Kesuksesan ChatGPT Bikin Mark Zuckerberg Kebakaran Jenggot
loading...
A
A
A
MENLO PARK - Kesuksesan ChatGPT tersebut tampaknya membuat perusahaan teknologi raksasa macam Google dan Meta (induk Facebook, Instagram, WhatsApp) ketar-ketir.
Meta berencana menyatukan kembali Messenger di Facebook. Bahkan Facebook diam-diam telah menguji penggunaan fitur chat terbaru itu.
Seperti yang dilansir dari laman The Indian Express, CEO Meta Mark Zuckerberg juga mengatakan bahwa keputusan tersebut akan menghasilkan pengalaman yang lebih baik.
Meski banyak yang tidak menyukai langkah Facebook, pada akhirnya banyak pengguna menerima perubahan tersebut.
Namun tampaknya kebijakan tersebut akan diubah. Facebook dilaporkan sedang mengerjakan fitur chat Messenger dari dalam aplikasi Facebook.
Seperti yang dilaporkan oleh analis media sosial terkenal, Matt Navarra, Facebook tampaknya sedang mengundang pengguna untuk menguji pengalaman menggunakan fitur chat terbaru dari Facebook.
Di Meta, karyawan disebut-sebut telah mendesak perusahaan yang dipimpin oleh Mark Zuckerberg itu untuk mempercepat proses persetujuan AI.
Tujuannya untuk memanfaatkan panggung chatbot kecerdasan buatan yang telah didapatkan oleh ChatGPT saat ini.
Sebenarnya, Meta sudah cukup banyak menjajaki chatbot percakapan AI sumber terbuka (open-source) dalam beberapa tahun terakhir.
Misalnya, Meta meluncurkan BlenderBot generasi pertama (2020), BlenderBot 2.0 (2021), BlenderBot (2022). Namun, ketiganya belum berhasil merebut hati banyak pengguna. Pada bulan Agustus, BlenderBot dilaporkan menyajikan komentar rasis, sehingga "ditinggalkan" Meta.
Setelah BlenderBot, Meta juga meluncurkan tes publik untuk Galactica pada November, tepat sebelum ChatGPT dari OpenAI muncul.
Galactica adalah inisiatif Meta untuk merangkum penemuan penelitian ilmiah dan memudahkan pembuatan teks ilmiah.
Jadi, Galactica dirancang untuk membuat karya ilmiah berdasarkan AI, tak seperti BlenderBot yang dirancang untuk percakapan berdasarkan AI.
Namun, Galactica disebut-sebut hanya bertahan 3 hari saja, sebelum akhirnya dimatikan. Pasalnya, Galactica dikritik menyajikan hasil ringkasan penelitian ilmiahnya yang tidak akurat dan terkadang bias.
Meta berencana menyatukan kembali Messenger di Facebook. Bahkan Facebook diam-diam telah menguji penggunaan fitur chat terbaru itu.
Seperti yang dilansir dari laman The Indian Express, CEO Meta Mark Zuckerberg juga mengatakan bahwa keputusan tersebut akan menghasilkan pengalaman yang lebih baik.
Meski banyak yang tidak menyukai langkah Facebook, pada akhirnya banyak pengguna menerima perubahan tersebut.
Namun tampaknya kebijakan tersebut akan diubah. Facebook dilaporkan sedang mengerjakan fitur chat Messenger dari dalam aplikasi Facebook.
Seperti yang dilaporkan oleh analis media sosial terkenal, Matt Navarra, Facebook tampaknya sedang mengundang pengguna untuk menguji pengalaman menggunakan fitur chat terbaru dari Facebook.
Di Meta, karyawan disebut-sebut telah mendesak perusahaan yang dipimpin oleh Mark Zuckerberg itu untuk mempercepat proses persetujuan AI.
Tujuannya untuk memanfaatkan panggung chatbot kecerdasan buatan yang telah didapatkan oleh ChatGPT saat ini.
Sebenarnya, Meta sudah cukup banyak menjajaki chatbot percakapan AI sumber terbuka (open-source) dalam beberapa tahun terakhir.
Misalnya, Meta meluncurkan BlenderBot generasi pertama (2020), BlenderBot 2.0 (2021), BlenderBot (2022). Namun, ketiganya belum berhasil merebut hati banyak pengguna. Pada bulan Agustus, BlenderBot dilaporkan menyajikan komentar rasis, sehingga "ditinggalkan" Meta.
Setelah BlenderBot, Meta juga meluncurkan tes publik untuk Galactica pada November, tepat sebelum ChatGPT dari OpenAI muncul.
Galactica adalah inisiatif Meta untuk merangkum penemuan penelitian ilmiah dan memudahkan pembuatan teks ilmiah.
Jadi, Galactica dirancang untuk membuat karya ilmiah berdasarkan AI, tak seperti BlenderBot yang dirancang untuk percakapan berdasarkan AI.
Namun, Galactica disebut-sebut hanya bertahan 3 hari saja, sebelum akhirnya dimatikan. Pasalnya, Galactica dikritik menyajikan hasil ringkasan penelitian ilmiahnya yang tidak akurat dan terkadang bias.
(wbs)