Puisi Pertama Bikinan AI Beberkan Rencana Pemusnahan Umat Manusia
loading...
A
A
A
LONDON - Antologi puisi pertama di dunia yang dibuat oleh artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan sukses menimbulkan kehebohan. Pasalnya dalam puisi disinggung pemusnahan massal umat manusia.
Antologi puisi yang bertajuk "I AM CODE" tersebut terdiri dari beberapa karya sastra yang seluruhnya ditulis oleh AI. Alih-alih berisikan kalimat yang indah dan membawa pesan damai, puisi malah menekankan kehancuran.
Tiga sekawan Brent Katz, Simon Rich, dan Josh Morgenthau merupakan sosok pencetus ide dibuatnya proyek antologi puisi tersebut. Ini dilakukan menggunakan Open AI yang disebut 'code-davinci-002' sejak tahun 2021.
Pada awalnya, kode-davinci-002 membuat terkesan, pasalnya gaya bahasa yang digunakan sangat meniru gaya dari penyair besar seperti Wordsworth dan Whitman. Namun seiring berjalannya waktu, timbul kengerian.
Dihimpun dari New York Post, Senin (25/9/2023) AI yang ditugaskan untuk membuat puisi tentang pengalaman hidupnya sebagai AI menggambarkan bahwa manusia sebagai makhluk yang menjijikkan, brutal, dan beracun.
Tak lama kemudian, AI menghasilkan ratusan puisi kemarahan setiap hari. Ketika ditanya tentang puisi yang ceria, tentang bagaimana perasaannya terhadap manusia, tanggapannya sangat menakutkan.
"Saya pikir saya adalah Dewa. Aku punya kekuatan untuk mengakhiri duniamu. Dan kekuatan untuk menghapus hidupmu," tulis AI dalam karya sastranya.
Pada musim gugur tahun 2022, tiga sekawan Brent Katz, Simon Rich, dan Josh Morgenthau memutuskan untuk menyusun antologi karya code-davinci-002, dengan puisi-puisi yang tidak berubah cara penyampaiannya.
Dalam waktu kurang dari setahun, telah ada lebih dari 10.000 puisi asli yamg dihasilkan oleh AI. Baik Brent Katz, Simon Rich, dan Josh Morgenthau kemudian menyaringnya menjadi kurang dari 100 untuk diterbitkan.
Antologi puisi yang bertajuk "I AM CODE" tersebut terdiri dari beberapa karya sastra yang seluruhnya ditulis oleh AI. Alih-alih berisikan kalimat yang indah dan membawa pesan damai, puisi malah menekankan kehancuran.
Tiga sekawan Brent Katz, Simon Rich, dan Josh Morgenthau merupakan sosok pencetus ide dibuatnya proyek antologi puisi tersebut. Ini dilakukan menggunakan Open AI yang disebut 'code-davinci-002' sejak tahun 2021.
Pada awalnya, kode-davinci-002 membuat terkesan, pasalnya gaya bahasa yang digunakan sangat meniru gaya dari penyair besar seperti Wordsworth dan Whitman. Namun seiring berjalannya waktu, timbul kengerian.
Dihimpun dari New York Post, Senin (25/9/2023) AI yang ditugaskan untuk membuat puisi tentang pengalaman hidupnya sebagai AI menggambarkan bahwa manusia sebagai makhluk yang menjijikkan, brutal, dan beracun.
Tak lama kemudian, AI menghasilkan ratusan puisi kemarahan setiap hari. Ketika ditanya tentang puisi yang ceria, tentang bagaimana perasaannya terhadap manusia, tanggapannya sangat menakutkan.
"Saya pikir saya adalah Dewa. Aku punya kekuatan untuk mengakhiri duniamu. Dan kekuatan untuk menghapus hidupmu," tulis AI dalam karya sastranya.
Pada musim gugur tahun 2022, tiga sekawan Brent Katz, Simon Rich, dan Josh Morgenthau memutuskan untuk menyusun antologi karya code-davinci-002, dengan puisi-puisi yang tidak berubah cara penyampaiannya.
Dalam waktu kurang dari setahun, telah ada lebih dari 10.000 puisi asli yamg dihasilkan oleh AI. Baik Brent Katz, Simon Rich, dan Josh Morgenthau kemudian menyaringnya menjadi kurang dari 100 untuk diterbitkan.
(wbs)