Tuding China Curi Data, Justru AS Sembunyikan Pelacak di Aplikasi

Minggu, 09 Agustus 2020 - 18:37 WIB
loading...
Tuding China Curi Data,...
The Wall Street Journal melaporkan, Anomaly Six LLC, perusahaan yang berbasis di Virginia menanamkan perangkat lunak pelacak di berbagai aplikasi seluler. Mereka terkoneksi dengan Pemerintah AS. Foto/Giz China
A A A
WASHINGTON - Belakangan ini, ada banyak masalah antara Pemerintah AS dan banyak aplikasi China. Menurut Presiden Donald Trump, aplikasi asal China digunakan oleh Pemerintah Komunis untuk memata-matai warga Amerika. (Baca juga: Microsoft Sekarang Nafsu Ingin Kuasai Operasi TikTok di Seluruh Dunia )

Trump mengklaim aplikasi mengumpulkan data pengguna Amerika dan mentransfernya ke China. Meski tidak ada bukti signifikan, Pemerintah Amerika melarang aplikasi beroperasi di Paman Sam. Korban terakhirnya adalah aplikasi video pendek populer, TikTok dan perpesanan instan, WeChat.

Menariknya, sebuah laporan terbaru di The Wall Street Journal menunjukkan, AS sama bersalahnya dengan China -itupun kalau benar tudingan Trump.

Menurut laporan tersebut, Anomaly Six LLC, perusahaan yang berbasis di Virginia menanamkan perangkat lunaknya di berbagai aplikasi seluler. Ini memungkinkan perusahaan melacak ratusan juta smartphone secara global.

Inilah bagian yang menarik, Anomaly Six LLC memiliki hubungan yang kuat dengan Departemen Pertahanan dan Intelijen AS. Yang lebih menarik, fakta bahwa pendiri perusahaan adalah dua veteran militer AS dengan latar belakang intelijen.

Saat ini, perangkat lunak Anomaly Six LLC aktif di lebih dari 500 aplikasi seluler. Sebagian besar aplikasi ini digunakan oleh orang Amerika. Apakah ini berarti tidak masalah bagi Pemerintah AS untuk memata-matai warganya sendiri?

Cara Kerja Anomaly Six LLC
Dengan sendirinya, perusahaan tidak mengembangkan aplikasi, namun, pengembang aplikasi membayar untuk menyertakan kode pelacakannya di aplikasi mereka. Pelacak akan mengumpulkan data pengguna secara anonim dan mengirimkannya ke Anomaly Siz LLC. Laporan tersebut mengklaim perusahaan mengumpulkan data ini dan menjualnya ke Pemerintah AS.

Menariknya, laporan tersebut juga mengklaim bahwa semua yang dilakukan aplikasi ini adalah legal. Selama datanya tidak digunakan untuk tujuan komersial, tidak ada salahnya.

Tetapi bayangkan aplikasi China ditemukan membawa kode seperti itu? Kita bahkan tidak bisa membayangkan bahaya apa yang akan menyusul.

Pertanyaan lainnya adalah "Apakah itu berarti aplikasi Amerika dapat membawa kode pelacakan seperti itu dan bukan aplikasi dari negara lain?"

Bagian baiknya, data ini dikumpulkan secara anonim. Artinya, pengguna aplikasi tersebut tidak disebutkan. Tetapi jika Anda memiliki aplikasi semacam itu di handphone, maka pengguna harus khawatir.

Melalui aplikasi semacam itu, siapa pun yang memiliki kode tersebut tahu di mana Anda tinggal, bekerja, tidur, makan, dan segalanya. Mereka juga melihat seluruh perilaku pengguna dan mungkin memutuskan untuk memeriksa Anda. (Baca juga: Rp37 Triliun Disiapkan untuk BLT Karyawan Swasta Rp600.000 Per Bulan )

Sayangnya, The Wall Street Journal tidak mencantumkan aplikasi tersebut meskipun Anomaly Six mengkonfirmasi laporan tersebut. Sampai sekarang, publik Amerika tidak tahu apa yang dilakukan Pemerintah AS dengan data ini. Mungkin untuk mengamankan warganya dan sesuatu yang berhubungan dengan “kontra-terorisme”, inilah alasan yang biasa untuk melakukan kegiatan mata-mata.
(iqb)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Hindari Ganguan Mental,...
Hindari Ganguan Mental, Banyak Orang Kembali ke HP Jadul
Cara Memindahkan Data...
Cara Memindahkan Data dari HP Lama ke HP Baru, Lakukan Pencadangan Data Terlebih Dahulu
Huawei Kenalkan Sistem...
Huawei Kenalkan Sistem Operasi HarmonyOS PC
Gambar AI Donald Trump...
Gambar AI Donald Trump Jadi Paus Picu Reaksi Keras
Tim Cook Beberkan Risiko...
Tim Cook Beberkan Risiko Besar yang Dihadapi Apple Terkait Tarif Impor
X Dilaporkan Blokir...
X Dilaporkan Blokir Akun-akun Pengkritik Elon Musk
Trump Lebih Suka Deal...
Trump Lebih Suka Deal dengan Musuh, AS Sedang Tinggalkan Israel?
Trump Halangi Apple...
Trump Halangi Apple Produksi iPhone di India, Peluang Indonesia?
India Sangkal Klaim...
India Sangkal Klaim Trump Soal Perdagangan Bebas Tarif dengan AS
Rekomendasi
Hadiri Kongres ke-XXVIII...
Hadiri Kongres ke-XXVIII PDGI, Wamenkes: Indonesia Butuh Banyak Dokter Gigi
Imigrasi Buka Layanan...
Imigrasi Buka Layanan Konsultasi Visa dan Izin Tinggal dalam Rakor Perwakilan Asing
IFG Life Gandeng Mandiri...
IFG Life Gandeng Mandiri Taspen Lindungi Debitur UMKM dan Pensiunan
Berita Terkini
Usai Memukau Dunia,...
Usai Memukau Dunia, HUAWEI WATCH FIT 4 Series Ramping nan Powerful dengan Fitur Sport Ultra dan ECG Siap Hadir di Indonesia
Terlalu Banyak Pekerjaan...
Terlalu Banyak Pekerjaan Secara Harfiah Bisa Mengubah Otak Anda
Kenapa Tahun 2025 Sangat...
Kenapa Tahun 2025 Sangat Panas? Ternyata Ini Penyebabnya
Supa: Platform yang...
Supa: Platform yang Menyediakan Akses ke Banyak AI Sekaligus
Galaxy S25 Edge: Ketika...
Galaxy S25 Edge: Ketika Tipis Bukan Berarti Ringkih, Inikah Smartphone Tertipis Samsung?
Android 16 Bakal Meluncur...
Android 16 Bakal Meluncur Bulan Depan, Ini Kecanggihannya
Infografis
13 Orang Meninggal Akibat...
13 Orang Meninggal Akibat Insiden Pemusnahan Amunisi di Garut
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved