WhatsApp Dituding Bantu Israel Lakukan Genosida di Gaza

Jum'at, 10 Mei 2024 - 08:18 WIB
loading...
WhatsApp Dituding Bantu Israel Lakukan Genosida di Gaza
WhatsApp dicurigai bantu Israel lakukan Genosida . FOTO/ DAILY
A A A
JERUSALEM - Aplikasi WhatsApp mungkin telah 'membantu' perang genosida terhadap masyarakat Gaza.



Pengungkapan tersebut dilakukan oleh insinyur perangkat lunak terkemuka sekaligus pendiri Tech for Palestine yang berbasis di New York, Amerika Serikat (AS), Paul Biggar melalui wawancara dengan Press TV.

Paul menyatakan bahwa WhatsApp 'berkonspirasi' dengan memberikan masukan pada teknologi kecerdasan buatan (AI) Israel. program seperti Lavender, Where's Daddy digunakan untuk menargetkan individu yang dicurigai sebagai pejuang Hamas.

Sebelumnya, investigasi 972 Magazine dan Local Call mengungkap pemboman warga Palestina yang dibantu AI di Gaza dan bagaimana hal itu membunuh warga sipil berdasarkan data yang dibagikan di WhatsApp milik Meta.

Menurut artikel Majalah 972, Lavender adalah 'mesin penargetan' berdasarkan AI dan algoritme yang masukannya mencakup karakteristik pejuang Hamas dan Jihad Islam terkenal sebagai data pelatihan mereka.

Ia kemudian dapat mendeteksi ciri-ciri umum atau yang disebut 'karakteristik' di antara populasi umum.

Fitur-fiturnya antara lain mengidentifikasi pejuang Hamas mana saja yang ada di grup chat, seberapa sering mereka berpindah ponsel, dan alamat tempat tinggalnya.

Where's Daddy adalah program bantuan AI lainnya yang melacak target dan memperingatkan tentara Israel ketika 'tersangka' kembali ke rumah mereka yang kemudian akan dibom.

Biggar mengatakan kepada Press TV, ada beberapa kemungkinan skenario yang membuktikan Meta terlibat dalam perang genosida di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 34.700 warga Palestina selama tujuh bulan terakhir.

“Mungkin disebabkan oleh kegagalan produk WhatsApp dalam melindungi pengguna atau ada kelemahan lain pada aplikasinya. Namun masih belum jelas apakah Meta benar-benar terlibat langsung dalam kampanye pembunuhan brutal terhadap rakyat Palestina,” ujarnya.

Baru-baru ini, juru bicara Meta mengatakan kepada Middle East Monitor bahwa raksasa teknologi tersebut tidak memiliki informasi apa pun tentang keaslian laporan tersebut ketika menanggapi spekulasi tersebut.

“WhatsApp tidak memiliki pintu belakang dan kami tidak memberikan informasi massal kepada pemerintah mana pun,” jelasnya.

Biggar mengecam sikap ceroboh Meta dalam menangani tudingan tersebut.

“Mereka menolak melakukan apa pun atau melakukan penyelidikan atas tuduhan tersebut. Ini jelas merupakan kelalaian terhadap tugas penggunanya," Biggar menanggapi pernyataan singkat yang diberikan kepada Meta.

Ia juga memperingatkan, jika Meta memberikan data penggunanya ke Israel, maka akan mengancam kehidupan warga Palestina di Gaza.

“Ini bukan hanya risiko terhadap keamanan dan privasi pengguna di Gaza tetapi seluruh dunia,” tegasnya.

Where's Daddy adalah program bantuan AI lainnya yang melacak target dan memperingatkan tentara Israel ketika 'tersangka' kembali ke rumah mereka yang kemudian akan dibom.

Terdapat bukti bahwa Meta memang pro-Israel terutama pada fase awal Perang Gaza ketika kelompok hak asasi manusia menuduh perusahaan induk Facebook dan Instagram secara sistematis menyensor konten pro-Palestina.

Pada bulan Februari lalu, Meta mengumumkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk merevisi kebijakannya mengenai ujaran kebencian dengan menggunakan istilah Zionis, yang juga memicu kekhawatiran atas langkah untuk memperluas pembatasan terhadap konten pro-Palestina.

“Tidak diragukan lagi Meta pro-Israel. Mereka memiliki pusat utama di Tel Aviv dan ratusan personel Israel serta Unit 8200,” katanya, merujuk pada departemen intelijen terkenal di Tel Aviv yang memantau komunikasi elektronik penduduk Palestina.

Biggar juga mengungkapkan bahwa tiga pemimpin paling senior memiliki hubungan dekat dengan Israel, termasuk Chief Information Security Officer
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2665 seconds (0.1#10.140)