Puncak Siklus Matahari Datang Lebih Cepat, Ini yang Harus Diwaspadai

Selasa, 31 Oktober 2023 - 16:43 WIB
loading...
Puncak Siklus Matahari...
Puncak aktivitas siklus matahari yang dikenal dengan Solar Cycle 25 diperkirakan terjadi antara Januari hingga Oktober 2024. Foto/Space/NOAA
A A A
WASHINGTON - Puncak aktivitas siklus matahari yang dikenal dengan Solar Cycle 25 diperkirakan terjadi antara Januari hingga Oktober 2024. NOAA mengatakan puncak siklus aktivitas matahari yang terjadi setiap 25 tahun diperkirakan lebih kuat dan bertahan lebih lama.

Siklus matahari menggambarkan periode aktivitas matahari selama kurang lebih 11 tahun yang didorong oleh medan magnet matahari. Peristiwa ini ditunjukkan oleh frekuensi dan intensitas bintik matahari yang terlihat di permukaan.

Prediksi kapan maksimum matahari akan terjadi didasarkan pada catatan sejarah jangka panjang mengenai jumlah bintik matahari. Pada 2019 para ahli di Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa (SWPC) NOAA memperkirakan siklus aktivitas matahari terjadi pada 2025, namun data terbaru bisa terjadi lebih cepat.

Baca juga; Gambaran Fantastisnya Proses dan Teori Kematian Matahari

“Kami berharap perkiraan eksperimental baru kami akan jauh lebih akurat dibandingkan prediksi panel tahun 2019. Tidak seperti prediksi siklus matahari sebelumnya, perkiraan ini akan terus diperbarui setiap bulan seiring tersedianya pengamatan bintik matahari baru,” kata Mark Miesch ilmuwan NOAA dikutip SINDOnews dari laman Space, Selasa (31/10/2023).

Revisi prediksi tersebut menjadi kabar baik bagi para pemburu gerhana karena gerhana matahari total pada 8 April 2024 akan terjadi mendekati titik maksimum matahari. Secara totalitas, ketika bulan menutupi seluruh piringan matahari, atmosfer luar matahari (dikenal sebagai corona) terlihat oleh pengamat.
Puncak Siklus Matahari Datang Lebih Cepat, Ini yang Harus Diwaspadai


Prediksi aktivitas matahari yang akurat sangat penting karena badai geomagnetik yang dipicu oleh ledakan plasma yang dikenal sebagai lontaran massa koronal dapat memengaruhi jaringan listrik, sinyal GPS, dan menyeret satelit keluar dari orbit. Bahkan, menimbulkan risiko radiasi bagi pekerja penerbangan dan astronot.

Peringatan dini mengenai peristiwa cuaca luar angkasa dapat membantu industri menerapkan prosedur pengamanan untuk mengurangi risiko terhadap peralatan dan pekerja mereka. “Kita tidak bisa mengabaikan cuaca luar angkasa, tapi kita bisa mengambil tindakan yang tepat untuk melindungi diri kita sendiri,” kata NASA.

Baca juga; Aktivitas Puncak Matahari 1 Tahun Lebih Cepat dari Perkiraan, Ini Dampaknya bagi Bumi

Tentu saja kita juga mempunyai perlindungan alami, yaitu medan magnet bumi. Ketika partikel energik dan medan magnet dilepaskan dari Matahari selama peristiwa seperti jilatan api matahari dan lontaran massa korona, Bumi terkadang berada dalam garis api.

Ketika hal ini terjadi, gelembung magnet pelindung Bumi yang dikenal sebagai magnetosfer akan mengusir energi berbahaya dari Bumi dan menjebaknya di zona yang disebut sabuk radiasi Van Allen. Sabuk radiasi berbentuk donat ini bisa membengkak saat aktivitas matahari meningkat.

Namun perisai pelindung kita bukannya tidak terkalahkan. Selama peristiwa cuaca antariksa yang sangat kuat, yang lebih sering terjadi pada saat aktivitas matahari maksimum, medan magnet bumi terganggu dan badai geomagnetik dapat menembus magnetosfer dan menyebabkan pemadaman radio dan listrik secara luas serta membahayakan astronot dan satelit yang mengorbit Bumi.

Namun, tidak semua gangguan magnetosfer bersifat merusak, dan salah satu gangguan khususnya menimbulkan pertunjukan yang luar biasa, yaitu aurora. Fenomena tersebut dikenal sebagai cahaya utara (aurora borealis) di belahan bumi utara dan cahaya selatan (aurora australis) di belahan bumi selatan dan dipicu oleh partikel energik yang diarahkan ke kutub bumi dan bertabrakan dengan atom oksigen dan nitrogen di atmosfer bumi.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Melampaui Zamannya,...
Melampaui Zamannya, Bukti Kecanggihan Teknologi Antariksa Zaman Firaun Terungkap
Tantang Starlink, Amazon...
Tantang Starlink, Amazon Luncurkan Satelit Pertama
Teleskop Hubble Tangkap...
Teleskop Hubble Tangkap Struktur Tersembunyi Berjuluk Pilar Penciptaan
China Siap Lanjutkan...
China Siap Lanjutkan Misi Luar Angkasa Minggu ini
Ilmuwan Klaim Temukan...
Ilmuwan Klaim Temukan Bukti Keberadaan Alien
Bukti Terkuat Adanya...
Bukti Terkuat Adanya Kehidupan di Luar Bumi Ditemukan
Satelit Rahasia Rusia...
Satelit Rahasia Rusia yang Diduga Terhubung Senjata Nuklir Berputar di Luar Kendali
Lawan Cuaca Tak Menentu...
Lawan Cuaca Tak Menentu dengan Tomat, 5 Khasiat Alaminya untuk Tingkatkan Imunitas Tubuh
Katy Perry Nyanyikan...
Katy Perry Nyanyikan What A Wonderful World untuk Bumi saat di Luar Angkasa
Rekomendasi
UMJ Peringkat 1 Terbaik...
UMJ Peringkat 1 Terbaik se-Banten, Rektor: Semangat Tingkatkan Kebermanfaatan Masyarakat
57 Jembatan Berkemajuan...
57 Jembatan Berkemajuan di Sambas Dibangun Swadaya Tanpa Uang Pemerintah
Hasil Lengkap Taipei...
Hasil Lengkap Taipei Open 2025: 3 Ganda Campuran Indonesia Tembus 16 Besar
Berita Terkini
China Mulai Uji Coba...
China Mulai Uji Coba Fitur Face ID iPhone 18
Melatih Bicara dengan...
Melatih Bicara dengan Enterprise AI Learning Agent
Beragam Kejahatan kini...
Beragam Kejahatan kini Ada di TikTok, Ini Modusnya
Waspada World ID: Paspor...
Waspada World ID: Paspor Digital Sam Altman Iming-iming Uang, Pakar Ingatkan Risiko Data Biometrik
Makhluk Ini Kembali...
Makhluk Ini Kembali Lagi setelah 17 Tahun Menghilang
Jepang Ciptakan Drone...
Jepang Ciptakan Drone yang Bisa Mengarahkan Sambaran Petir
Infografis
Ini Alasan Mengapa Tanaman...
Ini Alasan Mengapa Tanaman Ganja Harus Ditanam di Ketinggian
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved