Australia Bekali Sejumlah Kapal Komersial dengan Sonar Canggih Pendeteksi Kapal Selam

Sabtu, 06 Mei 2023 - 12:45 WIB
loading...
Australia Bekali Sejumlah...
Angkatan Laut Australia (Royal Australian Navy/RAN) membeli sistem sonar baru yang canggih seharga USD206 juta atau lebih dari Rp3 triliun, untuk mendeteksi kapal selam. Foto/The War Zone/Australian Department of Defense.
A A A
MELBOURNE - Angkatan Laut Australia (Royal Australian Navy/RAN) membeli sistem sonar baru yang canggih seharga USD206 juta atau lebih dari Rp3 triliun, untuk mendeteksi kapal selam. Sonar canggih yang disebut SURTASS-E merupakan susunan sistem hidrofon yang ditarik dengan kapal sipil atau komersial.

Dikutip dari laman Bulgarian Military, Sabtu (6/5/2023), cara kerja sonar sistem hidrofon ini dengan mengubah energi mekanik kapal menjadi sinyal listrik. Sistem hidrofon mengubah gema yang dipantulkan dari kapal di bawah permukaan laut menjadi sinyal listrik.

Dengan menangkap sinyal ini, para ahli di atas kapal dapat menentukan jenis dan kategori kapal selam yang terdeteksi. Sistem sonar hidrofon SURTASS-E bekerja baik ketika kapal melaju dengan kecepatan 3,2 knot.



Pengoperasian sistem sonar canggih SURTASS-E sama dengan Sistem Pengawasan Peperangan Anti-Kapal Selam Bergerak Terjangkau (AMASS) milik Angkatan Laut Amerika Serikat. Untuk Angkatan Laut Australia, sistem sinar SURTASS-E meningkatkan kemampuan mendeteksi dan melacak kapal selam pada jarak yang lebih jauh, termasuk desain kapal selam canggih baru China.

“SURTASS-E akan meningkatkan kemampuan Australia untuk menghadapi ancaman maritim saat ini dan masa depan. Dengan platform taktis deteksi dan isyarat kapal selam musuh, Australia tidak akan kesulitan menggunakan peralatan ini ke dalam angkatan bersenjatanya,” kata Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS (The U.S. Defense Security Cooperation Agency/DSCA) dikutip dari laman The War Zone, Sabtu (6/5/2023).
Australia Bekali Sejumlah Kapal Komersial dengan Sonar Canggih Pendeteksi Kapal Selam


DSCA tidak menyebutkan berapa jumlah sistem sonar canggih SURTASS-E buatan Lockheed Martin yang dibeli Australia. AS dan Australia memiliki sejarah panjang kerja sama perdagangan dan militer, apalagi Australia punya posisi strategis bagi AS di Pasifik Barat.

AS mengatakan sistem sonar SURTASS-E akan dipasang untuk Vessels of Opportunity [VOO] Australia, berupa kapal sipil maupun komersial yang digunakan ketika terjadi kejadian krisis dan bencana. Sistem sonar SURTASS-E diintegrasikan ke dalam kapal sipil atau komersial yang berlayar di perairan laut, mendeteksi kapal selam musuh.



Dengan dilengkapi sistem sonar SURTASS-E, kapal-kapal sipil ini akan dapat mengumpulkan berbagai data objek bawah air, termasuk kapal selam. Akibatnya, sistem sonar SURTASS-E mengubah kapal sipil Australia menjadi alat intelijen kuat yang disamarkan sebagai aktivitas komersial atau sipil.

Bukan hanya Australia, Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China telah mengembangkan dan memperbarui pendekatan semacam ini untuk kegiatan militer pendaratan. China, melakukan latihan serupa menggunakan kapal feri sipil sarat dengan tank dan artileri self-propelled dan berlayar bebas antara Taiwan dan China.
Australia Bekali Sejumlah Kapal Komersial dengan Sonar Canggih Pendeteksi Kapal Selam


Rekaman yang bocor menunjukkan bahwa China telah merancang kargo sipil dan feri sipil untuk melakukan hal yang sama, dengan balok penyangga tambahan dan sistem hidrolik. Peran kapal sipil ini untuk menghilangkan ketegangan dan gaya yang berasal dari lateral gelombang pasang surut.

Penggunaan kapal sipil atau komersial untuk keperluan militer bukanlah hal baru. Ide ini berasal dari masa Perang Dunia Kedua ketika Inggris melakukan evakuasi di Dunderck. Perahu dan kapal kecil sipil menerima panggilan pemerintah Inggris untuk membantu mengevakuasi tentara dari Dunderck yang dibom.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Benarkah Kapal Hantu...
Benarkah Kapal Hantu The Flying Dutchman Itu Ada? Ini Penjelasannya
Membongkar Kisah Bahtera...
Membongkar Kisah Bahtera Nuh: Antara Iman dan Nalar
Benua Australia dan...
Benua Australia dan Asia Diklaim Ilmuwan Bakal Bertabrakan
Ratusan Paus Pembunuh...
Ratusan Paus Pembunuh Terdampar di Pantai Tasmania
Ausralia Sebut Kepulauan...
Ausralia Sebut Kepulauan Cocos Semakin Terancam Hilang Ditelan Ombak
Hampir 2 Juta Petir...
Hampir 2 Juta Petir Menyambar Australia dalam Waktu 24 Jam
9 Pantai Ditutup Gara-gara...
9 Pantai Ditutup Gara-gara Bola Misterius Bertebaran
Google Earth Temukan...
Google Earth Temukan Kapal Es Misterius di Antartika
Bola-bola Misterius...
Bola-bola Misterius Mengandung Zat Mudah Terbakar Terdampar di Pantai Australia
Rekomendasi
Ahok Siap Hadir Penuhi...
Ahok Siap Hadir Penuhi Panggilan Kejagung Besok
Anggota Komisi I DPR...
Anggota Komisi I DPR Fraksi Golkar Dukung Kampanye Nasional Judi Pasti Rugi
Berikut Detail Kesepakatan...
Berikut Detail Kesepakatan Gencatan Senjata Ukraina dan Rusia selama 30 Hari
Berita Terkini
Ini Jadwal Gerhana Bulan...
Ini Jadwal Gerhana Bulan Total di Ramadan 2025, Bisa Lihat di Indonesia?
3 jam yang lalu
Fungsi dan Cara Kerja...
Fungsi dan Cara Kerja Selaput Mata Buaya, Rahasia Unik Sang Predator
4 jam yang lalu
Syarat dan Cara Tukar...
Syarat dan Cara Tukar Uang Secara Online, Praktis Via Situs Resmi BI
5 jam yang lalu
Indonesia dan Masa Depan...
Indonesia dan Masa Depan AI: SDM, Infrastruktur, dan Regulasi Jadi Kunci
6 jam yang lalu
5 Hewan Endemik China...
5 Hewan Endemik China yang Mengejutkan, Salah Satunya Panda Raksasa
8 jam yang lalu
Resmi Hadir di Indonesia,...
Resmi Hadir di Indonesia, HUAWEI Mate X6 Miliki Body Ramping, Tangguh, dan Makin Multitasking
11 jam yang lalu
Infografis
5 Negara NATO dengan...
5 Negara NATO dengan Militer Terkuat Tanpa Amerika Serikat
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved