Stonehenge untuk Mengenang Kematian Leluhur, Bukan Kalender Astronomi Kuno

Selasa, 28 Maret 2023 - 19:43 WIB
loading...
Stonehenge untuk Mengenang...
Studi terbaru menyebutkan batu Stonehenge yang terletak berdekatan dengan Amesbury di Wiltshire, Inggris, sekitar 13 kilometer barat laut Salisbury, merupakan peringatan untuk mengenang kematian leluhur. Foto/Live Science
A A A
LONDON - Tujuan utama keberadaan batu kuno Stonehenge yang berusia 5.000 tahun terus menjadi perdebatan para ilmuwan. Studi terbaru menyebutkan batu Stonehenge yang terletak berdekatan dengan Amesbury di Wiltshire, Inggris , sekitar 13 kilometer barat laut Salisbury, merupakan peringatan untuk mengenang kematian leluhur.

Batu pertama di Stonehenge ditempatkan di Inggris selatan sekitar 5.000 tahun yang lalu, dan monumen itu dibangun secara bertahap selama kira-kira 1.000 tahun. Tetapi para peneliti telah memperdebatkan tujuan keberadaannya selama berabad-abad.

Studi baru, yang diterbitkan 23 Maret di jurnal Antiquity, membantah klaim bahwa Stonehenge berfungsi sebagai kalender matahari dengan hitungan 356,25 hari. Dua ilmuwan, matematikawan Giulio Magli dari Politeknik Milan dan astronom Juan Antonio Belmonte dari Institut Astrofisika Kepulauan Canary, mengatakan Stonehenge tidak cukup akurat untuk dijadikan sebagai kalender matahari.



“Dari sudut pandang simbolis, Stonehenge tentu saja terkait dengan fenomena langit. Tapi ini jauh dari penggunaan sebagai kalender raksasa,” kata Magli kepada Live Science, Selasa (28/3/2023). Meskipun dia mendukung Stonehenge sebagai titik balik matahari pertengahan musim dingin dan pertengahan musim panas.

Magli dan Belmonte berpendapat bahwa lingkaran batu berdiri Stonehenge tidak cukup akurat untuk menentukan panjang tahun. Apalagi tidak ada apa pun di Stonehenge yang mewujudkan 12 bulan dalam setahun. Juga tidak ada bukti pertukaran budaya antara Inggris kuno dan Timur Dekat kuno.

Mereka berpikir tujuan utama Stonehenge adalah sebagai bagian dari lanskap seremonial prasejarah yang dibangun untuk mengenang leluhur yang telah meninggal. Penggalian menunjukkan bahwa banyak bagian berbeda dari kompleks megalitik yang luas digunakan untuk penguburan selama ratusan tahun.

Magli mengatakan ini mungkin menjelaskan keselarasannya dengan titik balik matahari musim dingin, yang tampaknya merupakan tanggal tahunan penting yang berkaitan dengan kematian di beberapa agama prasejarah. “Meskipun keselarasan titik balik matahari tahunan terbukti, namun Stonehenge tidak terlalu akurat untuk digunakan sebagai kalender,” katanya.



Pandangan Magli dan Belmonte bertolak belakang dengan penelitian Timothy Darvill, seorang profesor arkeologi dan pakar Stonehenge di Universitas Bournemouth di Inggris. Darvill menyebutkan, batu Stonehenge hampir sama dengan pengukuran yang digunakan untuk kalender matahari hari ini.
Stonehenge untuk Mengenang Kematian Leluhur, Bukan Kalender Astronomi Kuno


Dalam studinya pada Maret 2022 di jurnal Antiquity, Darvill menulis bahwa cincin batu "sarsen" raksasa, berasal dari kata bahasa Inggris abad pertengahan "saracen," yang berarti "kafir", ditempatkan di Stonehenge sekitar tahun 2500 SM. Batu itu berfungsi sebagai kalender matahari, untuk menentukan hari raya atau untuk memperkuat kekuatan politik dengan menunjukkan "kontrol" kosmos.

Darvill menambahkan Stonehenge awalnya ada 30 batu berdiri di lingkaran utama, meskipun sekarang hanya tinggal 17 batu, itu dapat disamakan dengan "bulan" yang terdiri dari 30 hari. Sedangkan lima "trilithon" bagian dalam, dua batu berdiri yang ditutup oleh batu ambang pintu, mewakili lima hari setiap tahun yang tersisa setelah menghitung 12 bulan.

Darvill tetap pada argumennya dan menolak pandangan Magli dan Belmonte. “Apa yang mereka katakan tidak merusak model penting dari struktur sarsen di Stonehenge yang dibangun sebagai manifestasi dari kalender matahari abadi," katanya kepada Live Science.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Lingkaran Misterius...
Lingkaran Misterius Terlihat Berputar-putar di Langit Inggris
Setelah Teluk Amerika,...
Setelah Teluk Amerika, Elon Musk Usulkan Ganti Nama Selat Inggris
Dinding Es Raksaa A23a...
Dinding Es Raksaa A23a Terdeteksi Akan Menghantam Inggris
Struktur Kuno Rujm el-Hiri...
Struktur Kuno Rujm el-Hiri Diklaim Berkaitan dengan Teknologi Astronomi
Hari Ini Jarak Bumi...
Hari Ini Jarak Bumi dengan Bulan Sangat Berdekatan
Staffordshire Hoard,...
Staffordshire Hoard, Koleksi Emas Terbesar yang Pernah Ditemukan
Dituding Gunakan Cara...
Dituding Gunakan Cara Curang, Inggris Kecam Industri Iklan Digital Google
Cincin Emas, Koin Perak...
Cincin Emas, Koin Perak dan Bros Era Romawi Ditemukan di Inggris
Ilmuwan Ungkap Kecanggihan...
Ilmuwan Ungkap Kecanggihan Nan Madol, Kota Hantu di Tengah Samudra Pasifik
Rekomendasi
Menakar Tuntutan Purnawirawan...
Menakar Tuntutan Purnawirawan TNI terhadap Gibran
Iwan Sunito Bagikan...
Iwan Sunito Bagikan Tips Sukses Bisnis di Industri Properti Australia
85 Persen Insiatif Visi...
85 Persen Insiatif Visi 2030 Sudah Tercapai, Akankah Citra Saudi Berubah?
Berita Terkini
Cara Mengunci Aplikasi...
Cara Mengunci Aplikasi di HP Infinix, Penting Dipahami!
7 jam yang lalu
Cara Cek RAM di HP vivo,...
Cara Cek RAM di HP vivo, Pengguna Wajib Tahu!
7 jam yang lalu
Cara Mengganti Bahasa...
Cara Mengganti Bahasa di HP Oppo, Jangan Sampai Keliru!
8 jam yang lalu
Perkuat Identitas dengan...
Perkuat Identitas dengan Tema Retro, LG Mendefinisikan Ulang Pengalaman Konsumen
14 jam yang lalu
7 Cara Mengatasi Ghost...
7 Cara Mengatasi Ghost Touch pada iPhone, Ternyata Mudah!
17 jam yang lalu
iPhone 16 Baru Diluncurkan,...
iPhone 16 Baru Diluncurkan, Pahami Istilah iPhone Inter
18 jam yang lalu
Infografis
Prabowo akan Luncurkan...
Prabowo akan Luncurkan BLT untuk Guru Honorer pada 2 Mei
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved