Branding yang Jitu dan Tepat Sasaran Bisa Auto Cuan! ft. @mariodevan

Jum'at, 17 Februari 2023 - 13:22 WIB
loading...
Branding yang Jitu dan Tepat Sasaran Bisa Auto Cuan! ft. @mariodevan
Mario Devan memiliki perjalanan menarik dalam membangun branding dan digital marketing. Foto/DOK. MNC Media.
A A A
JAKARTA - Di tengah ketatnya persaingan era digital, menjadi berbeda dan memiliki nilai jual menjadi modal penting untuk bisa sukses bertahan. Ciri khas dan value itulah yang coba diraih lewat sebuah “branding” .

Sebuah usaha yang juga dirintis oleh Mario Devan, konten kreator sekaligus creative digital consultant. Tidak hanya membangun branding untuk dirinya, Mario Devan aktif membagikan ilmu yang ia miliki dan membantu banyak pihak membangun branding itu sendiri.

Salah satunya melalui akun media sosialnya @mariodevan. Walau citra konsultan dan mentor di dunia digital marketing saat ini sudah melekat, namun siapa sangka Mario memulai jejak digitalnya sebagai seorang blogger yang aktif membahas mengenai otomotif.

Dari dunia otomotif, Mario perlahan menemukan jalan untuk belajar mengenai digital marketing saat mengerjakan strategi digital sebuah perusahaan otomotif. Dengan pengalaman yang ia miliki, Mario sadar bahwa masih banyak keresahan yang muncul mengenai cara berjualan di dunia digital.

Berangkat dari keresahan itulah, Mario mulai membangun akunnya di media sosial sekaligus membina berbagai komunitas dan individu melalui pelatihan hingga seminar langsung. Perjalanan sebagai konten kreator dan mentor pun harus dilalui Mario dengan sederet tantangan.

Mengerjakan kedua profesi tersebut secara sekaligus ternyata cukup membuat dirinya kewalahan hingga berdampak pada menurunnya kuantitas produksi konten di media sosial. Selama sekitar 2 bulan absen berdampak pada menurunnya engagement dan followers.



Selain itu menjadi konten kreator kadang harus dihadapkan pada kenyataan bahwa hasil tidak selalu sesuai ekspektasi. Kadang konten yang sudah dirancang maksimal ternyata tidak mendapat respon yang diharapkan.

Sementara ketika menjadi mentor, Mario juga menemukan sejumlah kesulitan. Mulai dari menerima penolakan hingga dipersulit saat akan memberikan pendampingan pada komunitas.

“Kita kan masuk ke desa-desa ya. Ini ngapain sih saya harus ngeluarin duit segini. Ya kita harus jelasin, kalau di edukasi memang nggak langsung dapat impact. Beda dengan bangun jalan atau bangun pasar, ada nih bangunannya. Tapi kalau di edukasi kan setahun dua tahun baru bisa kita rasain”, tutur Mario saat menceritakan mengenai penolakan yang ia alami.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2713 seconds (0.1#10.140)