Ahli Ungkap AI Bisa Membimbing Seseorang Membuat Senjata Kimia Mematikan
loading...
A
A
A
NEW YORK - Ada kekhawatiran yang berkembang bahwa teroris dapat menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengembangkan senjata kimia yang mematikan.
AI dapat digunakan untuk merancang formulasi baru untuk senjata kimia, untuk meningkatkan efisiensi produksinya, dan untuk membuat senjata yang lebih sulit untuk dideteksi dan diobati.
Sebuah laporan dari Dewan Penasihat Keamanan Nasional AS pada tahun 2022 memperingatkan bahwa AI "meningkatkan risiko terorisme kimia dengan memungkinkan para pelaku untuk mengembangkan senjata yang lebih efektif, efisien, dan sulit dideteksi."
Seperti dilansir dari Daily Start, Kamis (26/10/2023), laporan tersebut juga mencatat bahwa AI dapat digunakan untuk "membuat senjata yang lebih sulit untuk diobati," yang dapat menyebabkan lebih banyak kematian dan cedera.
Kekhawatiran ini diperkuat oleh fakta bahwa teknologi AI menjadi semakin mudah diakses. Alat AI yang kuat sekarang tersedia secara online, dan tidak ada batasan untuk siapa yang dapat menggunakannya. Ini berarti bahwa teroris dapat menggunakan AI untuk mengembangkan senjata kimia tanpa harus memiliki pengetahuan atau keterampilan khusus.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terorisme kimia yang dibantu AI. Salah satunya adalah meningkatkan kesadaran akan ancaman tersebut. Pemerintah dan organisasi internasional perlu bekerja sama untuk mendidik masyarakat tentang bahaya AI untuk keamanan kimia.
Hal lain yang dapat dilakukan adalah mengembangkan teknologi untuk mendeteksi dan mencegah serangan kimia.
Pemerintah dan perusahaan perlu berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan untuk mengembangkan alat dan sistem yang dapat mendeteksi dan mencegah serangan kimia yang dibantu AI.
AI dapat digunakan untuk merancang formulasi baru untuk senjata kimia, untuk meningkatkan efisiensi produksinya, dan untuk membuat senjata yang lebih sulit untuk dideteksi dan diobati.
Sebuah laporan dari Dewan Penasihat Keamanan Nasional AS pada tahun 2022 memperingatkan bahwa AI "meningkatkan risiko terorisme kimia dengan memungkinkan para pelaku untuk mengembangkan senjata yang lebih efektif, efisien, dan sulit dideteksi."
Seperti dilansir dari Daily Start, Kamis (26/10/2023), laporan tersebut juga mencatat bahwa AI dapat digunakan untuk "membuat senjata yang lebih sulit untuk diobati," yang dapat menyebabkan lebih banyak kematian dan cedera.
Kekhawatiran ini diperkuat oleh fakta bahwa teknologi AI menjadi semakin mudah diakses. Alat AI yang kuat sekarang tersedia secara online, dan tidak ada batasan untuk siapa yang dapat menggunakannya. Ini berarti bahwa teroris dapat menggunakan AI untuk mengembangkan senjata kimia tanpa harus memiliki pengetahuan atau keterampilan khusus.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terorisme kimia yang dibantu AI. Salah satunya adalah meningkatkan kesadaran akan ancaman tersebut. Pemerintah dan organisasi internasional perlu bekerja sama untuk mendidik masyarakat tentang bahaya AI untuk keamanan kimia.
Hal lain yang dapat dilakukan adalah mengembangkan teknologi untuk mendeteksi dan mencegah serangan kimia.
Pemerintah dan perusahaan perlu berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan untuk mengembangkan alat dan sistem yang dapat mendeteksi dan mencegah serangan kimia yang dibantu AI.
(wbs)