Microsoft Gandeng AMD Bikin Prosesor AI, Siap Saingi Nvidia
loading...
Microsoft menjalin kerja sama dengan perusahaan AMD untuk meningkatkan ekspansi prosesor AI. Foto/tomshardware/shutterstock
A
A
A
WASHINGTON - Microsoft menjalin kerja sama dengan perusahaan AMD untuk meningkatkan ekspansi prosesor AI. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk bersaing dengan Nvidia yang telah menguasai 80% pasar prosesor AI secara global.
Menurut laporan Bloomberg, Microsoft dan AMD nantinya akan berbagi peran. Microsoft menyediakan sumber daya teknik untuk mendukung AMD mengembangkan prosesor di masa depan.
Sebelumnya ada dilaporkan bahwa AMD membantu Microsoft mengembangkan chip AI yang diberi nama Athena. Ratusan karyawan Microsoft dari divisi silikon sedang mengerjakan proyek tersebut dan total biaya yang dikeluarkan mencapai USD2 miliar.
Popularitas layanan AI seperti ChatGPT membuat permintaan prosesor bertenaga kuat semakin banyak. Prosesor ini nantinya diharapkan mampu menampung beban kerja komputasi besar dalam menjalankan kecerdasan buatan.
Sebagaimana dilansir dari The Verge, Sabtu (6/5/2023), pangsa pasar Nvidia untuk Graphic Processing Unit (GPU) sangat mendominasi sektor ini. Hal ini karena chip tersebut khusus dirancang menyediakan daya komputasi yang cocok dengan AI.
Tingginya permintaan membuat chip GPU khusus Nvidia semakin langka. Sampai saat ini tidak ada chip lain yang kompatibel dengan teknologi tersebut. Hal ini tentunya menjadi masalah bagi Microsoft yang menjalankan layanan AI.
Perusahaan mau tidak mau harus membeli prosesor Nvidia yang harganya mahal. Di tengah persaingan AI yang memanas, AMD menyatakan bahwa perusahaan juga fokus untuk mengembangkan AI.
"Kami sangat senang dengan peluang di pasar AI. Ini adalah prioritas strategis nomor satu kami," kata Chief Executive Officer AMD, Lisa Su.
Su mengklaim bahwa AMD memiliki posisi yang baik untuk membuat chip yang dapat digunakan oleh pelanggan mereka di pusat data AI. Dia juga menyatakan bahwa AMD punya portofolio IP yang sangat lengkap, seperti CPU, GPU, FPGA, SoC adaptif, hingga DPU.
AMD juga meyakini bahwa chip Instinct MI300 bisa diadaptasi untuk beban kerja AI generatif. "MI300 sebenarnya memiliki posisi yang sangat baik untuk beban kerja HPC atau superkomputer serta untuk beban kerja AI," ungkap Su.
Menurut laporan Bloomberg, Microsoft dan AMD nantinya akan berbagi peran. Microsoft menyediakan sumber daya teknik untuk mendukung AMD mengembangkan prosesor di masa depan.
Sebelumnya ada dilaporkan bahwa AMD membantu Microsoft mengembangkan chip AI yang diberi nama Athena. Ratusan karyawan Microsoft dari divisi silikon sedang mengerjakan proyek tersebut dan total biaya yang dikeluarkan mencapai USD2 miliar.
Popularitas layanan AI seperti ChatGPT membuat permintaan prosesor bertenaga kuat semakin banyak. Prosesor ini nantinya diharapkan mampu menampung beban kerja komputasi besar dalam menjalankan kecerdasan buatan.
Sebagaimana dilansir dari The Verge, Sabtu (6/5/2023), pangsa pasar Nvidia untuk Graphic Processing Unit (GPU) sangat mendominasi sektor ini. Hal ini karena chip tersebut khusus dirancang menyediakan daya komputasi yang cocok dengan AI.
Tingginya permintaan membuat chip GPU khusus Nvidia semakin langka. Sampai saat ini tidak ada chip lain yang kompatibel dengan teknologi tersebut. Hal ini tentunya menjadi masalah bagi Microsoft yang menjalankan layanan AI.
Perusahaan mau tidak mau harus membeli prosesor Nvidia yang harganya mahal. Di tengah persaingan AI yang memanas, AMD menyatakan bahwa perusahaan juga fokus untuk mengembangkan AI.
"Kami sangat senang dengan peluang di pasar AI. Ini adalah prioritas strategis nomor satu kami," kata Chief Executive Officer AMD, Lisa Su.
Su mengklaim bahwa AMD memiliki posisi yang baik untuk membuat chip yang dapat digunakan oleh pelanggan mereka di pusat data AI. Dia juga menyatakan bahwa AMD punya portofolio IP yang sangat lengkap, seperti CPU, GPU, FPGA, SoC adaptif, hingga DPU.
AMD juga meyakini bahwa chip Instinct MI300 bisa diadaptasi untuk beban kerja AI generatif. "MI300 sebenarnya memiliki posisi yang sangat baik untuk beban kerja HPC atau superkomputer serta untuk beban kerja AI," ungkap Su.
(wib)
Lihat Juga :
