Konten AI di YouTube Harus Pakai Label! Simak Aturan Baru Google Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Munculnya Sora dan perkembangan AI Generatif yang luar biasa bikin Google mengambil langkah preventif. Yakni, menandai konten-konten yang dianggap menggunakan AI Generatif.
Menurut Google, penonton menginginkan transparansi apakah konten yang mereka lihat adalah hasil modifikasi atau dibuat secara sintetis. Karena itu, mereka mengenalkan alat baru di Creator Studio yang mengharuskan kreator menunjukkan kepada penonton saat membuat konten realistis.
Terutama, konten yang rentan disalahpahami penonton sebagai orang, tempat, adegan, atau peristiwa nyata menggunakan media hasil modifikasi atau sintetis, termasuk AI generatif.
“Label itu tidak wajib untuk konten yang tidak realistis, seperti animasi, menampilkan efek spesial, atau menggunakan AI generatif sebagai pembantu dalam proses produksinya,” tulis Google.
Langkah ini dianggap sebagai langkah menginovasikan AI secara bertanggung jawab. Yakni lewat kewajiban penambahan keterangan dan label, memperbarui proses permintaan privasi, serta memastikan semua produk dan fitur AI bertanggung jawab.
2. Konten yang berisi modifikasi atas rekaman video peristiwa atau tempat nyata: Misalnya, membuatnya tampak seolah bangunan sungguhan terbakar atau memodifikasi lingkungan perkotaan nyata agar terlihat berbeda daripada sebenarnya.
3. Konten dengan penggambaran kejadian yang tidak nyata, tetapi realistis: Menunjukkan gambaran realistis dari peristiwa besar yang fiktif, misalnya tornado yang bergerak menuju wilayah permukiman sungguhan.
Boleh Gunakan AI Generatif, tapi…
Google menyebut tidak mengharuskan kreator menyertakan label AI jika sekadar memakai AI generatif untuk membantu produktivitas, misalnya membuat naskah, mencari ide konten, atau membuat teks (caption) otomatis.
Label baru ini akan mulai aktif diberlakukan di YouTube dalam beberapa minggu ke depan, diawali dengan aplikasi YouTube di ponsel, serta tidak lama lagi di desktop dan TV.
“Kami ingin memberi komunitas YouTube waktu untuk menyesuaikan diri dengan proses dan fitur baru ini,” beber Google.
Dalam beberapa kasus, YouTube dapat menambahkan label meskipun kreator tidak menyertakannya. Terutama untuk konten hasil modifikasi atau sintetis yang berpotensi membingungkan atau menyesatkan orang.
“Proses ini masih akan terus berkembang, dan kami di YouTube akan terus belajar untuk memperbaiki diri. Semoga transparansi yang lebih besar ini dapat membantu kita semua lebih mengapresiasi beragam manfaat AI untuk mendukung kreativitas manusia,”tulisGoogle.
Menurut Google, penonton menginginkan transparansi apakah konten yang mereka lihat adalah hasil modifikasi atau dibuat secara sintetis. Karena itu, mereka mengenalkan alat baru di Creator Studio yang mengharuskan kreator menunjukkan kepada penonton saat membuat konten realistis.
Terutama, konten yang rentan disalahpahami penonton sebagai orang, tempat, adegan, atau peristiwa nyata menggunakan media hasil modifikasi atau sintetis, termasuk AI generatif.
“Label itu tidak wajib untuk konten yang tidak realistis, seperti animasi, menampilkan efek spesial, atau menggunakan AI generatif sebagai pembantu dalam proses produksinya,” tulis Google.
Langkah ini dianggap sebagai langkah menginovasikan AI secara bertanggung jawab. Yakni lewat kewajiban penambahan keterangan dan label, memperbarui proses permintaan privasi, serta memastikan semua produk dan fitur AI bertanggung jawab.
Beberapa contoh konten yang harus disertai keterangan AI termasuk:
1. Konten dengan elemen buatan yang menyerupai seorang individu yang dikenal di dunia nyata: secara digital memodifikasi konten untuk mengganti wajah seseorang dengan wajah orang lain, atau secara sintetis meniru suara seseorang untuk menarasikan sebuah video.2. Konten yang berisi modifikasi atas rekaman video peristiwa atau tempat nyata: Misalnya, membuatnya tampak seolah bangunan sungguhan terbakar atau memodifikasi lingkungan perkotaan nyata agar terlihat berbeda daripada sebenarnya.
3. Konten dengan penggambaran kejadian yang tidak nyata, tetapi realistis: Menunjukkan gambaran realistis dari peristiwa besar yang fiktif, misalnya tornado yang bergerak menuju wilayah permukiman sungguhan.
Boleh Gunakan AI Generatif, tapi…
Google menyebut tidak mengharuskan kreator menyertakan label AI jika sekadar memakai AI generatif untuk membantu produktivitas, misalnya membuat naskah, mencari ide konten, atau membuat teks (caption) otomatis.Label baru ini akan mulai aktif diberlakukan di YouTube dalam beberapa minggu ke depan, diawali dengan aplikasi YouTube di ponsel, serta tidak lama lagi di desktop dan TV.
“Kami ingin memberi komunitas YouTube waktu untuk menyesuaikan diri dengan proses dan fitur baru ini,” beber Google.
Dalam beberapa kasus, YouTube dapat menambahkan label meskipun kreator tidak menyertakannya. Terutama untuk konten hasil modifikasi atau sintetis yang berpotensi membingungkan atau menyesatkan orang.
Menerima Kehadiran AI Generatif di YouTube
Kreator adalah bagian vital dari YouTube dan akan terus memainkan peran yang sangat penting dalam membantu audiens memahami, menerima, dan beradaptasi dengan dunia AI generatif.“Proses ini masih akan terus berkembang, dan kami di YouTube akan terus belajar untuk memperbaiki diri. Semoga transparansi yang lebih besar ini dapat membantu kita semua lebih mengapresiasi beragam manfaat AI untuk mendukung kreativitas manusia,”tulisGoogle.
(dan)