Startup Ukraina Ramaikan CES 2023 meski Dihadang Perang
Selasa, 10 Januari 2023 - 06:30 WIB
JAKARTA - Belasan perusahaan rintisan atau startup asal Ukraina masih bisa meramaikan pameran elektronik, Consumer Electronic Show (CES) 2023 di Las Vegas, Amerika Serikat akhir pekan kemarin. Mereka berhasil datang meski dihadang perang Rusia dan Ukraina yang membuat mereka kesulitan bekerja dan berinovasi.
Ambil contoh startup medis Knopka yang dirintis Ivan Osadchyy. Di ajang CES 2023 Ivan Osadchyy membawa perangkat nirkabel untuk kebutuhan perawatan medis. Kopka bisa memberikan informasi cepat kepada perawat apabila pasien yang tengah dirawat berada dalam kondisi kritis.
Untuk membuat perangkat terseburt Ivan Osadchyy mengaku butuh banyak pengorbanan. Perang Rusia dan Ukraina membuat aliran listrik jadi terbatas. Alhasil mereka jadi semakin sulit bekerja.
Tidak hanya itu Ivan Osadchyy juga kesulitan untuk mempraktekkan Kopka secara langsung. Pasalnya dua rumah sakit yang biasa bekerja sama dengannya justru hancur karena perang Rusia dan Ukraina.
"Kami bahkan terus bekerja di musim dingin tanpa adanya pemanas," ujar Ivan Osadchyy.
Alhasil dia benar-benar senang bisa hadir di CES 2023 mewakili Ukraina. Hal yang sama juga dirasakan Valentyn Frechka, pendiri Releaf Paper. Perang Rusia dan Ukraina membuat Releaf Paper terpaksa keluar dari Ukraina ke Prancis.
Dia mengatakan kesulitan yang terjadi karena perang membuat mereka harus terus berinovasi. "Ada sisi positifnya dimana kami tetap berupaya berinovasi dan akhirnya berhasil menemukan partner-partner baru," jelasnya.
Sementara Karina Kudriavtseva dari Ukrainian Startup Fund mengatakan sejak perang Rusia dan Ukraina terjadi setahun yang lalu, perusahaan rintisan Ukraina masih terus bekerja.
"Kondisi saat ini memang berubah, namun itu membuat mereka kuat karena para pekerja startup terus bekerja untuk menyelamatkan perusahaan, tim, bisnis, dan tentunya hidup mereka," jelas Karina Kudriavtseva.
Ambil contoh startup medis Knopka yang dirintis Ivan Osadchyy. Di ajang CES 2023 Ivan Osadchyy membawa perangkat nirkabel untuk kebutuhan perawatan medis. Kopka bisa memberikan informasi cepat kepada perawat apabila pasien yang tengah dirawat berada dalam kondisi kritis.
Untuk membuat perangkat terseburt Ivan Osadchyy mengaku butuh banyak pengorbanan. Perang Rusia dan Ukraina membuat aliran listrik jadi terbatas. Alhasil mereka jadi semakin sulit bekerja.
Tidak hanya itu Ivan Osadchyy juga kesulitan untuk mempraktekkan Kopka secara langsung. Pasalnya dua rumah sakit yang biasa bekerja sama dengannya justru hancur karena perang Rusia dan Ukraina.
"Kami bahkan terus bekerja di musim dingin tanpa adanya pemanas," ujar Ivan Osadchyy.
Alhasil dia benar-benar senang bisa hadir di CES 2023 mewakili Ukraina. Hal yang sama juga dirasakan Valentyn Frechka, pendiri Releaf Paper. Perang Rusia dan Ukraina membuat Releaf Paper terpaksa keluar dari Ukraina ke Prancis.
Dia mengatakan kesulitan yang terjadi karena perang membuat mereka harus terus berinovasi. "Ada sisi positifnya dimana kami tetap berupaya berinovasi dan akhirnya berhasil menemukan partner-partner baru," jelasnya.
Sementara Karina Kudriavtseva dari Ukrainian Startup Fund mengatakan sejak perang Rusia dan Ukraina terjadi setahun yang lalu, perusahaan rintisan Ukraina masih terus bekerja.
"Kondisi saat ini memang berubah, namun itu membuat mereka kuat karena para pekerja startup terus bekerja untuk menyelamatkan perusahaan, tim, bisnis, dan tentunya hidup mereka," jelas Karina Kudriavtseva.
(wsb)
tulis komentar anda