ByteDance Diam-diam Gunakan Teknologi OpenAI untuk Melawan Google
loading...
A
A
A
JAKARTA - ByteDance, perusahaan induk TikTok, diam-diam menggunakan teknologi OpenAI untuk membangun pesaing bagi LaMDA, model bahasa besar yang dikembangkan oleh Google AI.
Seperti dilansir dari The Verge, Minggu (17/12/2023), berdasarkan laporan dari The Information, menyebutkan bahwa ByteDance telah bekerja sama dengan OpenAI sejak tahun 2021 untuk mendapatkan akses ke teknologi AI perusahaan tersebut. ByteDance menggunakan teknologi tersebut untuk mengembangkan model bahasa besar sendiri yang disebut WuDao 2.0.
WuDao 2.0 dilaporkan memiliki kemampuan yang setara dengan LaMDA, dan bahkan lebih unggul dalam beberapa hal. Misalnya, WuDao 2.0 lebih baik dalam menghasilkan teks yang kreatif, seperti puisi, kode, dan skrip.
ByteDance berencana untuk menggunakan WuDao 2.0 untuk mengembangkan berbagai produk dan layanan baru, termasuk aplikasi media sosial, mesin pencari, dan asisten virtual.
Keputusan ByteDance untuk menggunakan teknologi OpenAI untuk membangun pesaing LaMDA dapat dilihat sebagai upaya perusahaan untuk bersaing dengan Google di bidang AI. Google merupakan salah satu pemimpin di bidang AI, dan LaMDA merupakan salah satu model bahasa besar paling canggih di dunia.
ByteDance sendiri merupakan perusahaan teknologi besar asal China yang memiliki berbagai produk dan layanan populer, termasuk TikTok, Douyin, dan Toutiao.
Perusahaan tersebut telah berinvestasi secara besar-besaran di bidang AI, dan WuDao 2.0 merupakan salah satu hasil investasi tersebut.
Kemunculan WuDao 2.0 dapat menjadi ancaman bagi Google di bidang AI. WuDao 2.0 menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan China juga mampu mengembangkan model bahasa besar yang setara dengan perusahaan-perusahaan teknologi Barat.
Persaingan antara ByteDance dan Google di bidang AI diperkirakan akan semakin sengit di masa depan.
Kedua perusahaan tersebut memiliki sumber daya yang besar untuk mengembangkan teknologi AI, dan keduanya memiliki ambisi untuk menjadi pemimpin di bidang tersebut.
Seperti dilansir dari The Verge, Minggu (17/12/2023), berdasarkan laporan dari The Information, menyebutkan bahwa ByteDance telah bekerja sama dengan OpenAI sejak tahun 2021 untuk mendapatkan akses ke teknologi AI perusahaan tersebut. ByteDance menggunakan teknologi tersebut untuk mengembangkan model bahasa besar sendiri yang disebut WuDao 2.0.
WuDao 2.0 dilaporkan memiliki kemampuan yang setara dengan LaMDA, dan bahkan lebih unggul dalam beberapa hal. Misalnya, WuDao 2.0 lebih baik dalam menghasilkan teks yang kreatif, seperti puisi, kode, dan skrip.
ByteDance berencana untuk menggunakan WuDao 2.0 untuk mengembangkan berbagai produk dan layanan baru, termasuk aplikasi media sosial, mesin pencari, dan asisten virtual.
Keputusan ByteDance untuk menggunakan teknologi OpenAI untuk membangun pesaing LaMDA dapat dilihat sebagai upaya perusahaan untuk bersaing dengan Google di bidang AI. Google merupakan salah satu pemimpin di bidang AI, dan LaMDA merupakan salah satu model bahasa besar paling canggih di dunia.
ByteDance sendiri merupakan perusahaan teknologi besar asal China yang memiliki berbagai produk dan layanan populer, termasuk TikTok, Douyin, dan Toutiao.
Perusahaan tersebut telah berinvestasi secara besar-besaran di bidang AI, dan WuDao 2.0 merupakan salah satu hasil investasi tersebut.
Kemunculan WuDao 2.0 dapat menjadi ancaman bagi Google di bidang AI. WuDao 2.0 menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan China juga mampu mengembangkan model bahasa besar yang setara dengan perusahaan-perusahaan teknologi Barat.
Persaingan antara ByteDance dan Google di bidang AI diperkirakan akan semakin sengit di masa depan.
Kedua perusahaan tersebut memiliki sumber daya yang besar untuk mengembangkan teknologi AI, dan keduanya memiliki ambisi untuk menjadi pemimpin di bidang tersebut.
(wbs)