun J-15 diuji dari kapal induk yang sebenarnya pada 2012. Selain lepas landas ski-jump, J-15 juga dilengkapi untuk melakukan peluncuran katapel. Lantaran strukturnya dibangun dengan kuat, untuk menahan tekanan struktural dari lepas landas dan pendaratan kapal induk. Namun, airframe J-15 dibangun sebagian besar dari bahan komposit untuk tujuan menghemat berat dan meningkatkan kinerja.

Awalnya, J-15 telah dibangun dengan mesin turbofan Saturn AL-31 Rusia. Tetapi pada 2022, J-15 muncul dengan mesin WS-10B buatan China. Mesin buatan China diklaim lebih baik daripada Saturn Rusia karena menawarkan peningkatan keselamatan, keandalan, dan masa pakai layanan.
Kinerja J-15

Jet tenpur J-15 memang tampil mengesankan. J-15 dianggap melampaui kemampuan aerodinamis hampir semua pesawat tempur yang saat ini dioperasikan oleh militer regional, kecuali U.S. F-22 Raptor. J-15 memang memiliki rasio thrust-to-weight 10 persen lebih besar, dan bobot sayap yang 25 persen lebih baik, daripada pesawat jet setara buatan Amerika Serikat, F/A-18 Super Hornet.
(msf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
China Hentikan Ekspor...
China Hentikan Ekspor Unsur Tanah dan Magnet untuk Industri Chip AS
Gunakan Teknologi Pengindraan,...
Gunakan Teknologi Pengindraan, China Pantau Perubahan Radiasi Matahari
Dibantu Eropa, Diam-diam...
Dibantu Eropa, Diam-diam Ukraina Serang Rusia dari Luar Angkasa
Donald Trump Kembali...
Donald Trump Kembali Memperpanjang Batas Waktu Penjualan TikTok
Batas Waktu Berakhir...
Batas Waktu Berakhir Besok! TikTok Belum Laku Terjual
Jadi Senjata China Lawan...
Jadi Senjata China Lawan Tarif Impor, AS Bidik 140 Perusahaan Chip
Chip AI Jadi Senjata...
Chip AI Jadi Senjata China untuk Melawan AS Terkait Tarif Impor Baru
China Luncurkan Robot...
China Luncurkan Robot Tangan yang Punya Sensitivitas seperti Jari Manusia
Beragam Respons Soal...
Beragam Respons Soal Kehadiran Manus AI Baru Buatan China
Rekomendasi
Deretan Program Series...
Deretan Program Series Terbaik Vision+, Tayang Setiap Kamis hingga Minggu di MNCTV
Langka, Protes Anti-Hamas...
Langka, Protes Anti-Hamas Pecah di Gaza Utara di Tengah Pengepungan Israel
Kecelakaan Maut di Tol...
Kecelakaan Maut di Tol Ngawi, 3 Orang Tewas dan 2 Terluka
Berita Terkini
Hypernet dan Huawei...
Hypernet dan Huawei Jalin Kemitraan Strategis untuk Pemberdayaan Digital UKM
1 jam yang lalu
Jawaban Kenapa Kucing...
Jawaban Kenapa Kucing Berwarna Oranye Punya Banyak Kelebihan Akhirnya Terungkap
3 jam yang lalu
Cumi-cumi Raksasa Dipertontonkan...
Cumi-cumi Raksasa Dipertontonkan Hidup-hidup untuk Pertama Kalinya
4 jam yang lalu
Ilmuwan Gunakan AI untuk...
Ilmuwan Gunakan AI untuk Bicara dengan Lumba-lumba
5 jam yang lalu
Daftar Kode Redeem FF...
Daftar Kode Redeem FF Free Fire Max Rabu 16 April 2025, Klaim Sekarang!
1 hari yang lalu
Ambisi Indonesia-Rusia...
Ambisi Indonesia-Rusia Bikin Internet Ngebut tapi Murah Meriah
1 hari yang lalu
Infografis
Sangkal Tudingan Zelensky,...
Sangkal Tudingan Zelensky, Rusia: China tetap Seimbang
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved