Banyak Gletser Mencair, Beruang Kutub Ubah Cara Berburu Agar Tidak Mati Kelaparan
Sabtu, 18 Juni 2022 - 22:13 WIB

Seekor beruang kutub berjalan di atas es glasial di Greenland Tenggara pada tahun 2016. Foto/File/Kristin Laidre/University of Washington/ Science News
WASHINGTON - Beruang kutub di Greenland telah beradaptasi untuk berburu dari es yang telah terlepas dari gletser yang mencair karena pemanasan global. Beruang kutub mengubah cara berburu mangsa karena tempat alami mereka di atas es laut mulai berkurang.
Populasi beruang yang berbeda secara genetik dan terisolasi di sepanjang pantai tenggara Greenland menggunakan cara berburu yang inovatif untuk mencegah kelaparan ketika tidak ada lagi lapisan es laut. Beruang kutub bergantung pada platform es untuk berburu makanan, terutama anjing laut.
Es laut hanya tersedia di Greenland Tenggara selama empat bulan dalam setahun, dari Februari hingga Mei. Sisa tahun ini, beruang kutub berburu dari bongkahan es air tawar yang telah memecahkan Lapisan Es Greenland.
“Beruang kutub terancam oleh hilangnya es laut karena perubahan iklim. Populasi baru ini memberi kita beberapa wawasan tentang bagaimana spesies ini dapat bertahan di masa depan,” kata Kristin Laidre dari Laboratorium Fisika Terapan Universitas Washington dikutip SINDOnews dari laman Science News, Sabtu (18/6/2022).
Baca juga; Gletser Kiamat Antartika Mencair Lebih Cepat, Kondisinya Bikin Ngeri Seluruh Dunia
Populasi beruang yang berbeda secara genetik dan terisolasi di sepanjang pantai tenggara Greenland menggunakan cara berburu yang inovatif untuk mencegah kelaparan ketika tidak ada lagi lapisan es laut. Beruang kutub bergantung pada platform es untuk berburu makanan, terutama anjing laut.
Es laut hanya tersedia di Greenland Tenggara selama empat bulan dalam setahun, dari Februari hingga Mei. Sisa tahun ini, beruang kutub berburu dari bongkahan es air tawar yang telah memecahkan Lapisan Es Greenland.
“Beruang kutub terancam oleh hilangnya es laut karena perubahan iklim. Populasi baru ini memberi kita beberapa wawasan tentang bagaimana spesies ini dapat bertahan di masa depan,” kata Kristin Laidre dari Laboratorium Fisika Terapan Universitas Washington dikutip SINDOnews dari laman Science News, Sabtu (18/6/2022).
Baca juga; Gletser Kiamat Antartika Mencair Lebih Cepat, Kondisinya Bikin Ngeri Seluruh Dunia
Lihat Juga :