Prof. Suryanegara: Jadilah Master, Bukan Hamba Gadget! Pesan Penting untuk Remaja
loading...
A
A
A
JAKARTA - Guru besar Fakultas Teknik Universitas Indonesia Prof. Dr. Muhammad Suryanegara memetaforakan gadget bak pisau bermata dua.
"Pisau yang tajam berfungsi menjadi alat potong, memberikan manfaat, menghasilkan keuntungan bila dipergunakan sesuai fungsi dan arah yang benar.
Tetapi bila salah memfungsikan pisau, salah arah pemakaiannya, pisau akan dapat menyakiti diri sendiri dan orang lain, bahkan membunuh," kata Prof.
Suryanegara saat berbicara dalam sharing session bertajuk 'Pentingnya Gadget bagi Generasi Remaja' yang digelar oleh Yayasan Masjid An Nur Islamic Centre (YAMANIC), di Perumahan Bella Cassa, Kota Depok belum lama ini.
Prof. Suryanegara yang juga Ketua Bidang Pendidikan YAMANIC mewanti-wanti agar anak dan remaja menjadi master bukan hamba gadget.
Pemilik ide 'Inovasi Teknologi Indonesia Emas dari Graham Bell sampai 6G Mobile Communication' ini membeberkan sejumlah keuntungan menggunakan gadget.
Antara lain sebagai alat komunikasi, mencari infomasi dari seluruh belahan dunia, menambah ilmu/wawasan, memanfaatkan media sosial, menambah teman, sebagai alat hitung pengganti kalkulator, foto, selfie, membuat konten, video, fungsi hiburan, dan membaca maupun menghafal Alquran
Ia sendiri berkomitmen akan mendakwahkan program Pendidikan dan Pengembangan Remaja atas Penggunaan Gadget tidak hanya selesai dalam Program Ramadan, tapi diteruskan setelah Ramadan.
"Metode penyampaiannya akan dinamis dengan tanya jawab, kuis/games, dan bertempat tak terbatas di masjid, tapi sesuai selera anak remaja. Ini kita programkan agar anak remaja merasa senang, nyaman, dan yang lebih penting mengerti dan mendapat manfaat," terang Prof. Suryanegara yang juga pakar IT dan artificial intelligence (AI).
Sementara, pengurus harian dan Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Pemuda YAMANIC, Mohammad Saihu berpendapat, realitas anak remaja sekarang menjadi "digital natives" karena tumbuh di tengah maraknya teknologi digital dan internet.
"Mestinya, selain penjelasan dampak buruk yang diakibatkan kecanduan ber-gadget, anak remaja juga harus dituntun dan diberikan pemahaman yang baik, bahwa sejatinya gadget diciptakan untuk memberikan manfaat bagi penggunanya," kata Saihu.
Saihu menambahkan, sebuah keniscayaan bahwa segala kebutuhan manusia telah terkoneksi dengan gadget, termasuk informasi tugas anak sekolah dasar.
"Selama Ramadan ini, gadget bisa bermanfaat untuk alarm saat sahur, menjadi sumber informasi paling mudah untuk mengetahui syarat, rukun, dan hal-hal yang dilarang dalam berpuasa, termasuk sebagai media baca Al Qur'an yang paling praktis,"tukasSaihu.
"Pisau yang tajam berfungsi menjadi alat potong, memberikan manfaat, menghasilkan keuntungan bila dipergunakan sesuai fungsi dan arah yang benar.
Tetapi bila salah memfungsikan pisau, salah arah pemakaiannya, pisau akan dapat menyakiti diri sendiri dan orang lain, bahkan membunuh," kata Prof.
Suryanegara saat berbicara dalam sharing session bertajuk 'Pentingnya Gadget bagi Generasi Remaja' yang digelar oleh Yayasan Masjid An Nur Islamic Centre (YAMANIC), di Perumahan Bella Cassa, Kota Depok belum lama ini.
Prof. Suryanegara yang juga Ketua Bidang Pendidikan YAMANIC mewanti-wanti agar anak dan remaja menjadi master bukan hamba gadget.
Pemilik ide 'Inovasi Teknologi Indonesia Emas dari Graham Bell sampai 6G Mobile Communication' ini membeberkan sejumlah keuntungan menggunakan gadget.
Antara lain sebagai alat komunikasi, mencari infomasi dari seluruh belahan dunia, menambah ilmu/wawasan, memanfaatkan media sosial, menambah teman, sebagai alat hitung pengganti kalkulator, foto, selfie, membuat konten, video, fungsi hiburan, dan membaca maupun menghafal Alquran
Ia sendiri berkomitmen akan mendakwahkan program Pendidikan dan Pengembangan Remaja atas Penggunaan Gadget tidak hanya selesai dalam Program Ramadan, tapi diteruskan setelah Ramadan.
"Metode penyampaiannya akan dinamis dengan tanya jawab, kuis/games, dan bertempat tak terbatas di masjid, tapi sesuai selera anak remaja. Ini kita programkan agar anak remaja merasa senang, nyaman, dan yang lebih penting mengerti dan mendapat manfaat," terang Prof. Suryanegara yang juga pakar IT dan artificial intelligence (AI).
Sementara, pengurus harian dan Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Pemuda YAMANIC, Mohammad Saihu berpendapat, realitas anak remaja sekarang menjadi "digital natives" karena tumbuh di tengah maraknya teknologi digital dan internet.
"Mestinya, selain penjelasan dampak buruk yang diakibatkan kecanduan ber-gadget, anak remaja juga harus dituntun dan diberikan pemahaman yang baik, bahwa sejatinya gadget diciptakan untuk memberikan manfaat bagi penggunanya," kata Saihu.
Saihu menambahkan, sebuah keniscayaan bahwa segala kebutuhan manusia telah terkoneksi dengan gadget, termasuk informasi tugas anak sekolah dasar.
"Selama Ramadan ini, gadget bisa bermanfaat untuk alarm saat sahur, menjadi sumber informasi paling mudah untuk mengetahui syarat, rukun, dan hal-hal yang dilarang dalam berpuasa, termasuk sebagai media baca Al Qur'an yang paling praktis,"tukasSaihu.
(dan)