Diusir AS, India dan Inggris, Siap-Siap Indonesia Jadi Sasaran Empuk TikTok

Kamis, 23 Juli 2020 - 11:16 WIB
loading...
Diusir AS, India dan Inggris, Siap-Siap Indonesia Jadi Sasaran Empuk TikTok
Aplikasi TikTok. FOTO/ Ist
A A A
JAKARTA - Amerika Serikat, Inggris dan India telah memblokir aplikasi TikTok karena dianggap aplikasi ini bisa mengancam keamanan data pengguna. Mau tak mau kini TikTok menaruh harapan lebih ke Indonesia. (BACA JUGA: Pasukan Emak-Emak Berjibaku di TMMD : Angkut Batu hingga Dorong Gerobak )

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo mencap China sebagai "kekaisaran jahat" dan memperingatkan orang-orang Inggris untuk tetap waspada tentang aplikasi berbasis China seperti TikTok

Mike Pompeo memperingatkan terhadap negara-negara yang masih mengunakan TikTok akan berakhir di tangan Partai Komunis China." tutur Pompeo seperti dilansir dari Daily Kamis (23/7/2020).

TikTok menjadi aplikasi di luar kategori game yang paling banyak di unduh di seluruh dunia pada Juni 2020. Aplikasi besutan ByteDance itu meraih 87 juta angka unduhan. Dibandingkan pada periode Juni 2019, ada 52,7% peningkatan unduhan.

"Negara-negara yang paling banyak memasang aplikasi selama periode ini adalah India sebesar 18,8 persen dari total unduhan dan Amerika Serikat sebesar 8,7 persen," tulis Sensor Tower dikutip dari laman resminya, Sabtu (11/7/2020). (BACA JUGA: Berjoget India untuk TikTok di Jembatan Suramadu, 3 Emak-emak Diamankan Polisi )

Menurut Priori Data, India merupakan pasar terbesar TikTok. Sepanjang pertengahan tahun 2020, Aplikasi video pendek tersebut mencapai 99,8 juta unduhan (Juni). TikTok disebut-sebut merugi hingga USD 6 miliar atau Rp 87 triliun akibat pemblokiran oleh pemerintah India.

Amerika Serikat (AS) menyusul India dengan 45,6 juta unduhan TikTok. Namun pihak keamanan nasional AS juga meninjau perusahaan di balik TikTok, ByteDance pada November tahun lalu. Hasil investigasinya menyatakan adanya dugaan pengambilan data pengguna. Kini isu tersebut tengah mencuat secara global, TikTok tengah dihempas isu pencurian data pengguna untuk persaingan bisnis dan politik.

China masih menjadi pasar terbesar TikTok dengan menyumbang 69 persen total penghasilan sepanjang 2019 . Disusul Amerika Serikat dan Inggris dengan sumbangan penghasilan masing-masing sebesar 20 persen dan 2 persen.

Popularitas TikTok di Indonesia juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan populasi yang diproyeksikan sekitar 269 juta jiwa pada 2020, TikTok lantas menjadi buah bibir masyarakat sejak 2018. Saat itu mereka baru saja mengakuisisi Musical.ly dan Bowo Alpenliebe jadi artis TikTok yang mengundang banyak kontroversi
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1822 seconds (0.1#10.140)