Gahar, Robot Anjing Bakal Dilengkapi Senapan Mesin
loading...
A
A
A
JAKARTA - Militer AS dikabarkan tengah mengembangkan prototipe robot anjing mematikan yang akan diterjunkan ke medan perang. Robot anjing ini akan dilengkapi senapan serbu dan senapan otomatis ringan, dengan kemampuan AI.
Robot anjing ini dirancang untuk diterjunkan ke medan pertempuran berat. Dikutip dari Firstpost, Rabu (6/5/2023), operator akan memandu anjing menavigasi dan menentukan sejumlah target dari jarak jauh, selanjutnya robot anjing akan mengeksekusinya.
Jika semuanya berjalan sesuai rencana, militer AS akan segera memiliki robodog berkemampuan AI yang memiliki senjata seperti AR-15, SCAR, atau senapan mesin.
Menurut laporan Military.com, juru bicara Angkatan Darat Amerika Serikat telah mengindikasikan pihaknya sedang mengerjakan gagasan untuk melengkapi robot anjing yang dikendalikan dari jarak jauh dengan senapan canggih sebagai bagian dari eksplorasi teknologi militer masa depan.
Konsepnya relatif mudah, membekali senapan ke robot anjing untuk berbagai tugas militer dan menerjunkannya dalam skenario medan perang.
Inisiatif ini pertama kali dilaporkan awal bulan ini oleh badan intelijen Janes, tampaknya telah menerima konfirmasi dari seorang juru bicara.
Disebutkan, ketertarikan militer AS bermula dari gagasan memasang senjata ke salah satu Kendaraan Darat Tak Berawak (Q-UGV) Vision 60 Quadruped Ground Vehicle (Q-UGV) dari Ghost Robotics. Platform robotik ini diposisikan sebagai pesaing robodog Boston Dynamics yang terkenal, yang telah digunakan oleh Kepolisian New York.
Dalam laporan sebelumnya, peneliti ilmiah Bhavanjot Singh dari Komando Pengembangan Kemampuan Tempur Angkatan Darat (DEVCOM) menyebutkan pihaknya telah memulai eksperimen pemasangan berbagai jenis persenjataan ke Q-UGV. Namun, dia mengindikasikan bahwa eksperimen ke depan akan fokus pada robot anjing.
Singh menekankan bahwa salah satu atribut unik dari robot anjing ini adalah kemampuannya menavigasi berbagai medan yang sulit diakses kendaraan beroda. Dia membuat pernyataan ini pada pertemuan anggota parlemen pada akhir Juli, di mana salah satu unit robodog bersenjata dipamerkan.
Kendati demikian, juru bicara DEVCOM Tim Ryder menyatakan minat dan eksperimen di bidang ini tidak serta merta berarti pengerahan robot anjing bersenjata ke medan perang.
Ryder mengklarifikasi bahwa meskipun demonstrasi teknologi canggih memungkinkan eksplorasi potensi kemampuan transformatif untuk formasi tempur masa depan, hal tersebut tidak secara otomatis mengarah pada program penelitian atau investasi formal di seluruh layanan.
Prospek eksperimen ini memang menimbulkan pertanyaan etis dan memperkenalkan dimensi baru pada teknologi militer. Eksplorasi militer terhadap robot anjing ini berpotensi memicu kontroversi.
Robot anjing ini dirancang untuk diterjunkan ke medan pertempuran berat. Dikutip dari Firstpost, Rabu (6/5/2023), operator akan memandu anjing menavigasi dan menentukan sejumlah target dari jarak jauh, selanjutnya robot anjing akan mengeksekusinya.
Jika semuanya berjalan sesuai rencana, militer AS akan segera memiliki robodog berkemampuan AI yang memiliki senjata seperti AR-15, SCAR, atau senapan mesin.
Menurut laporan Military.com, juru bicara Angkatan Darat Amerika Serikat telah mengindikasikan pihaknya sedang mengerjakan gagasan untuk melengkapi robot anjing yang dikendalikan dari jarak jauh dengan senapan canggih sebagai bagian dari eksplorasi teknologi militer masa depan.
Konsepnya relatif mudah, membekali senapan ke robot anjing untuk berbagai tugas militer dan menerjunkannya dalam skenario medan perang.
Inisiatif ini pertama kali dilaporkan awal bulan ini oleh badan intelijen Janes, tampaknya telah menerima konfirmasi dari seorang juru bicara.
Disebutkan, ketertarikan militer AS bermula dari gagasan memasang senjata ke salah satu Kendaraan Darat Tak Berawak (Q-UGV) Vision 60 Quadruped Ground Vehicle (Q-UGV) dari Ghost Robotics. Platform robotik ini diposisikan sebagai pesaing robodog Boston Dynamics yang terkenal, yang telah digunakan oleh Kepolisian New York.
Dalam laporan sebelumnya, peneliti ilmiah Bhavanjot Singh dari Komando Pengembangan Kemampuan Tempur Angkatan Darat (DEVCOM) menyebutkan pihaknya telah memulai eksperimen pemasangan berbagai jenis persenjataan ke Q-UGV. Namun, dia mengindikasikan bahwa eksperimen ke depan akan fokus pada robot anjing.
Singh menekankan bahwa salah satu atribut unik dari robot anjing ini adalah kemampuannya menavigasi berbagai medan yang sulit diakses kendaraan beroda. Dia membuat pernyataan ini pada pertemuan anggota parlemen pada akhir Juli, di mana salah satu unit robodog bersenjata dipamerkan.
Kendati demikian, juru bicara DEVCOM Tim Ryder menyatakan minat dan eksperimen di bidang ini tidak serta merta berarti pengerahan robot anjing bersenjata ke medan perang.
Ryder mengklarifikasi bahwa meskipun demonstrasi teknologi canggih memungkinkan eksplorasi potensi kemampuan transformatif untuk formasi tempur masa depan, hal tersebut tidak secara otomatis mengarah pada program penelitian atau investasi formal di seluruh layanan.
Prospek eksperimen ini memang menimbulkan pertanyaan etis dan memperkenalkan dimensi baru pada teknologi militer. Eksplorasi militer terhadap robot anjing ini berpotensi memicu kontroversi.
(msf)