Teleskop TESS Temukan 329 Exoplanet Baru, NASA Ungkap Fakta Menarik
loading...
Salah satu teleskop luar angkasa milik NASA, yaitu Transiting Exoplanet Survey Satellite/TESS, sudah menemukan sebanyak 329 Exoplanet baru dalam 5 tahun. Foto/NASA
A
A
A
FLORIDA - Salah satu teleskop luar angkasa milik NASA, yaitu Transiting Exoplanet Survey Satellite/TESS, sudah menemukan sebanyak 329 Exoplanet baru dalam 5 tahun. NASA mengungkap fakta menarik bahwa beberapa exoplanet yang ditemukan oleh TESS berada di zona layak huni.
Penemuan exoplanet merupakan salah satu bidang penelitian astronomi terbesar pada tata surya saat ini. Sebagian besar dari studi planet ekstrasurya telah menjadi alat baru yang memungkinkan para ilmuwan untuk menemukan dunia yang jauh lebih mudah daripada sebelumnya.
Generasi baru alat pemburu planet ekstrasurya bisa dibilang dimulai dengan peluncuran Kepler Space Telescope (sekarang sudah pensiun) pada tahun 2009. KST berhenti beroperasi pada tahun 2018 dan tongkat estafet diambil oleh instrumen berikutnya, seperti Satelit Survei Transit Exoplanet atau Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS).
Diluncurkan pada tahun 2018, NASA baru-baru ini merilis beberapa angka pencapaian TESS selama lima tahun pertama di luar angkasa. Saat ini, TESS telah menemukan 329 exoplanet baru yang mengesankan, serta menemukan ribuan kandidat exoplanet lainnya.
Untuk mendeteksi exoplanet, TESS memantau langit dan mengumpulkan gambar dengan total masing-masing 192 juta piksel. Untuk memperoleh satu gambar dikumpulkan data setiap 30 menit atau kurang.
"Volume data TESS berkualitas tinggi yang sekarang tersedia cukup mengesankan. Kami memiliki lebih dari 251 terabyte hanya untuk salah satu produk data utama, yang disebut gambar full-frame. Itu setara dengan streaming 167.000 film dalam full HD," kata ilmuwan proyek TESS Knicole Colón dikutip dari laman Slashgear, Sabtu (22/4/2023).
![Teleskop TESS Temukan 329 Exoplanet Baru, NASA Ungkap Fakta Menarik]()
TESS menggunakan metode deteksi planet ekstrasurya yang disebut metode transit. Di sinilah TESS melihat kecerahan bintang tertentu dari waktu ke waktu. Jika ada planet yang mengorbit bintang tersebut ketika melintas (disebut transit), kecerahan bintang tersebut akan sedikit menurun.
Jika mengamati penurunan kecerahan itu secara berkala, maka dapat mengetahui apakah ada planet di sana dan seberapa cepat planet itu mengorbit bintang itu. Jumlah penurunan kecerahan juga dapat membantu memberikan informasi tentang hal-hal seperti ukuran atau orbit planet juga.
“TESS mengekstrak bagian dari setiap gambar full-frame untuk membuat potongan di sekitar objek kosmik tertentu. Ada lebih dari 467.000 dan bersama-sama membuat catatan detail tentang perubahan kecerahan untuk masing-masing objek," jelas Christina Hedges, pimpinan TESS Kantor Investigasi Umum.
Beberapa exoplanet yang ditemukan oleh TESS berada di zona layak huni, yaitu wilayah di sekitar bintang di mana air dalam bentuk cair mungkin ada di permukaan planet. Lokasi itu bisa jadi adalah dunia tempat menemukan kehidupan yang telah terlihat oleh TESS.
Penemuan exoplanet merupakan salah satu bidang penelitian astronomi terbesar pada tata surya saat ini. Sebagian besar dari studi planet ekstrasurya telah menjadi alat baru yang memungkinkan para ilmuwan untuk menemukan dunia yang jauh lebih mudah daripada sebelumnya.
Generasi baru alat pemburu planet ekstrasurya bisa dibilang dimulai dengan peluncuran Kepler Space Telescope (sekarang sudah pensiun) pada tahun 2009. KST berhenti beroperasi pada tahun 2018 dan tongkat estafet diambil oleh instrumen berikutnya, seperti Satelit Survei Transit Exoplanet atau Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS).
Diluncurkan pada tahun 2018, NASA baru-baru ini merilis beberapa angka pencapaian TESS selama lima tahun pertama di luar angkasa. Saat ini, TESS telah menemukan 329 exoplanet baru yang mengesankan, serta menemukan ribuan kandidat exoplanet lainnya.
Untuk mendeteksi exoplanet, TESS memantau langit dan mengumpulkan gambar dengan total masing-masing 192 juta piksel. Untuk memperoleh satu gambar dikumpulkan data setiap 30 menit atau kurang.
"Volume data TESS berkualitas tinggi yang sekarang tersedia cukup mengesankan. Kami memiliki lebih dari 251 terabyte hanya untuk salah satu produk data utama, yang disebut gambar full-frame. Itu setara dengan streaming 167.000 film dalam full HD," kata ilmuwan proyek TESS Knicole Colón dikutip dari laman Slashgear, Sabtu (22/4/2023).
TESS menggunakan metode deteksi planet ekstrasurya yang disebut metode transit. Di sinilah TESS melihat kecerahan bintang tertentu dari waktu ke waktu. Jika ada planet yang mengorbit bintang tersebut ketika melintas (disebut transit), kecerahan bintang tersebut akan sedikit menurun.
Jika mengamati penurunan kecerahan itu secara berkala, maka dapat mengetahui apakah ada planet di sana dan seberapa cepat planet itu mengorbit bintang itu. Jumlah penurunan kecerahan juga dapat membantu memberikan informasi tentang hal-hal seperti ukuran atau orbit planet juga.
“TESS mengekstrak bagian dari setiap gambar full-frame untuk membuat potongan di sekitar objek kosmik tertentu. Ada lebih dari 467.000 dan bersama-sama membuat catatan detail tentang perubahan kecerahan untuk masing-masing objek," jelas Christina Hedges, pimpinan TESS Kantor Investigasi Umum.
Beberapa exoplanet yang ditemukan oleh TESS berada di zona layak huni, yaitu wilayah di sekitar bintang di mana air dalam bentuk cair mungkin ada di permukaan planet. Lokasi itu bisa jadi adalah dunia tempat menemukan kehidupan yang telah terlihat oleh TESS.
(wib)
Lihat Juga :
