Bikin Ngeri, Gunung Berapi Bawah Laut Ini Terus Muntahkan Lumpur dan Gas Metana
loading...

Para peneliti menemukan gunung berapi lumpur borealis bawah laut di Laut Barents, sekitar 130 kilometer selatan Pulau Beruang atau Bjornoya, Norwegia. Foto/AKMA3
A
A
A
OSLO - Para peneliti menemukan gunung berapi lumpur borealis bawah laut di Laut Barents, sekitar 130 kilometer selatan Pulau Beruang atau Bjornoya, Norwegia. Gunung berapi ini terus melepaskan cairan berlumpur yang kaya metana dari bawah kerak bumi.
Gunung berapi lumpur bawah laut ditemukan pada 7 Mei 2023, ketika para ilmuwan yang menggunakan penjelajah laut jarak jauh. Instrumen ini menangkap rekaman gunung kecil yang terus-menerus mengeluarkan cairan berlumpur yang kaya gas metana.
Gunung berapi lumpur borealis bawah laut ini berdiameter kira-kira 7 meter dan tingginya sekitar 2,5 meter. Gunung lumpur bawah laut adalah struktur geologis yang dibentuk oleh aktivitas cairan dan gas berlumpur, terutama metana.
Baca juga; Gunung Berapi Bawah Laut di Antartika Picu 85.000 Gempa Bumi
“Menjelajahi dasar laut dan menemukan metana baru seperti menemukan harta karun,” kata Stefan Buenz, profesor di Universitas Arktik Norwegia (Universitas Tromso) dan salah satu pemimpin Advancing Knowledge of Ekspedisi Metana di Kutub Utara (AKMA) dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Selasa (16/5/2023).
Gunung berapi lumpur bawah laut ditemukan pada 7 Mei 2023, ketika para ilmuwan yang menggunakan penjelajah laut jarak jauh. Instrumen ini menangkap rekaman gunung kecil yang terus-menerus mengeluarkan cairan berlumpur yang kaya gas metana.
Gunung berapi lumpur borealis bawah laut ini berdiameter kira-kira 7 meter dan tingginya sekitar 2,5 meter. Gunung lumpur bawah laut adalah struktur geologis yang dibentuk oleh aktivitas cairan dan gas berlumpur, terutama metana.
Baca juga; Gunung Berapi Bawah Laut di Antartika Picu 85.000 Gempa Bumi
“Menjelajahi dasar laut dan menemukan metana baru seperti menemukan harta karun,” kata Stefan Buenz, profesor di Universitas Arktik Norwegia (Universitas Tromso) dan salah satu pemimpin Advancing Knowledge of Ekspedisi Metana di Kutub Utara (AKMA) dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Selasa (16/5/2023).
Lihat Juga :