Satu Juta Satelit Bakal Sesaki Angkasa, Ilmuwan Minta PBB Atur Penggunaan Orbit Bumi

Selasa, 17 Oktober 2023 - 23:30 WIB
loading...
Satu Juta Satelit Bakal...
Orbit rendah Bumi yang sudah penuh dengan puluhan ribu satelit, segera disesaki lebih banyak lagi satelit. Para ilmuwan mendesak dibuat undang-undang ketat mengenai penggunaan ruang orbit bersama. Foto/SlashGear/ESA
A A A
WASHINGTON - Orbit rendah Bumi yang sudah penuh dengan puluhan ribu satelit , segera disesaki lebih banyak lagi satelit. Para ilmuwan mendesak dibuat undang-undang ketat mengenai penggunaan ruang orbit bersama.

Prediksi para peneliti diperoleh setelah mempelajari pengajuan terbaru ke database International Telecommunication Union (ITU), badan PBB yang bertanggung jawab memberikan ruang di orbit untuk penggunaan satelit. Untuk meluncurkan dan mengoperasikan populasi satelit, negara-negara diharuskan menyerahkan informasi yang relevan kepada ITU.

Catatan menunjukkan negara-negara di seluruh dunia telah mengusulkan peluncuran lebih dari satu juta satelit yang didistribusikan ke 300 “megakonstelasi”. Ini merupakan jaringan satelit luas yang bekerja sama untuk menyediakan layanan internet.



Satelit-satelit yang diusulkan tersebut 115 kali lebih banyak dari jumlah satelit fungsional yang saat ini mengorbit Bumi. “Jika sebagian dari jutaan satelit ini benar-benar diluncurkan, peraturan nasional dan internasional akan diperlukan untuk mengatasi tantangan keberlanjutan, seperti risiko tabrakan, polusi cahaya, dan risiko masuknya kembali satelit,” kata Andrew Falle, peneliti University of British Columbia’s Outer Space Institute kepada Space.com, Selasa (17/10/2023).

Pengajuan antara tahun 2017 dan 2022 di database ITU menunjukkan bahwa negara-negara telah mengajukan kelompok satelit yang jauh lebih besar daripada Starlink milik SpaceX. Diketahui, Starlink SpaceX masih menjadi megakonstelasi satelit terbesar di luar angkasa saat ini dan memiliki hampir 5.000 komponen.
Satu Juta Satelit Bakal Sesaki Angkasa, Ilmuwan Minta PBB Atur Penggunaan Orbit Bumi


Konstelasi satelit Cinnamon-937 di Rwanda, misalnya, saat ini merupakan konstelasi terbesar yang diajukan ke ITU dan memproyeksikan total 337.320 komponen. Ketika Falle dan timnya memperhatikan pengajuan ini, mereka mulai memeriksa pengajuan lainnya.

Benar saja, mereka terus menemukan konstelasi besar serupa dari perusahaan-perusahaan yang berbasis di seluruh dunia termasuk di China, Jerman, Spanyol, Norwegia, Prancis, dan Kepulauan Solomon. “Bukan hanya angka-angka besar yang membuat kami tertarik, ITU akan kesulitan untuk mengimbanginya,” kata Ewan Wright, seorang mahasiswa pascasarjana di Universitas British Columbia.



Tampaknya perusahaan-perusahaan mengajukan konstelasi yang sama melalui negara-negara yang berbeda. Misalnya, Norwegia, Jerman, dan Amerika Serikat mendaftarkan lisensi untuk SpaceX, sementara pengajuan OneWeb didaftarkan dengan cara yang sama oleh Inggris, Prancis, dan Meksiko. Pada 11 Oktober, SpaceX untuk pertama kalinya mengajukan ke ITU melalui Kerajaan Tonga untuk konstelasi 29.988 satelit.

Data yang masuk ke database ITU menunjukkan bahwa pemerintah atau perusahaan mengajukan permohonan ruang orbit untuk jumlah satelit yang jauh lebih banyak daripada yang sebenarnya ingin mereka luncurkan. Selain itu, banyak dari satelit yang diusulkan mungkin tidak akan pernah diluncurkan karena masalah pendanaan, perubahan dukungan politik, atau masalah teknik atau teknologi.

Namun, bukti pengarsipan yang berlebihan merupakan peringatan mengerikan bahwa umat manusia menciptakan tantangan keselamatan dalam menggunakan ruang orbit yang tampaknya tidak terbatas.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Gulungan Logam Berukuran...
Gulungan Logam Berukuran Raksasa Jatuh dari Langit
Turki Berhasil Luncurkan...
Turki Berhasil Luncurkan Satelit Turksat 6A, Ini Misi Utamanya
Korea Selatan Meluncurkan...
Korea Selatan Meluncurkan Satelit Mata-mata Ketiga
Terkoneksi Satelit,...
Terkoneksi Satelit, Smartwatch dengan Teknologi Pemantau Bulan dan Matahari Diperkenalkan
Kesehatan Tanah di Seluruh...
Kesehatan Tanah di Seluruh Dunia Menurun Drastis
PBB Vonis Tiga Perempat...
PBB Vonis Tiga Perempat Wilayah di Bumi Akan Kering Permanen
Iran Luncurkan Satelit...
Iran Luncurkan Satelit Canggih Fakhr-1, Ini Tujuannya
3 Fakta Orbit Planet...
3 Fakta Orbit Planet di Tata Surya yang Sesuai dengan Penjelasan di Al Quran
Rusia Siap Luncurkan...
Rusia Siap Luncurkan 2 Satelit Iran ke Luar Angkasa, Ini Tujuannya
Rekomendasi
Profil Ray Sahetapy,...
Profil Ray Sahetapy, Aktor Senior Kebanggaan Indonesia
Sinopsis dan Daftar...
Sinopsis dan Daftar Pemain The Divorce Insurance, Drama Korea Bertema Asuransi Perceraian
Pemuda Desa Tial dan...
Pemuda Desa Tial dan Desa Tulehu Maluku Bentrok, 1 Orang Tewas
Berita Terkini
5 Ikan Paling Beracun...
5 Ikan Paling Beracun di Dunia, Sekali Sentuh Nyawa Melayang!
12 jam yang lalu
Dari Tren Ghiblifying...
Dari Tren Ghiblifying hingga Gemini 2.5 Pro, Ini 4 Tren Teknologi Terpopuler di Lebaran 2025
12 jam yang lalu
Robot Humanoid China...
Robot Humanoid China bisa Gunting Rambut, Sambut Tamu Hotel, hingga Jualan Mobil
12 jam yang lalu
Bikin Status WhatsApp...
Bikin Status WhatsApp Makin Ekspresif dengan Musik! Ini Caranya!
18 jam yang lalu
Resmi! Ini Harga iPhone...
Resmi! Ini Harga iPhone 16 Series di Indonesia: Penantian Berakhir, Siap Preorder?
20 jam yang lalu
Fosil Nenek Moyang Manusia...
Fosil Nenek Moyang Manusia Berusia 1 Juta Tahun Ditemukan
1 hari yang lalu
Infografis
Ilmuwan Sebut Luar Angkasa...
Ilmuwan Sebut Luar Angkasa Dipadati Gas Metana dari Bumi
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved