Elon Musk Tuduh Twitter Merusak Demokrasi dan Kebebasan Berbicara

Minggu, 27 Maret 2022 - 07:30 WIB
CEO Tesla Elon Musk kecewa karena Twitter tidak memberikan kebebasan berbicara. Foto/IST
JAKARTA - CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk menuduh Twitter telah merusak demokrasi karena tidak memberikan kebebasan berbicara yang sebenarnya. Tuduhan itu disuarakannya lewat akun twitter resmi milik pria kelahiran 28 Juni 1971 itu.

Elon Musk menuliskan Twitter sebagai tempat umum atau publik telah gagal memberikan kebebasan berbicara pada penggunanya. Padahal menurutnya prinsip kebebasan berbicara adalah inti dasar dari demokrasi.

"Apakah saat ini platform baru sangat dibutuhkan," tulis Elon Musk .



Sebelum menuduh Twitter merusak demokrasi dn kebebasan berbicara, terlebih dulu salah satu manusia terkaya di dunia itu juga membuat sebuah polling. Dalam polling itu dia menanyakan kepada pengikutnya apakah Twitter memang mengikuti prinsip kebebasan berbicara.





Hasilnya sebanyak 70,4 persen pengikut Elon Musk di Twitter yang berjumlah 71,4 juta orang itu mengaku kecewa dengan sosial media buatan Jack Dorsey itu. "Perlu diingat, hasil polling ini akan sangat penting. Jadi tentukan pilihan dengan bijak," ungkap Elon Musk.

Tuduhan Elon Musk tentang Twitter sebenarnya sangat kontras dengan apa yang telah dilakukannya. Elon Musk merupakan sosok yang paling rajin menulis di Twitter.

Unggahan-unggahannya di Twitter bahkan selalu kontroversial dan tanpa sensor. Mulai dari unggahan yang tiba-tiba merusak pasar kripto tanpa alasan yang jelas, menuduh orang sebagai pedofil hingga mengajak Presiden Rusia Vladimir Putin adu jotos. Baru-baru ini dia bahkan meledek FBI yang dianggap gagal dalam bekerja.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More