Teknologi akan Beradaptasi dengan Kebiasaan dan Peraturan Baru Pasca Covid-19

Sabtu, 08 Agustus 2020 - 12:08 WIB
loading...
Teknologi akan Beradaptasi dengan Kebiasaan dan Peraturan Baru Pasca Covid-19
Penanganan virus corona. FOTO/ DOK SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 menciptakan banyak kebiasaan baru pada lini kehidupan. Misalnya, orang-orang kini jadi lebih rajin mencuci tangan, dan banyak adaptasi lainnya yang merubah pola hidup manusia. BACA JUGA -Pak Haji dari Makassar Sukses Bikin Ninja ZX-25R Jadi Motor Murahan

Perubahan memang telah dan akan terjadi di banyak bidang. Dalam era pasca Covid-19, diprediksi merubah paradigma ekonomi yang akan beradaptasi dengan kebiasaan dan peraturan baru di bidang teknologi.(Baca juga: Trump Minta Potongan, Akuisisi TikTok seperti Permainan Mafia )

Menristek/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro, mengatakan, perubahan yang akan terjadi pasca pandemi antara lain contactless everything, human behaviour (immune certifications), dinamika industri (disruption supply chain), geopolitik (protectionism), regulasi (undang-undang privasi baru), dan makro ekonomi (limited access to capital).

Sementara di bidang teknologi, ada 10 tren yang berubah selama pandemi, yaitu belanja daring, hiburan daring, pembayaran digital, supply chain 4.0, teleworking (work from home), 3D printing, telemedicine, robot dan drone, tele-education dan training, serta teknologi 5G dan ICT.

“Semuanya akan mengarah ke digitalisasi ekonomi,” jelas Bambang, dalam keterangan resminya, Jumat (7/8/2020).

Lebih lanjut, Bambang memaparkan, dalam lima tahun ke depan kementeriannya memiliki program-program dan instrumen kebijakan yang mengarah pada implementasi triple helix, yaitu Academicians-Business-Government (ABG).

“Program ini merupakan sinergi antara litbang perguruan tinggi, litbang kementerian dan lembaga, industri, dan pemerintah,” imbuh mantan Kepala BAPPENAS itu.

Menurut Bambang, yang menjadi hal penting dari karakter penelitian dan inovasi adalah pola pikir baru, perilaku baru, serta budaya dan cara kerja yang baru. Tiga hal tersebut dapat dilakukan dalam pembelajaran berbasis riset dan inovasi.

Contoh triple helix dalam pencegahan Covid-19 yang telah dilakukan adalah melibatkan konsorsium riset dan inovasi, antara lain dari berbagai Lembaga Penelitian non Kementerian (LPNK), perguruan tinggi, industri, Kemenkes, KemenBuMN, Kemenperin, dan pihak swasta.

Konsorsium tersebut telah menghasilkan beberapa produk inovasi, antara lain PCR Test Kit, Rapid Test, Autonomous UVC Mobile Robot, Convalescence Serum, Sistem Artificial Intellegence untuk deteksi Covid-19, Imunomodulator, Mobile Lab BSL-2, Ventilator, dan Powered Air Purifying Respirator.

“Semua instansi itu bersinergi bersama dalam arahan Kemenristek/BRIN,” tandas Bambang.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1359 seconds (0.1#10.140)