5,3 Miliar Smartphone Menjadi Sampah pada 2022
Minggu, 16 Oktober 2022 - 07:06 WIB
BEIJING - Sekitar 5,3 miliar smartphone diperkirakan menjadi bagian dari limbah elektronik atau e-waste pada akhir tahun 2022
Seperti dilansir dari BBC, Minggu (16/10/2022), Forum Waste Electrical and Electronic Equipment (WEEE) membuat perkiraan berdasarkan data perdagangan global dengan fokus pada masalah sampah elektronik yang terus meningkat.
Mereka yang menyimpan ponsel lama sebagai suvenir dianggap mengabaikan fakta bahwa gadget tersebut memiliki mineral berharga yang dapat diambil jika diserahkan untuk didaur ulang.
Ini karena bahan-bahan seperti tembaga dalam kabel, kobalt dalam baterai isi ulang, dan bahan-bahan perlu ditambang untuk produksi perangkat baru.
"Smartphone adalah salah satu produk elektronik yang paling mengkhawatirkan bagi kami.
"Orang cenderung tidak menyadari bahwa semua barang tersebut memiliki mineral berharga dan mewakili jumlah yang besar di tingkat global," kata direktur jenderal WEEE, Pascal Leroy.
Lebih dari 16 miliar ponsel diproduksi di seluruh dunia dengan setidaknya sepertiga dari jumlah itu tidak lagi digunakan di Eropa.
WEEE juga menghadirkan masalah yang signifikan mengenai pengumpulan sampah elektronik secara keseluruhan dan tidak terbatas pada ponsel.
Badan tersebut menginformasikan bahwa ponsel merupakan bagian kecil dari 44,48 juta ton sampah elektronik yang menumpuk di seluruh dunia setiap tahun yang tidak didaur ulang.
Mereka mempelajari bagaimana mesin cuci, pemanggang roti, tablet, komputer, dan perangkat sistem penentuan posisi global (GPS) akan menambah hingga 74 juta ton sampah per tahun pada tahun 2030.
Seperti dilansir dari BBC, Minggu (16/10/2022), Forum Waste Electrical and Electronic Equipment (WEEE) membuat perkiraan berdasarkan data perdagangan global dengan fokus pada masalah sampah elektronik yang terus meningkat.
Mereka yang menyimpan ponsel lama sebagai suvenir dianggap mengabaikan fakta bahwa gadget tersebut memiliki mineral berharga yang dapat diambil jika diserahkan untuk didaur ulang.
Ini karena bahan-bahan seperti tembaga dalam kabel, kobalt dalam baterai isi ulang, dan bahan-bahan perlu ditambang untuk produksi perangkat baru.
"Smartphone adalah salah satu produk elektronik yang paling mengkhawatirkan bagi kami.
"Orang cenderung tidak menyadari bahwa semua barang tersebut memiliki mineral berharga dan mewakili jumlah yang besar di tingkat global," kata direktur jenderal WEEE, Pascal Leroy.
Lebih dari 16 miliar ponsel diproduksi di seluruh dunia dengan setidaknya sepertiga dari jumlah itu tidak lagi digunakan di Eropa.
WEEE juga menghadirkan masalah yang signifikan mengenai pengumpulan sampah elektronik secara keseluruhan dan tidak terbatas pada ponsel.
Badan tersebut menginformasikan bahwa ponsel merupakan bagian kecil dari 44,48 juta ton sampah elektronik yang menumpuk di seluruh dunia setiap tahun yang tidak didaur ulang.
Mereka mempelajari bagaimana mesin cuci, pemanggang roti, tablet, komputer, dan perangkat sistem penentuan posisi global (GPS) akan menambah hingga 74 juta ton sampah per tahun pada tahun 2030.
(wbs)
tulis komentar anda