Jika Tak Dibeli AS, TikTok Bisa Musnahkan YouTube dan Facebook?
loading...
A
A
A
CUPERTINO - Ketakutan Amerika Serikat terhadap aplikasi buatan China memanglah cukup beralasan, apalagi selain aplikasi ini dituding sebagai mata-mata China, TikTok jika dibiarkan mengancam teknologi AS seperti Facebook dan Youtube.
BACA JUGA - Sepelekan Trump, China Yakin AS Tak Sanggup Membeli TikTok
TikTok mencatatkan lonjakan pendapatan 10 kali lipat sepanjang bulan April 2020. Dengan total peningkatan pemasukan sebesar 78 juta dolar AS, capaian perusahaan rintisan ByteDance Ltd. tersebut melampaui platform lain seperti YouTube, Tinder hingga Netflix.
TikTok, seperti dilaporkan data Sensor Tower, bahkan dinobatkan sebagai aplikasi gawai dengan pendapatan terbesar di dunia, di luar kategori game dan periklanan.
Tren yang dialami TikTok merupakan kecenderungan yang wajar. Pasalnya, di saat bersamaan platform asal China yang punya kemiripan dengan mereka, Douyin juga mengalami peningkatan pendapatan sebesar 86,6 persen. BACA JUGA - Paksa Beli TikTok, Trump Minta Microsoft Jangan Kasih Napas Aplikasi China
Bloomberg menyebut porsi terbesar pendapatan TikTok berasal dari ongkos pengiklan. Statistik ini sepadan dengan laporan sejumlah perusahaan survei platform daring yang menyebut peningkatan pengiklan di AS sepanjang pandemi bisa menyentuh 17,3 persen sevara year on year.
Facebook tentu tak senang bila disalip oleh pesaing. Untuk mengalahkan hanya ada dua cara yang dilakukan Facebook. Pertama menciptakan fitur yang sama dengan pesaingnya. Contohnya fitur Instagram yang dibuat mirip dengan Snapchat.
Kedua, dengan aplikasi baru sejenis. Untuk menyaingi TikTok, Facebook meluncurkan aplikasi Lasso. Bentuknya sama-sama sebagai aplikasi video pendek. Aplikasi ini diluncurkan pada 2018 lalu.
Saat ini Lasso baru tersedia AS)dan Meksiko. Pada kuartal I-2020, Lasso dikabarkan akan meluncur di India. Ini menjadi persaingan langsung karena TikTok sangat berjaya di India.
Untuk mempromosikan Lasso, Facebook dikabarkan akan menggaet para influenser dan selebritas. Facebook bahkan berapa membayar lebih mahal dari yang ditawarkan TikTok, seperti dikutip dari Hindustan Times.
BACA JUGA - Sepelekan Trump, China Yakin AS Tak Sanggup Membeli TikTok
TikTok mencatatkan lonjakan pendapatan 10 kali lipat sepanjang bulan April 2020. Dengan total peningkatan pemasukan sebesar 78 juta dolar AS, capaian perusahaan rintisan ByteDance Ltd. tersebut melampaui platform lain seperti YouTube, Tinder hingga Netflix.
TikTok, seperti dilaporkan data Sensor Tower, bahkan dinobatkan sebagai aplikasi gawai dengan pendapatan terbesar di dunia, di luar kategori game dan periklanan.
Tren yang dialami TikTok merupakan kecenderungan yang wajar. Pasalnya, di saat bersamaan platform asal China yang punya kemiripan dengan mereka, Douyin juga mengalami peningkatan pendapatan sebesar 86,6 persen. BACA JUGA - Paksa Beli TikTok, Trump Minta Microsoft Jangan Kasih Napas Aplikasi China
Bloomberg menyebut porsi terbesar pendapatan TikTok berasal dari ongkos pengiklan. Statistik ini sepadan dengan laporan sejumlah perusahaan survei platform daring yang menyebut peningkatan pengiklan di AS sepanjang pandemi bisa menyentuh 17,3 persen sevara year on year.
Facebook tentu tak senang bila disalip oleh pesaing. Untuk mengalahkan hanya ada dua cara yang dilakukan Facebook. Pertama menciptakan fitur yang sama dengan pesaingnya. Contohnya fitur Instagram yang dibuat mirip dengan Snapchat.
Kedua, dengan aplikasi baru sejenis. Untuk menyaingi TikTok, Facebook meluncurkan aplikasi Lasso. Bentuknya sama-sama sebagai aplikasi video pendek. Aplikasi ini diluncurkan pada 2018 lalu.
Saat ini Lasso baru tersedia AS)dan Meksiko. Pada kuartal I-2020, Lasso dikabarkan akan meluncur di India. Ini menjadi persaingan langsung karena TikTok sangat berjaya di India.
Untuk mempromosikan Lasso, Facebook dikabarkan akan menggaet para influenser dan selebritas. Facebook bahkan berapa membayar lebih mahal dari yang ditawarkan TikTok, seperti dikutip dari Hindustan Times.
(wbs)