Menyerap 90% Polusi Karbon, Gelombang Panas Laut Lebih Berbahaya

Selasa, 19 September 2023 - 17:17 WIB
loading...
Menyerap 90% Polusi...
Lautan telah menyerap 90% kelebihan panas yang dihasilkan oleh polusi karbon dari aktivitas manusia sejak awal era industri. Foto/Down Earth
A A A
LISBON - Lautan telah menyerap 90% kelebihan panas yang dihasilkan oleh polusi karbon dari aktivitas manusia sejak awal era industri. Akibatnya, gelombang panas laut, suhu air yang sangat tinggi, menjadi lebih intens.

Kondisi ini dapat berdampak sangat parah pada spesies yang tidak dapat bermigrasi untuk menghindari perairan yang terlalu hangat. Sebagai contoh, karang di Great Barrier Reef dan hutan rumput laut di Australia bagian selatan dan Pasifik timur laut.

Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Nature Climate Change, para peneliti mengamati dampak lonjakan suhu di perairan yang lebih dalam. “Gelombang panas di laut dalam belum banyak yang mengetahui tentang karakteristiknya,” kata Eliza Fragkopoulou dari Pusat Ilmu Kelautan di Universitas Algarve Portugal kepada AFP.



Dengan menggunakan observasi dan pemodelan di lokasi, para peneliti memeriksa gelombang panas laut global dari tahun 1993 hingga 2019. Termasuk data hingga 2.000 meter di bawah permukaan laut.

Mereka menemukan intensitas tertinggi terjadi pada kedalaman 50 hingga 200 meter di bawah permukaan. Kadang-kadang hingga 19% lebih kuat daripada gelombang panas di permukaan.

Durasinya juga meningkat seiring dengan kedalaman, dengan pemanasan yang bertahan hingga dua tahun setelah suhu di permukaan kembali normal. Kondisi stres yang tinggi ini terjadi pada 22% lautan global.

Variabilitas regional gelombang panas laut membuat pengukuran paparan keanekaragaman hayati menjadi rumit, dan durasinya bervariasi berdasarkan lokasi karena kondisi lautan yang berbeda. Secara umum, Fragkopoulou, mengatakan dampak terhadap keanekaragaman hayati terjadi mulai dari permukaan hingga kedalaman 250 meter.



Bagian terbesar dari lautan yang dikategorikan sangat terpapar ditemukan di Samudra Atlantik Utara dan Hindia, pada kedalaman antara 1.000 dan 2.000 meter. Kondisi ini berpotensi mengancam spesies sensitif karena perubahan iklim membuat kejadian ekstrem lebih sering terjadi.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Ekosistem Makhluk-makhluk...
Ekosistem Makhluk-makhluk Misterius Ditemukan di Dasar Laut
Aneh Tapi Nyata! Gurita...
Aneh Tapi Nyata! Gurita Berdiri di Badan Hiu
9 Negara dengan Polusi...
9 Negara dengan Polusi Udara Terburuk di Dunia
Ilmuwan Temukan Gumpalan...
Ilmuwan Temukan Gumpalan Air Raksasa yang Hilang di Tengah Atlantik
NASA Sebut Permukaan...
NASA Sebut Permukaan Air Laut Global Meningkat Lebih Tinggi dari Perkiraan
Pantai di Iran Tiba-tiba...
Pantai di Iran Tiba-tiba Berubah Warna Menjadi Merah Darah
Ikan Berkepala Gumpalan...
Ikan Berkepala Gumpalan Ditemukan di Antara 27 Spesies Baru di Peru
Apakah Air Laut Bisa...
Apakah Air Laut Bisa Mendidih? Ini Jawabannya!
Suhu Panas di Australia...
Suhu Panas di Australia Akan Semakin Membara hingga 2050
Rekomendasi
Profil Hendrik PH, Teman...
Profil Hendrik PH, Teman Seangkatan Seskab Teddy Peraih Lulusan Terbaik Akmil
Kronologi Titiek Puspa...
Kronologi Titiek Puspa Alami Pecah Pembuluh Darah, Sempat Pingsan di Lokasi Syuting
Dexa Medica Rayakan...
Dexa Medica Rayakan 25 Tahun Kontribusi untuk Kesehatan Masyarakat Kamboja
Berita Terkini
Pemilik TikTok Jadi...
Pemilik TikTok Jadi Orang Terkaya di China
28 menit yang lalu
Rekomendasi Tablet Terbaik...
Rekomendasi Tablet Terbaik untuk Lebaran 2025
3 jam yang lalu
Android Kini Murni Dikembangkan...
Android Kini Murni Dikembangkan oleh Google
4 jam yang lalu
Hadirkan GPT-4o. OpenAI...
Hadirkan GPT-4o. OpenAI Suntik Mati DALL-E
7 jam yang lalu
Jelang Pelarangan TikTok...
Jelang Pelarangan TikTok di AS, Donald Trump Siapkan Perjanjian Baru
11 jam yang lalu
Rusia Siapkan Platform...
Rusia Siapkan Platform Khusus untuk Blokir Nomor Telepon dan Website Berbahaya
13 jam yang lalu
Infografis
Bencana Alam dan Gelombang...
Bencana Alam dan Gelombang Panas Jadi Peringatan Dekatnya Kiamat
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved