Foto Donald Trump Ditahan Viral, Ternyata Rekayasa Kecerdasan Buatan untuk Propaganda Politik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Serangkaian foto Donald Trump ditahan oleh pihak kepolisian Amerika Serikat viral. Ternyata itu hasil rekayasa kecerdasan buatan yang digunakan untuk propaganda politik.
Foto itu diketahui terdiri dari empat rangkaian kolase foto. Kolase pertama memperlihatkan empat foto dimana Donald Trump berupaya berontak dari pihak kepolisian yang hendak mengamankan Presiden Amerika Serikat ke-45 itu.
Kolase kedua bahkan lebih mencengangkan lagi. Pasalnya dalam foto itu diperlihatkan upaya DOnald Trump yang kabur dari kejaran polisi. Dalam kolase yang sama juga ditunjukkan foto anak Donald Trump, Donald Trump Jr yang menyemangati ayahnya untuk kabur.
Kolase foto ketiga dan keempat memperlihatkan sekuens yang berbeda. Dalam kolase itu justru ditampilkan foto-foto Donald Trump ketika berada di penjara.
Ada foto yang memperlihatkan Donald Trump tengah membersihkan ruangan penjara dan ada yang menunjukkan Donald Trump yang tengah menangis dengan mengenakan seragam penjara.
Eluna AI, platform sosial media berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) menyebutkan rangkaian kolase foto itu merupakan tanda akan adanya upaya propaganda politik dengan menggunakan teknologi AI. Orang-orang yang memanfaatkan teknologi itu ternyata melihat ada celah yang besar dimana rekayasa foto melalui kecerdasan buatan justru terlihat sempurna atau nyaris nyata.
Hal itu terlihat saat masyarakat Amerika Serikat memercayai kebenaran foto rekayasa itu. "Hasil foto yang dibuat itu sudah ada dalam tahapan foto realisme yang nyari sempurna. Kita sekarang memasuki era baru dimana AI bisa dijadikan propaganda politik," tulis Eluna AI.
Penyalahgunaan kecerdasan buatan memang tidak bisa dihindari. Jauh sebelum teknologi itu dijadikan propaganda politik, penyalahgunaan kecerdasan buatan justru paling sering terjadi di dunia hiburan.
Foto itu diketahui terdiri dari empat rangkaian kolase foto. Kolase pertama memperlihatkan empat foto dimana Donald Trump berupaya berontak dari pihak kepolisian yang hendak mengamankan Presiden Amerika Serikat ke-45 itu.
Kolase kedua bahkan lebih mencengangkan lagi. Pasalnya dalam foto itu diperlihatkan upaya DOnald Trump yang kabur dari kejaran polisi. Dalam kolase yang sama juga ditunjukkan foto anak Donald Trump, Donald Trump Jr yang menyemangati ayahnya untuk kabur.
Kolase foto ketiga dan keempat memperlihatkan sekuens yang berbeda. Dalam kolase itu justru ditampilkan foto-foto Donald Trump ketika berada di penjara.
Ada foto yang memperlihatkan Donald Trump tengah membersihkan ruangan penjara dan ada yang menunjukkan Donald Trump yang tengah menangis dengan mengenakan seragam penjara.
Eluna AI, platform sosial media berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) menyebutkan rangkaian kolase foto itu merupakan tanda akan adanya upaya propaganda politik dengan menggunakan teknologi AI. Orang-orang yang memanfaatkan teknologi itu ternyata melihat ada celah yang besar dimana rekayasa foto melalui kecerdasan buatan justru terlihat sempurna atau nyaris nyata.
Hal itu terlihat saat masyarakat Amerika Serikat memercayai kebenaran foto rekayasa itu. "Hasil foto yang dibuat itu sudah ada dalam tahapan foto realisme yang nyari sempurna. Kita sekarang memasuki era baru dimana AI bisa dijadikan propaganda politik," tulis Eluna AI.
Penyalahgunaan kecerdasan buatan memang tidak bisa dihindari. Jauh sebelum teknologi itu dijadikan propaganda politik, penyalahgunaan kecerdasan buatan justru paling sering terjadi di dunia hiburan.