Meta Tutup 4.800 Akun Palsu di China yang Membahayakan Amerika

Jum'at, 01 Desember 2023 - 13:48 WIB
loading...
A A A
Nimmo, penyelidik utama Meta, mengatakan mengubah opini melawan Ukraina kemungkinan akan menjadi fokus dari setiap disinformasi yang ingin disuntikkan Rusia dalam perdebatan politik AS menjelang pemilihan tahun depan.

Meta seringkali menunjukkan upayanya untuk menutup jaringan media sosial palsu sebagai bukti komitmennya melindungi integritas pemilihan dan demokrasi. Tetapi para kritikus mengatakan fokus platform ini pada akun palsu mengalihkan dari kegagalan untuk menangani tanggung jawabnya terhadap disinformasi yang sudah ada di situsnya.

"Ini adalah perusahaan yang tidak bisa dianggap serius dan tidak bisa dipercaya," kata Zamaan Qureshi, penasihat kebijakan di Real Facebook Oversight Board, organisasi pimpinan hak-hak sipil dan pakar teknologi yang telah kritis terhadap pendekatan Meta terhadap disinformasi dan ujaran kebencian. "Pantau apa yang dilakukan Meta, bukan apa yang mereka katakan."

Ketika ditanya tentang kebijakan iklannya, Meta mengatakan fokusnya adalah pada pemilihan mendatang, bukan pemilihan yang sudah berlalu, dan akan menolak iklan yang melemparkan keraguan tidak beralasan pada kontestasi mendatang.

Tetapi tahun 2024 membawa tantangan baru, menurut para ahli yang mempelajari hubungan antara media sosial dan disinformasi. Tidak hanya banyak negara besar akan mengadakan pemilihan nasional, tetapi munculnya program kecerdasan buatan yang canggih membuat lebih mudah dari sebelumnya untuk membuat audio dan video yang sangat mirip yang bisa menyesatkan pemilih. "Platform-platform ini masih belum serius mengambil peran mereka di ranah publik," kata Jennifer Stromer-Galley, profesor di Syracuse University yang mempelajari media digital.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
China Berencana Bawa...
China Berencana Bawa Bakteri dari Luar Angkasa ke Bumi
ByteDance Bertekad Kalahkan...
ByteDance Bertekad Kalahkan Meta Tahun 2025
China Siagakan 42 Dokter...
China Siagakan 42 Dokter untuk Mengobati Penyakit Jiwa Akibat AI
Aturan Penggunaan Media...
Aturan Penggunaan Media Sosial di ASEAN Didesak untuk Dibuat
Mark Zuckerberg Tegaskan...
Mark Zuckerberg Tegaskan Era Sosmed Akan segera Berakhir
Kenapa Tidak Ada yang...
Kenapa Tidak Ada yang Berani Bongkar Makam Kaisar China Pertama? Ini Jawabannya
3 Penyebab China Sukses...
3 Penyebab China Sukses dapat Diskon Tarif Impor AS dari 145% ke 30%
Alasan AS Sulit Kalahkan...
Alasan AS Sulit Kalahkan China Sebagai Penguasa Harta Karun Logam Tanah Jarang
Pengangguran Pemuda...
Pengangguran Pemuda China Meningkat, Sistem Pendidikan Jadi Sorotan
Rekomendasi
Bantu Pakistan, IMF...
Bantu Pakistan, IMF Gelontorkan Dana Rp16 Triliun Hadapi Risiko Ini
Kader PPP Indonesia...
Kader PPP Indonesia Timur Tolak Calon Ketum dari Luar Partai
Sinar Mas Dukung Penguatan...
Sinar Mas Dukung Penguatan Kelembagaan Keuangan Indonesia
Berita Terkini
China Bocor Halus: Robot...
China Bocor Halus: Robot Humanoid Tiangong Jadi Open Source, Siapa Saja Boleh Gunakan dan Kembangkan!
Era Baru Internet Tanpa...
Era Baru Internet Tanpa Kartu Fisik, Begini Jurus XLSMART Dorong Adopsi eSIM!
Varian JN.1 Picu Lonjakan...
Varian JN.1 Picu Lonjakan Drastis Kasus Covid-19 di Asia
Keseringan Menggunakan...
Keseringan Menggunakan Ponsel Diklaim Menyebabkan Kepala Tertunduk
Nama Baru Elon Musk...
Nama Baru Elon Musk di X Menyebabkan Kripto Tiba-tiba Melonjak
Heboh HP Tak Kasat Mata...
Heboh HP Tak Kasat Mata Viral di TikTok
Infografis
Perbandingan Pangkalan...
Perbandingan Pangkalan Militer AS vs China di Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved