AS Siapkan Teknologi Gelombang Mikro Tinggi yang Bisa Melumpuhkan Drone

Minggu, 21 April 2024 - 18:29 WIB
loading...
AS Siapkan Teknologi...
Teknologi Gelombang Mikro penangkal drone buatan Amerika Serikat. FOTO/ IFL SCIENCE
A A A
NEW YORK - Angkatan Laut AS bersiap untuk mengambil langkah maju dalam memerangi ancaman drone dengan mengembangkan senjata gelombang mikro bertenaga tinggi yang inovatif. Dikenal sebagai Proyek METEOR, sistem ini dirancang untuk melumpuhkan drone dengan memancarkan sinar energi elektromagnetik yang kuat, secara efektif menggoreng elektroniknya.


Diperkirakan debut pada awal 2026 di atas kapal perang, METEOR menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan metode konvensional untuk melawan drone. Senjata ini menjanjikan:

Seperti dilansir dari IFL Science, biaya rendah per tembakan: Dibandingkan dengan rudal atau peluru, setiap tembakan METEOR jauh lebih murah, membuatnya lebih hemat biaya untuk menangani segerombolan drone.

Kapasitas tinggi: Sistem ini dirancang dengan "majalah dalam", memungkinkannya menembakkan beberapa putaran secara berurutan, ideal untuk melawan beberapa drone sekaligus.

Jangkauan yang efektif: METEOR memiliki jangkauan "signifikan secara taktis", memungkinkannya untuk menyerang drone dari jarak yang aman.

Kecepatan tinggi: Senjata ini mampu "keterlibatan waktu singkat", memungkinkan reaksi cepat terhadap ancaman drone yang muncul.
Kemampuan multi-target: METEOR dirancang untuk menangani beberapa drone secara bersamaan, membuatnya efektif melawan serangan terkoordinasi.

Penipuan dan kekalahan ganda: Sistem ini memiliki kemampuan untuk membingungkan dan melumpuhkan beberapa drone sekaligus, memberikan keuntungan signifikan dalam pertempuran elektronik.

Senjata gelombang mikro hanyalah satu contoh dari sistem energi terarah yang sedang dieksplorasi militer AS. Teknologi ini mencakup berbagai macam sistem yang menggunakan energi elektromagnetik, laser, gelombang suara, dan bahkan berkas partikel untuk melumpuhkan atau menghancurkan target dengan cara non-kinetik.

Munculnya drone murah dan mudah diakses telah menjadi pendorong utama pengembangan sistem energi terarah. Drone ini menghadirkan tantangan baru bagi militer tradisional, karena kemampuannya untuk menimbulkan kerusakan dan kekacauan yang signifikan dengan biaya yang relatif rendah.

METEOR dan sistem energi terarah lainnya menawarkan solusi potensial untuk melawan ancaman ini, memberikan cara yang lebih hemat biaya dan efektif untuk menetralkan drone di medan perang modern.

Penting untuk dicatat bahwa pengembangan senjata baru selalu menimbulkan masalah etika dan hukum. Penggunaan senjata gelombang mikro menimbulkan pertanyaan tentang potensi dampaknya pada manusia dan lingkungan. Penting untuk melakukan penelitian dan diskusi yang cermat untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara bertanggung jawab dan etis.

Secara keseluruhan, Proyek METEOR mewakili langkah maju yang signifikan dalam upaya Angkatan Laut AS untuk melawan ancaman drone.

Senjata gelombang mikro bertenaga tinggi ini menawarkan kombinasi menarik dari biaya rendah, efektivitas tinggi, dan kemampuan multi-target, menjadikannya alat berharga dalam memerangi perang modern. Namun, penting untuk tetap memperhatikan implikasi etika dan hukum dari teknologi ini saat pengembangan dan penerapannya terus berlanjut.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Jepang Kenalkan Rudal...
Jepang Kenalkan Rudal dengan Kecepatan Lebih dari 9.000 Km per-Jam
Perang Dagang dengan...
Perang Dagang dengan AS, China Yakin Akan Jadi Penguasa Teknologi Chip
Saham Perusahaan Teknologi...
Saham Perusahaan Teknologi AS Anjlok Imbas Tarif Trump
China Hentikan Ekspor...
China Hentikan Ekspor Unsur Tanah dan Magnet untuk Industri Chip AS
Donald Trump Pastikan...
Donald Trump Pastikan HP dan Barang Elektronik Tak Akan Bebas dari Tarif Baru
Barang Elektronik Tak...
Barang Elektronik Tak Akan Bebas dari Tarif Impor Trump, Ini Alasannya
Buntut Tarif Baru Trump,...
Buntut Tarif Baru Trump, Razer Tutup Layanan Online di AS
Dibantu Eropa, Diam-diam...
Dibantu Eropa, Diam-diam Ukraina Serang Rusia dari Luar Angkasa
Buntut Tarif Impor Baru,...
Buntut Tarif Impor Baru, Elon Musk dan Mark Zuckerberg Cs Rugi Rp3,48 Kuadriliun dalam Sehari
Rekomendasi
Guru SD di OKI Ikuti...
Guru SD di OKI Ikuti Pelatihan Penggunaan Pendamping Buku Ajar Gajah Sumatra
Rumah BUMN SIG Dorong...
Rumah BUMN SIG Dorong Pemasaran Produk UMKM Rembang
DPRD Jakarta Minta Dispenda...
DPRD Jakarta Minta Dispenda Jeli Kawal Kebijakan Penurunan Pajak Tarif BBM Kendaraan
Berita Terkini
Jepang Kenalkan Rudal...
Jepang Kenalkan Rudal dengan Kecepatan Lebih dari 9.000 Km per-Jam
8 jam yang lalu
Desain 4 Model iPhone...
Desain 4 Model iPhone 17 Bocor, Begini Bentuknya
12 jam yang lalu
Thailand Uji Coba Teknologi...
Thailand Uji Coba Teknologi Peringatan Bencana lewat Smartphone
18 jam yang lalu
Hasil Riset Ungkap Tumbuhan...
Hasil Riset Ungkap Tumbuhan Bisa Menjerit saat Tersakiti
19 jam yang lalu
Dunia Gonjang-Ganjing,...
Dunia Gonjang-Ganjing, Kripto Kok Santai? Intip Rahasia Bitcoin Jadi Benteng Investasi di Tengah Krisis!
21 jam yang lalu
Fokus Masa Depan, LG...
Fokus Masa Depan, LG Bangun Jalinan Konektivitas dengan Mahasiswa
22 jam yang lalu
Infografis
Ini 3 Negara Musuh AS...
Ini 3 Negara Musuh AS yang Tidak Terkena Tarif Impor Trump
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved