Retakan Raksasa Perlahan Membelah Benua Afrika

Sabtu, 17 Juni 2023 - 18:14 WIB
loading...
Retakan Raksasa Perlahan...
Geological Society of London menyebutkan ada retakan raksasa yang perlahan merobek Afrika, benua terbesar kedua di dunia. Retakan itu secara ilmiah disebut East African Rift. Foto/Ilustrasi/US Geological Survey
A A A
LONDON - Geological Society of London menyebutkan ada retakan raksasa yang perlahan merobek Afrika , benua terbesar kedua di dunia. Retakan itu secara ilmiah disebut East African Rift , suatu jaringan lembah yang membentang sepanjang 3.500 kilometer, dari Laut Merah hingga Mozambik.

Observatorium Bumi NASA menjelaskan, retakan yang membentang secara kolosal di Afrika timur itu terbentuk akibat daya tarik lempeng tektonik Somalia dan lempeng tektonik Nubia (Afrika). Lempeng Somalia bergerak ke arah timur, sedangkan lempeng Nubia bergerak ke arah berlawanan.

“Lempeng Somalia dan Nubia juga terpisah dari lempeng Arab di utara. Lempeng-lempeng ini berpotongan di wilayah Afar di Ethiopia, menciptakan sistem keretakan berbentuk Y,” keterangan Geological Society of London dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Sabtu (17/6/2023).

Baca juga; 5 Patahan Bumi Terbesar di Indonesia, Ada yang Membentang Sepanjang 1.900 Km

Cynthia Ebinger, Ketua Geologi di Universitas Tulane di New Orleans mengatakan, keretakan atau celah Afrika Timur ini mulai terbentuk sekitar 35 juta tahun yang lalu. Lokasi keretakan ini berada di antara Arab dan Tanduk Afrika di bagian timur benua hitam ini.

“Celah ini meluas ke selatan dari waktu ke waktu, mencapai Kenya utara 25 juta tahun yang lalu,” ujar Ebinger yang juga menjabat sebagai penasihat sains untuk Biro Afrika Departemen Luar Negeri AS Urusan.

Geological Society of London menyebutkan keretakan tersebut terdiri dari dua rangkaian rekahan paralel yang luas di kerak bumi. Keretakan timur melewati Ethiopia dan Kenya, sedangkan keretakan barat membentang dari Uganda ke Malawi.

Menurut Observatorium Bumi NASA, cabang keretakan di seblah timur terdiri dari gurun yang gersang. Sedangkan cabang keretakan di barat terletak di perbatasan hutan hujan Kongo.

Baca juga; Gempa Turki, Patahan Lempeng Anatolia dan Arab Pecah hingga Bergeser 3 Meter

“Keberadaan retakan timur dan barat serta penemuan zona gempa bumi dan gunung berapi lepas pantai menunjukkan bahwa Afrika perlahan-lahan makin terbuka di sepanjang beberapa garis. Retakan ini bergerak lebih dari 6,35 milimeter per tahun,” kata Ebinger.

Ilmuwan Berbeda Pendapat

Gerakan retakan East African Rift yang sangat lambat, menurut Ken Macdonald, profesor emeritus Ilmu Bumi di University of California, Santa Barbara, sama dengan pertumbuhan kuku kaki manusia. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan, apakah celah ini akan semakin lebar dan kapan benua Afrika benar-benar terpisah menjadi dua?
Retakan Raksasa Perlahan Membelah Benua Afrika

East African Rift adalah jaringan lembah yang membentang dari Laut Merah hingga Mozambik. Foto/Live Science

Atau retakan ini akan berhenti dan gagal memisahkan benua Afrika. Kondisi ini terjadi pada kasus Celah Midcontinent, yang melengkung sekitar 3.000 km melintasi Upper Midwest Amerika Utara, seperti ditulis jurnal GSA Today pada tahun 2022.

“Kita belum tahu apakah keretakan terus berlanjut dengan kecepatan saat ini untuk akhirnya membuka cekungan samudra, seperti Laut Merah. Atau, kemudian menjadi sesuatu yang jauh lebih besar, seperti versi kecil Samudra Atlantik," kata Macdonald.

Baca juga; Ini 5 Hewan Paling Aneh yang Ada di Gurun

Sedangkan Ebinger cenderung mengatakan, celah ini akan gagal memisahkan benua Afrika karena bergerak sangat lambat. “Membutuhkan waktu 1 juta hingga 5 juta tahun untuk retakan ini menciptakan celah di Etiopia dan Kenya,” katanya.

Dia menegaskan, Afrika mungkin tidak terbelah dua. Kekuatan geologis yang mendorong retakan mungkin terbukti terlalu lambat untuk memisahkan lempeng Somalia dan Nubia (Afrika). “Keretakan yang gagal menandai daratan benua di seluruh dunia,” kata Ebinger.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Fenomena Alam Pemicu...
Fenomena Alam Pemicu Ratusan Gempa Bumi per-Hari Terdeteksi
Lempeng Tektonik Berubah...
Lempeng Tektonik Berubah Drastis, Riset Klaim India Mulai Terbagi Jadi Dua
Diselimuti Jutaan Telur...
Diselimuti Jutaan Telur Raksasa, Gunung Berapi Bawah Laut Purba Ditemukan
Fenomena Cahaya Aneh...
Fenomena Cahaya Aneh Berwarna-warni Terlihat di Langit Kanada
Gunung Berapi di Alaska...
Gunung Berapi di Alaska Akan Meletus Dahsyat, Ini Tanda-tandanya
7 Kota dengan Suhu Terpanas...
7 Kota dengan Suhu Terpanas di Dunia yang Bikin Kulit Terasa Terpanggang
Citayam Bogor dan Sekitarnya...
Citayam Bogor dan Sekitarnya Diguyur Hujan Es, Ini Analisis BMKG
Berapa Umur Bumi?
Berapa Umur Bumi?
Sekar Laut Tingkatkan...
Sekar Laut Tingkatkan Pasar Ekspor, Bidik Afrika dan Timur Tengah
Rekomendasi
Siapa Zameer Ahmed Khan?...
Siapa Zameer Ahmed Khan? Politikus Muslim India yang Siap Jadi Pengebom Bunuh Diri
Meroket! Laba Bersih...
Meroket! Laba Bersih Samindo Tumbuh 501% di Kuartal I-2025
GWM Janji Akan Hadirkan...
GWM Janji Akan Hadirkan Souo S2000 di Pasar ASEAN
Berita Terkini
Fenomena Alam Pemicu...
Fenomena Alam Pemicu Ratusan Gempa Bumi per-Hari Terdeteksi
Rekomendasi Link Tambah...
Rekomendasi Link Tambah Follower TikTok Gratis
Satelit Kubus Milik...
Satelit Kubus Milik Korea Selatan Bakal Ramaikan Misi Artemis
Elon Musk Samakan Dirinya...
Elon Musk Samakan Dirinya dengan Buddha
Cara Mengubah Kuota...
Cara Mengubah Kuota Belajar Menjadi Internet Tanpa Aplikasi
3 Tanda Kiamat yang...
3 Tanda Kiamat yang Muncul di China Semua Datang dari Langit
Infografis
Fakta Pembanguan Tanggul...
Fakta Pembanguan Tanggul Raksasa Pantura
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved