Adaptasi Teknologi AI, Siswa Binus Serpong Bawakan Drama Musikal Timun Mas
loading...
A
A
A
TANGERANG - Siswa Binus School Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam pementasan drama musikal daerah, Timun Mas.
Menariknya, pementasan dilakukan dengan setting modern, dan melibatkan sebanyak 240 siswa SMP dan SMA, serta guru dan orang tua. Seni pertunjukan pun semakin megah, dengan hadirnya orkestra siswa.
Presiden Binus School Education, Michael Wijaya Hadipoespito mengatakan, teknologi AI yang masih menjadi perdebatan di dunia, bahkan dianggap sebagai ancaman harus dilihat sebagai tantangan.
"Kami melihat AI bukan sebagai ancaman, tapi tantangan," katanya, kepada SINDOnews, Jumat (26/5/2023).
Dalam pertunjukan ini, teknologi AI sangat penting, terutama dalam membuat visual. Tidak hanya itu, dalam mencari ide dan jalan cerita juga para siswa mulai menggunakan teknologi AI.
Sementara itu, siswa Kelas 13 yang juga Ketua Komite Produksi Timun Mas, Nicole Vashti mengatakan, mereka menggunakan AI untuk mencari ide cerita, karakter pemain, dan video animasi.
"Ngumpulin ide cerita, karakter, alur dan adegan, sinopsis ceritanya kami minta bantuan AI. Untuk visual, video animasi, kita juga menggunakan sebagian teknologi AI," sambungnya.
Diakuinya, mengumpulkan pemain dan mengatur sebanyak 240 orang bukan perkara mudah. Dirinya pun mengaku, telah memulai latihan sejak November 2022 hingga Mei 2023 untuk pementasan 2 jam.
"Pesan moral yang ingin kami disampaikan dalam cerita ini adalah untuk selalu menjaga lingkungan, jangan potong pohon sembarangan, jangan main HP terus. Jalan cerita kami kemas secara modern," tukasnya.
Menariknya, pementasan dilakukan dengan setting modern, dan melibatkan sebanyak 240 siswa SMP dan SMA, serta guru dan orang tua. Seni pertunjukan pun semakin megah, dengan hadirnya orkestra siswa.
Presiden Binus School Education, Michael Wijaya Hadipoespito mengatakan, teknologi AI yang masih menjadi perdebatan di dunia, bahkan dianggap sebagai ancaman harus dilihat sebagai tantangan.
"Kami melihat AI bukan sebagai ancaman, tapi tantangan," katanya, kepada SINDOnews, Jumat (26/5/2023).
Dalam pertunjukan ini, teknologi AI sangat penting, terutama dalam membuat visual. Tidak hanya itu, dalam mencari ide dan jalan cerita juga para siswa mulai menggunakan teknologi AI.
Sementara itu, siswa Kelas 13 yang juga Ketua Komite Produksi Timun Mas, Nicole Vashti mengatakan, mereka menggunakan AI untuk mencari ide cerita, karakter pemain, dan video animasi.
"Ngumpulin ide cerita, karakter, alur dan adegan, sinopsis ceritanya kami minta bantuan AI. Untuk visual, video animasi, kita juga menggunakan sebagian teknologi AI," sambungnya.
Diakuinya, mengumpulkan pemain dan mengatur sebanyak 240 orang bukan perkara mudah. Dirinya pun mengaku, telah memulai latihan sejak November 2022 hingga Mei 2023 untuk pementasan 2 jam.
"Pesan moral yang ingin kami disampaikan dalam cerita ini adalah untuk selalu menjaga lingkungan, jangan potong pohon sembarangan, jangan main HP terus. Jalan cerita kami kemas secara modern," tukasnya.
(san)