Ilmuwan Takut Penyakit Rusa Zombie Menular ke Manusia
loading...
Ilmuwan Takut Penyakit Rusa Zombie. Menular . FOTO/ FOX NEWS
A
A
A
NEW YORK - Ilmuwan kesehatan menyuarakan kekhawatiran mengenai jenis penyakit yang disebut rusa zombi yang bisa berakibat fatal dan dikhawatirkan menyebar ke manusia.
Penyakit Wasting Kronis (CWD) menyebar pada sejumlah rusa di seluruh Amerika Utara, dan baru-baru ini, penyakit ini terdeteksi untuk pertama kalinya di Taman Nasional Yellowstone (melibatkan negara bagian Wyoming, Idaho, dan Montana).
Seperti dilansir dari Daily Start, Jumat (29/12/2023), penyakit ini menyebabkan perubahan pada otak hewan yang membuatnya lesu, bimbang, dan sering ngiler.
Hewan yang terinfeksi termasuk rusa, rusa besar, rusa besar, dan karibu. Ia biasanya menatap kosong dari kejauhan sebelum menderita penyakit tersebut.
CWD berakibat fatal dan hingga saat ini belum ada pengobatan atau vaksin yang diketahui.
Menurut para ilmuwan, CWD adalah 'bencana yang bergerak lambat' dan pihak berwenang didesak untuk bersiap menghadapi kemungkinan penyebarannya ke manusia.
Peneliti CWD, Dr. Cory Anderson mengatakan kepada surat kabar The Guardian: “Kita sedang menghadapi penyakit yang seringkali berakibat fatal, tidak dapat disembuhkan dan sangat menular.
“Kami tidak memiliki cara yang sederhana dan efektif untuk memberantasnya, baik terhadap hewan yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi.
“Tidak ada yang mengatakan hal ini akan terjadi, namun penting bagi masyarakat untuk bersiap.”
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, CWD telah terdeteksi di setidaknya 31 negara bagian AS selain Kanada, Norwegia, Finlandia, Swedia, dan Korea Selatan.
Baca Juga :
Penyakit Rusa Zombie Teror Amerika Serikat
Penyakit Wasting Kronis (CWD) menyebar pada sejumlah rusa di seluruh Amerika Utara, dan baru-baru ini, penyakit ini terdeteksi untuk pertama kalinya di Taman Nasional Yellowstone (melibatkan negara bagian Wyoming, Idaho, dan Montana).
Seperti dilansir dari Daily Start, Jumat (29/12/2023), penyakit ini menyebabkan perubahan pada otak hewan yang membuatnya lesu, bimbang, dan sering ngiler.
Hewan yang terinfeksi termasuk rusa, rusa besar, rusa besar, dan karibu. Ia biasanya menatap kosong dari kejauhan sebelum menderita penyakit tersebut.
CWD berakibat fatal dan hingga saat ini belum ada pengobatan atau vaksin yang diketahui.
Menurut para ilmuwan, CWD adalah 'bencana yang bergerak lambat' dan pihak berwenang didesak untuk bersiap menghadapi kemungkinan penyebarannya ke manusia.
Peneliti CWD, Dr. Cory Anderson mengatakan kepada surat kabar The Guardian: “Kita sedang menghadapi penyakit yang seringkali berakibat fatal, tidak dapat disembuhkan dan sangat menular.
“Kami tidak memiliki cara yang sederhana dan efektif untuk memberantasnya, baik terhadap hewan yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi.
“Tidak ada yang mengatakan hal ini akan terjadi, namun penting bagi masyarakat untuk bersiap.”
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, CWD telah terdeteksi di setidaknya 31 negara bagian AS selain Kanada, Norwegia, Finlandia, Swedia, dan Korea Selatan.
(wbs)
Lihat Juga :
