Wisk Aero Kenalkan Taksi Udara Listrik Tanpa Pilot
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anak perusahaan Boeing, Wisk Aero mengenalkan taksi udara generasi keenam di Paris Air Show 2023. Taksi udara ini semuanya menggunakan listrik dan otonom atau tanpa pilot.
Dengan waktu pengisian daya 15 menit, taksi udara ini bisa terbang sejauh 90 mil dengan kecepatan jelajah antara 110 dan 120 knot, serta terbang setinggi 2.500 hingga 4.000 kaki.
Brian Yutko, Kepala Eksekutif Wisk mengatakan, taksi udara ini dapat menampung sebanyak 6 orang penumpang.
"Kami telah mengembangkan beberapa generasi pesawat terbang dan melakukan lebih dari 1.600 penerbangan uji coba," katanya, dilansir dari Fox Business, Senin (19/6/2023).
Meski demikian, dia belum mau membocorkan kapan taksi terbang listrik tanpa awak itu akan resmi diluncurkan.
"Tujuan kami adalah berada di 20 kota dalam waktu tujuh tahun sertifikasi, dan jika Anda dapat melihatnya dari luar angkasa, itu adalah salah satu kota peluncuran target awal kami," sambungnya.
Dijelaskan dia, otonomi sangat penting untuk keselamatan dan keberhasilan jangka panjang industri penerbangan. Namun, hal itu bukan dimaksudkan untuk menggantikan peran pilot pada pesawat komersil.
"Sebaliknya, kami berharap teknologi otonom yang kami kembangkan akan menambah otomatisasi yang ada pada pesawat untuk lebih meningkatkan keselamatan," ungkapnya.
Sementara itu, beberapa maskapai penerbangan dunia telah mulai mengandalkan kecerdasan buatan untuk mencapai tujuan penerbangan yang panjang, seperti Air New Zealand Ltd dan Qantas Airways Ltd.
Dua maskapai itu mulai menggunakan perangkat lunak untuk menentukan jalur penerbangan hemat bahan bakar. Maskapai lainnya, Swiss International Air Lines dan Lufthansa juga telah mulai menggunakan AI dan Google Cloud.
Dengan waktu pengisian daya 15 menit, taksi udara ini bisa terbang sejauh 90 mil dengan kecepatan jelajah antara 110 dan 120 knot, serta terbang setinggi 2.500 hingga 4.000 kaki.
Brian Yutko, Kepala Eksekutif Wisk mengatakan, taksi udara ini dapat menampung sebanyak 6 orang penumpang.
"Kami telah mengembangkan beberapa generasi pesawat terbang dan melakukan lebih dari 1.600 penerbangan uji coba," katanya, dilansir dari Fox Business, Senin (19/6/2023).
Meski demikian, dia belum mau membocorkan kapan taksi terbang listrik tanpa awak itu akan resmi diluncurkan.
"Tujuan kami adalah berada di 20 kota dalam waktu tujuh tahun sertifikasi, dan jika Anda dapat melihatnya dari luar angkasa, itu adalah salah satu kota peluncuran target awal kami," sambungnya.
Dijelaskan dia, otonomi sangat penting untuk keselamatan dan keberhasilan jangka panjang industri penerbangan. Namun, hal itu bukan dimaksudkan untuk menggantikan peran pilot pada pesawat komersil.
"Sebaliknya, kami berharap teknologi otonom yang kami kembangkan akan menambah otomatisasi yang ada pada pesawat untuk lebih meningkatkan keselamatan," ungkapnya.
Sementara itu, beberapa maskapai penerbangan dunia telah mulai mengandalkan kecerdasan buatan untuk mencapai tujuan penerbangan yang panjang, seperti Air New Zealand Ltd dan Qantas Airways Ltd.
Dua maskapai itu mulai menggunakan perangkat lunak untuk menentukan jalur penerbangan hemat bahan bakar. Maskapai lainnya, Swiss International Air Lines dan Lufthansa juga telah mulai menggunakan AI dan Google Cloud.
(san)