Mirip Burung Phoenix, Ilmuwan Australia Terobsesi Bangkitkan Elang Pemangsa Terbesar
loading...

Para ilmuwan Australia tengah fokus membangkitkan kembali spesies burung pemangsa raksasa. (Foto: Phys.org)
A
A
A
JAKARTA - Para ilmuwan Australia tengah fokus membangkitkan kembali spesies burung pemangsa raksasa asli. Salah satunya spesies elang dari masa 50 ribu tahun lalu yang mirip burung Phoenix.
Elang yang sudah punah tadi termasuk dalam kelompok burung pemangsa pertama yang tercatat dari periode Pleistosen lebih dari 50.000 tahun yang lalu. Para peneliti dari Universitas Flinders terobsesi untuk membawanya kembali ke kehidupan.
Laman Phys.org, Sabtu (18/11/2023) melansir informasi tadi dari Alcheringa: Jurnal Paleontologi Australasia. Dalam sebuah artikel, para ilmuwan Australia merekonstruksi gambaran dari elang yang hidup di gua-gua Naracoorte. Kawasan ini terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia di Limestone Coast, Australia Selatan bulan ini.
"Bayangkanlah burung-burung ini bersaing untuk makanan di lanskap-lanskap di selatan Australia yang dikuasai oleh megafauna seperti Diprotodon optatum yang mirip dengan wombat raksasa, dan 'singa marsupial' Thylacoleo carnifex," kata Dr. Ellen Mather, dari laboratorium Paleontologi Universitas Flinders.
Baca Juga: 5 Fakta Nightjar, Burung Langka Mirip Naga
Proyek ini mengikuti pekerjaan tim Flinders sebelumnya. Para ilmuwan ini pun menamakan elang terbesar yang pernah terbang di Australia, yakni Dynatoaetus gaffae. Nama ini didaftarkan oleh Dr. Mather, Profesor Trevor Worthy, Dr. Aaron Camens, dan beberapa nama lainnya.
Dalam makalah terbaru mereka, Dr. Mather dan Profesor Worthy bergabung dengan paleontolog Universitas Flinders Dr. Diane Fusco, Profesor Mike Lee (Flinders dan SA Museum), dan Dr. John Hellstrom (Universitas Melbourne). Mereka mempublikasikan rincian tentang temuan elang terbesar kedua, Dynatoaetus pachyosteus. Temuan ini berdasarkan tulang fosil yang ditemukan di Gua Victoria.
Elang yang sudah punah tadi termasuk dalam kelompok burung pemangsa pertama yang tercatat dari periode Pleistosen lebih dari 50.000 tahun yang lalu. Para peneliti dari Universitas Flinders terobsesi untuk membawanya kembali ke kehidupan.
Laman Phys.org, Sabtu (18/11/2023) melansir informasi tadi dari Alcheringa: Jurnal Paleontologi Australasia. Dalam sebuah artikel, para ilmuwan Australia merekonstruksi gambaran dari elang yang hidup di gua-gua Naracoorte. Kawasan ini terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia di Limestone Coast, Australia Selatan bulan ini.
"Bayangkanlah burung-burung ini bersaing untuk makanan di lanskap-lanskap di selatan Australia yang dikuasai oleh megafauna seperti Diprotodon optatum yang mirip dengan wombat raksasa, dan 'singa marsupial' Thylacoleo carnifex," kata Dr. Ellen Mather, dari laboratorium Paleontologi Universitas Flinders.
Baca Juga: 5 Fakta Nightjar, Burung Langka Mirip Naga
Proyek ini mengikuti pekerjaan tim Flinders sebelumnya. Para ilmuwan ini pun menamakan elang terbesar yang pernah terbang di Australia, yakni Dynatoaetus gaffae. Nama ini didaftarkan oleh Dr. Mather, Profesor Trevor Worthy, Dr. Aaron Camens, dan beberapa nama lainnya.
Dalam makalah terbaru mereka, Dr. Mather dan Profesor Worthy bergabung dengan paleontolog Universitas Flinders Dr. Diane Fusco, Profesor Mike Lee (Flinders dan SA Museum), dan Dr. John Hellstrom (Universitas Melbourne). Mereka mempublikasikan rincian tentang temuan elang terbesar kedua, Dynatoaetus pachyosteus. Temuan ini berdasarkan tulang fosil yang ditemukan di Gua Victoria.
Lihat Juga :