Meresahkan, Aplikasi AI untuk Menelanjangi Wanita Semakin Marak

Sabtu, 09 Desember 2023 - 18:00 WIB
loading...
Meresahkan, Aplikasi...
Hanya pada bulan September 2023 saja, sebanyak 24 juta orang mengunjungi situs web penelanjangan. (Foto: Hindustan Times)
A A A
JAKARTA - Aplikasi dan situs web yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menelanjangi wanita dalam foto semakin populer. Tren yang mengkhawatirkan ini masuk dalam kategori pornografi non-consensual.

Menurut hasil riset terbaru perusahaan analisis jaringan sosial Graphika, hanya pada bulan September 2023 saja, sebanyak 24 juta orang mengunjungi situs web penelanjangan.

Banyak dari layanan penelanjangan atau nudify ini menggunakan jaringan sosial populer untuk pemasaran. Sebagai contoh, sejak awal tahun ini, jumlah tautan yang mengiklankan aplikasi penelanjangan meningkat lebih dari 2.400 persen di media sosial. “Termasuk di X dan Reddit,” kata para peneliti dikutip dari Hindustan Times, Sabtu (9/12/2023).

Layanan-layanan ini menggunakan kecerdasan buatan untuk merekonstruksi gambar sehingga perempuan yang diambil fotonya tampak telanjang. Deepfake pornography ini sering diambil dari media sosial dan didistribusikan tanpa persetujuan, kendali, atau pengetahuan subjek.



Peningkatan popularitas aplikasi dan situs web untuk menelanjangi wanita ini sejalan dengan dirilisnya beberapa model difusi open source, atau kecerdasan buatan yang dapat menciptakan gambar yang jauh lebih baik daripada yang dibuat beberapa tahun lalu. Karena open source, model-model yang digunakan pengembang aplikasi tersedia secara gratis.

"Anda dapat membuat sesuatu yang benar-benar terlihat realistis," kata Santiago Lakatos, seorang analis di Graphika. Dia mencatat bahwa deepfake sebelumnya seringkali buram.

Salah satu gambar yang diposting di X yang mengiklankan aplikasi penelanjangan menggunakan bahasa yang menunjukkan pelanggan dapat membuat gambar telanjang dan kemudian mengirimkannya kepada orang yang gambarnya di-'undress' secara digital, mendorong pelecehan.

Salah satu aplikasi bahkan membayar konten berbayar di YouTube milik Google dan muncul pertama ketika orang mencari dengan kata nudify.



Juru bicara Google mengatakan perusahaan tidak mengizinkan iklan yang mengandung konten secara eksplisit seksual. “Kami telah meninjau iklan yang bersangkutan dan menghapus yang melanggar kebijakan kami." Sementara X maupun Reddit tidak merespons permintaan komentar.

Selain peningkatan lalu lintas, layanan-layanan ini, beberapa di antaranya membebankan biaya USD9,99 per bulan, mengklaim di situs web mereka memiliki banyak pelanggan. "Mereka melakukan banyak bisnis," kata Lakatos.

Pornografi non-consensual dari figur publik telah lama menjadi momok internet, tetapi para ahli semakin khawatir kemajuan dalam teknologi kecerdasan buatan telah membuat perangkat lunak deepfake lebih mudah dan lebih efektif.

"Kami melihat semakin banyak dari ini dilakukan oleh orang biasa dengan target biasa," kata Eva Galperin, direktur keamanan siber di Electronic Frontier Foundation. "Anda melihat itu di kalangan pelajar sekolah menengah dan orang-orang yang berada di perguruan tinggi."

Banyak korban tidak pernah mengetahui tentang gambar-gambar tersebut, tetapi bahkan bagi yang mengetahuinya mungkin kesulitan untuk membuat penegakan hukum menyelidiki atau menemukan dana untuk menempuh tindakan hukum.

Saat ini belum ada undang-undang federal yang melarang pembuatan pornografi deepfake, meskipun pemerintah AS melarang pembuatan gambar-gambar semacam itu yang melibatkan anak-anak.
Pada November, seorang psikiater anak di Carolina Utara dihukum 40 tahun penjara karena menggunakan aplikasi penelanjangan pada foto-foto pasiennya. Hal ini adalah penuntutan pertama kali dalam undang-undang yang melarang pembuatan deepfake berupa materi pelecehan seksual anak.

TikTok telah memblokir kata kunci undress, istilah pencarian populer yang terkait dengan layanan-layanan ini. Meta Platforms Inc. juga mulai memblokir kata kunci yang terkait dengan pencarian aplikasi penelanjangan.
(msf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Warga AS Borong Produk...
Warga AS Borong Produk China di TikTok dan Amazon
CoPilot Microsoft Kini...
CoPilot Microsoft Kini Bisa Mencari File Dokumen di Windows 11
HP Menerjemahkan AI...
HP Menerjemahkan AI Jadi Pengalaman Bermakna Bentuk Masa Depan Pekerjaan
Perdana Digelar, GrabX...
Perdana Digelar, GrabX Hadirkan Inovasi Baru Untuk Semua Versi Dirimu
Bosan dengan FYP TikTok?...
Bosan dengan FYP TikTok? Ini Dia Cara Ampuh Reset dan Temukan Konten Baru yang Lebih Seru!
AI pada Google Menyebabkan...
AI pada Google Menyebabkan Banyak Website Kehilangan Trafik
Batal Kenalkan GPT-5,...
Batal Kenalkan GPT-5, OpenAI Luncurkan o3
Dengan AI Proses Coding...
Dengan AI Proses Coding Kini Tak Membutuhkan Tenaga Ahli
Donald Trump Kembali...
Donald Trump Kembali Memperpanjang Batas Waktu Penjualan TikTok
Rekomendasi
Telkom Indonesia Hadirkan...
Telkom Indonesia Hadirkan Data Center di Batam, Kapasitas Capai 54 MW
Lolos SNBP, 66 Siswa...
Lolos SNBP, 66 Siswa MAN 13 Jakarta Diterima di Perguruan Tinggi Negeri Favorit
Hingga Akhir Maret 2025,...
Hingga Akhir Maret 2025, MUF Catatkan Pembiayaan Baru Rp5,7 Triliun
Berita Terkini
Bukti Terkuat Adanya...
Bukti Terkuat Adanya Kehidupan di Luar Bumi Ditemukan
7 jam yang lalu
Saham Perusahaan Teknologi...
Saham Perusahaan Teknologi AS Anjlok Imbas Tarif Trump
7 jam yang lalu
Apple Siapkan Perangkat...
Apple Siapkan Perangkat Andalan untuk Gantikan iPhone
8 jam yang lalu
Hypernet dan Huawei...
Hypernet dan Huawei Jalin Kemitraan Strategis untuk Pemberdayaan Digital UKM
18 jam yang lalu
Jawaban Kenapa Kucing...
Jawaban Kenapa Kucing Berwarna Oranye Punya Banyak Kelebihan Akhirnya Terungkap
20 jam yang lalu
Cumi-cumi Raksasa Dipertontonkan...
Cumi-cumi Raksasa Dipertontonkan Hidup-hidup untuk Pertama Kalinya
21 jam yang lalu
Infografis
4.000 Karyawan Bank...
4.000 Karyawan Bank Terbesar Asia Tenggara akan Digantikan AI
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved