Satu Juta Satelit Bakal Sesaki Angkasa, Ilmuwan Minta PBB Atur Penggunaan Orbit Bumi
loading...

Orbit rendah Bumi yang sudah penuh dengan puluhan ribu satelit, segera disesaki lebih banyak lagi satelit. Para ilmuwan mendesak dibuat undang-undang ketat mengenai penggunaan ruang orbit bersama. Foto/SlashGear/ESA
A
A
A
WASHINGTON - Orbit rendah Bumi yang sudah penuh dengan puluhan ribu satelit , segera disesaki lebih banyak lagi satelit. Para ilmuwan mendesak dibuat undang-undang ketat mengenai penggunaan ruang orbit bersama.
Prediksi para peneliti diperoleh setelah mempelajari pengajuan terbaru ke database International Telecommunication Union (ITU), badan PBB yang bertanggung jawab memberikan ruang di orbit untuk penggunaan satelit. Untuk meluncurkan dan mengoperasikan populasi satelit, negara-negara diharuskan menyerahkan informasi yang relevan kepada ITU.
Catatan menunjukkan negara-negara di seluruh dunia telah mengusulkan peluncuran lebih dari satu juta satelit yang didistribusikan ke 300 “megakonstelasi”. Ini merupakan jaringan satelit luas yang bekerja sama untuk menyediakan layanan internet.
Baca juga; Ruwet, Begini Tampilan 2.200 Satelit Starlink di Orbit Bumi
Satelit-satelit yang diusulkan tersebut 115 kali lebih banyak dari jumlah satelit fungsional yang saat ini mengorbit Bumi. “Jika sebagian dari jutaan satelit ini benar-benar diluncurkan, peraturan nasional dan internasional akan diperlukan untuk mengatasi tantangan keberlanjutan, seperti risiko tabrakan, polusi cahaya, dan risiko masuknya kembali satelit,” kata Andrew Falle, peneliti University of British Columbia’s Outer Space Institute kepada Space.com, Selasa (17/10/2023).
Pengajuan antara tahun 2017 dan 2022 di database ITU menunjukkan bahwa negara-negara telah mengajukan kelompok satelit yang jauh lebih besar daripada Starlink milik SpaceX. Diketahui, Starlink SpaceX masih menjadi megakonstelasi satelit terbesar di luar angkasa saat ini dan memiliki hampir 5.000 komponen.
![Satu Juta Satelit Bakal Sesaki Angkasa, Ilmuwan Minta PBB Atur Penggunaan Orbit Bumi]()
Konstelasi satelit Cinnamon-937 di Rwanda, misalnya, saat ini merupakan konstelasi terbesar yang diajukan ke ITU dan memproyeksikan total 337.320 komponen. Ketika Falle dan timnya memperhatikan pengajuan ini, mereka mulai memeriksa pengajuan lainnya.
Prediksi para peneliti diperoleh setelah mempelajari pengajuan terbaru ke database International Telecommunication Union (ITU), badan PBB yang bertanggung jawab memberikan ruang di orbit untuk penggunaan satelit. Untuk meluncurkan dan mengoperasikan populasi satelit, negara-negara diharuskan menyerahkan informasi yang relevan kepada ITU.
Catatan menunjukkan negara-negara di seluruh dunia telah mengusulkan peluncuran lebih dari satu juta satelit yang didistribusikan ke 300 “megakonstelasi”. Ini merupakan jaringan satelit luas yang bekerja sama untuk menyediakan layanan internet.
Baca juga; Ruwet, Begini Tampilan 2.200 Satelit Starlink di Orbit Bumi
Satelit-satelit yang diusulkan tersebut 115 kali lebih banyak dari jumlah satelit fungsional yang saat ini mengorbit Bumi. “Jika sebagian dari jutaan satelit ini benar-benar diluncurkan, peraturan nasional dan internasional akan diperlukan untuk mengatasi tantangan keberlanjutan, seperti risiko tabrakan, polusi cahaya, dan risiko masuknya kembali satelit,” kata Andrew Falle, peneliti University of British Columbia’s Outer Space Institute kepada Space.com, Selasa (17/10/2023).
Pengajuan antara tahun 2017 dan 2022 di database ITU menunjukkan bahwa negara-negara telah mengajukan kelompok satelit yang jauh lebih besar daripada Starlink milik SpaceX. Diketahui, Starlink SpaceX masih menjadi megakonstelasi satelit terbesar di luar angkasa saat ini dan memiliki hampir 5.000 komponen.

Konstelasi satelit Cinnamon-937 di Rwanda, misalnya, saat ini merupakan konstelasi terbesar yang diajukan ke ITU dan memproyeksikan total 337.320 komponen. Ketika Falle dan timnya memperhatikan pengajuan ini, mereka mulai memeriksa pengajuan lainnya.
Lihat Juga :